BAB 11

5.8K 422 7
                                    

“Akhirnya kita kembali ke Viering,” Simona memandang pelabuhan dari atas dek kapal. “Rasanya sudah lama kita meninggalkan tempat ini.”

“Memang sudah lama,” Mathias menggerutu. “Apa yang akan dikatakan Quinn nanti?”

“Kau masih menyalahkan aku!?” protes Simona. “Ternyata Quinn jauh lebih penting bagimu daripada aku.” Ia membuang muka dan memanjang wajah cemberutnya.

“Bukan, bukan seperti itu,” Mathias cepat-cepat menghibur istrinya, “Bagiku kau adalah segalanya. Aku rela kehilangan segalanya asal kau bisa berada di sisiku. Kau adalah matahariku,” Mathias memegang dagu istrinya, “Tiada ciptaan yang lebih indah darimu.”

Simona melingkarkan tangannya di leher Mathias dan bergelayut manja.

“Kau benar-benar mempesona,” Mathias menunduk mencium istrinya, “Katakan bagaimana mungkin aku bisa menemukan wanita sesempurna dirimu. Ini adalah keajaiban yang luar biasa.”

“Kau memang pandai menggoda,” balas Simona manja.

Kapal pribadi keluarga Soyoz merapat di Tognozzi. Para awak kapal langsung sibuk dengan ritual pendaratan mereka.

“Kita sudah merapat,” Mathias memberitahu istrinya.

“Aku sudah merindukan tempat tidurku di Arsten.”

“Kau memang seorang babi,” Mathias menjentik hidung Simona, “Babi yang cantik.”

Simona tersenyum manja.

Beberapa awak kapal sibuk merapikan kembali layar kapal dan beberapa sibuk menjatuhkan jangkar ke dalam laut. Beberapa sibuk memperhatikan jarak antara dermaga dan lambung kapal. Beberapa sibuk mempersiapkan jalan antara kapal dan dermaga.

Mathias menuntun istrinya ke kereta keluarga Soyoz yang telah menanti mereka.

“Selamat datang kembali, Yang Mulia,” sang kurir Binkley menyambut.

“Apakah Quinn mencariku selama aku tidak ada?”

“Tidak, Yang Mulia,” jawab pria itu, “Paduka tidak pernah mengirim utusan untuk mencari Anda.”

Mathias terpekur. Ini bukan cara Quinn. Biasanya Quinn pasti akan langsung menyerbu Arsten setiap kali ia merasa sesuatu yang salah telah dilakukannya. Quinn tidak akan melepaskannya begitu saja sampai ia berhasil menemukannya dan memarahinya sampai puas.

Namun, semenjak ia meninggalkan Viering hari itu, ia sama sekali tidak pernah melihat pasukan utusan Quinn. Ia juga tidak pernah melihat sebuah pengejaran tengah dilakukan. Sebaliknya, ia melihat perkembangan keadaan di Viering yang akhirnya berbuah pada pernikahan Quinn.

Walau ia berada di luar negeri, ia tidak pernah ketinggalan berita dalam Viering. Cerita tentang Quinn adalah sebuah subyek yang tidak akan pernah dilepaskan oleh mata para kuli tinta itu. Ia cukup terkenal di dunia sebagai seorang Raja Muda yang tangkas dan tampan.

Effect peristiwa Red Invitation cukup besar di Viering. Bagi negara lain di luar Viering, ini adalah peristiwa yang mempengaruhi pemerintahan Viering dari seorang Raja yang bijaksana ke seorang Raja remaja yang patut diragukan. Sebuah perubahaan yang sedikit banyak akan mempengaruhi hubungan kedua negara.

Sebelum Quinn naik tahta, ia telah bersinar di Viering. Almarhum Paduka Raja Alvaro dan Ratu Esther begitu menyayangi dan memanjakan putra tunggalnya. Seisi Viering juga memanjakannya. Bukan hanya karena ia adalah satu-satunya putra raja yang mereka sanjung tetapi juga karena tingkah lakunya yang manis dan rupanya yang menawan. Quinn adalah seorang anak yang manja sebelum Red Invitation. Ia sama sekali tidak pernah terlibat dalam urusan pemerintahan Viering sebelum ayahnya mangkat.

Ratu Pilihan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang