Earl termangu menatap gambar diri istrinya yang telah lama tiada.
“Apakah keputusanku ini tepat, Virgie?” ujarnya, “Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan?”
Kemarin ketika Grand Duke mengungkapkan lamarannya itu, satu-satunya reaksi yang ditemukan Earl adalah berseru dengan keras,
“APA!?”
“Bukan. Bukan itu,” Grand Duke buru-buru menjelaskan, “Maksudku, aku ingin dia menikah dengan Paduka Raja.”
Earl membelalak.
“Paduka telah setuju menikahi Eleanor.”
Earl duduk kaget. “Tidak mungkin, Bernard. Kau mengenal Eleanor. Ia… ia tidak pantas menjadi seorang Ratu.”
“Sebaliknya,” Grand Duke berkata penuh percaya diri, “Aku pikir hanya dia yang pantas.”
Earl membisu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Hingga saat ini pun ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
“Katakan padaku, Virgie bila keputusanku ini tepat,” lagi-lagi ia bergumam.
Eleanor membuka pintu Ruang Perpustakaan. Ia melihat ayahnya sedang berdiri menatap lukisan diri ibunya. Seperti yang dikatakan Nicci, ia tampak begitu galau.
“Mama memang cantik. Ia adalah wanita paling cantik yang pernah aku temui,” Eleanor berdiri di samping ayahnya.
Earl menatap putrinya lalu kembali ke lukisan istrinya. “Ia adalah wanita yang hebat.”
“Aku menyayanginya,” Eleanor memeluk ayahnya, “Aku juga menyayangi Papa.”
Earl melingkarkan tangan di pundak Eleanor. “Bagaimana perjalananmu ke kota?”
Eleanor tidak terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia yakin ayahnya tahu kebiasaannya ini. Selama ini tidak seorang pun dari mereka yang membicarakannya.
“Menarik,” jawab Eleanor, “Aku bertemu Derrick. Saat ini ia sedang dikerumuni orang-orang yang ingin mendaftarkan diri pada Bernard.” Eleanor tertawa geli membayangkan reaksi Derrick mendapat serbuan para wanita yang penuh ingin tahu itu.
Earl mendesah panjang.
Eleanor terkejut. “Apa yang terjadi, Papa? Sepertinya kau tidak senang mendengarnya.”
“Kurasa kita perlu duduk,” Earl membimbing Eleanor ke sofa.
Sikap Earl yang lain dari biasanya itu membuat Eleanor curiga.
“Dengarlah apa yang akan kukatakan padamu.”
Eleanor dapat mencium ketidakberesan.
“Kau tahu Bernard mendapat tugas penting dari Paduka Raja, tugas yang sangat penting, tugas yang menyangkut masa depan Viering.”
“Ya,” Eleanor mengangguk. “Ia ditugasi untuk menemukan gadis yang tepat untuk menjadi Ratu Viering.”
“Aku yakin kau telah mendengar kabar Bernard telah menentukan pilihannya,” kata Earl kemudian.
Eleanor terperanjat. Apakah mungkin berita yang baru didengarnya pagi ini benar? Bernard pasti tidak akan melakukan itu. Ia pasti tidak akan mengorbankan putrinya sendiri walau ia tahu ini demi masa depan Viering. Hanya orang tolollah yang tidak tahu pernikahan ini hanyalah demi menyelamatkan muka Viering.
“Papa… kau tidak mengatakan itu, bukan. Itu tidak mungkin terjadi.”
“Ya, Eleanor,” Earl berkata dengan penuh penyesalan, “Bernard memilihmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Pilihan (Tamat)
FantasyStory From Sherls Astrella Nov 2007 - Des 2007 ♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧ Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Quinn tahu ia harus melakukan sesuatu untuk kehormatan kerajaannya. Rakyat sudah berspekulasi Rajanya akan...