BAB 21

6.3K 406 9
                                    

“Di mana Eleanor?” Quinn menatap tajam pelayan pribadi Eleanor, “Katakan padanya aku menyuruhnya datang sekarang juga!” Quinn marah.

“Ehm…, Paduka Raja. Itu… anu… Paduka Ratu,” Nicci bingung, “Dia… Paduka Ratu…”

Quinn menghela nafas.

Kemarin malam ketika Eleanor masih terlihat segar bugar ketika mereka akan kembali ke Tognozzi, Quinn sempat curiga kakak beradik Krievickie tidak melakukan tugas mereka. Namun ketika Eleanor terus berpegang padanya ketika mereka sudah memasuki kapal, Quinn tahu keduanya telah berhasil tanpa sedikit pun menimbulkan kecurigaan Eleanor. Hanya semangat Eleanorlah yang membuat obat itu tidak bekerja seperti yang diharapkan Quinn.

Eleanor sempat membuat keributan ketika ia tiba-tiba terjatuh tak lama setelah kapal meninggalkan Corogeanu. Quinn segera mengatasi keadaan dengan membawa Eleanor ke kamar dan memanggil Lawrence untuk memeriksanya. Tentu saja keduanya tahu apa yang membuat Eleanor tiba-tiba jatuh pingsan namun tak seorang pun dari mereka yang membuka suara.

Lawrence sempat mengagumi daya tahan Eleanor pada obat tidurnya. Namun ia yakin, Eleanor akan terus tertidur hingga mereka mencapai Istana. Dan memang itulah yang terjadi. Eleanor terus tidur hingga pagi ini!

Ketika Eleanor muncul di Ruang Makan dengan wajah cerianya, Quinn yakin gadis itu tidak tahu apa yang membuatnya pingsan kemarin malam. Namun rupanya ia terlalu menyepelekan Eleanor. Gadis cerdas itu pasti tahu apa yang sudah diperbuatnya dan sekarang ia memberikan pembalasannya!

Pagi ini ia sudah memberitahu Eleanor mereka akan menghadiri sebuah perjamuan sosial. Sekarang, gadis itu menghilang. Seharusnya ia sudah tahu akan begini jadinya. “Ke mana dia?”

Nicci terkejut.

“Ke mana biasanya dia menghilang?”

Nicci sadar ia tidak bisa berbohong pada Raja Quinn. “Baju pelayan yang Paduka Ratu minta tidak ada di tempatnya,” Nicci memberitahu dengan hati-hati. Matanya terus mengawasi setiap perubahan di wajah tampan Quinn, “Mungkin Paduka Ratu pergi ke Loudline. Paduka Ratu suka pergi ke Loudline dengan menyamar sebagai pelayan Earl Hielfinberg.”

Dengan tingkah Eleanor yang seperti itu, Quinn sama sekali tidak terkejut. “Nicci, kau bisa mencarikan baju pelayan untukku?”

Nicci terperanjat. “Paduka, Anda… Anda… tidak bermaksud… bukan?”

“Seseorang harus menjemput Eleanor.”

“Anda bisa mengirim saya untuk menjemput Eleanor. Saya tahu di mana biasanya Ratu berada.”

“Aku tidak ingin mengulangi perintahku, Nicci,” Quinn memperingati.

“B-baik, Paduka. Hamba akan segala melaksanakan perintah Anda,” Nicci langsung bergegas pergi.

Kalau semua orang mengatakan Eleanor adalah satu-satunya orang yang bisa menghadapi amarahnya, Quinn pun mempunyai kepercayaan diri ia adalah satu-satunya orang yang bisa mengatasi pemberontakan Eleanor.

Quinn menghela nafas. Tampaknya hari ini ia tidak akan bisa ke mana-mana. Ia harus mengirim seseorang ke perjamuan itu.

“Paduka,” Jancer, sang Kepala Pengawal Istana muncul dengan wajah pucatnya, “Saya telah mendengarnya. Saya bisa mengirim pasukan untuk menjemput Paduka Ratu.”

Quinn tidak terkejut melihat wajah panik pria itu. “Harus aku sendiri yang menjemput Eleanor.”

“Saya akan mengatur pasukan untuk menemani Anda.”

“Tidak, Jancer. Aku tidak mau dikawal,” perkataan Quinn membuat Jancer membelalak, “Aku punya tugas lain untukmu.”

Jancer tidak mengerti rajanya. Semenjak kehadiran Eleanor di Istana ini, Quinn mulai berubah. Sekarang ia menjadi seseorang yang benar-benar tidak dikenal Jancer.

Ratu Pilihan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang