19

906 30 0
                                    

Bel istiraht belum berbunyi tetapi hari ini para guru sibuk rapat untuk merayakan ulang tahun sekolah.
Jam kosong tersebut tak disia-sia kan oleh 4 siswi, siapa lagi jika bukan Kyara Delia Metha dan Dani, mereka berempat menghabiskan waktu jam bebas mereka untuk pergi ke kantin, menurut mereka kantin itu tempat yang nyaman walaupun mereka hanya duduk dan membicarakan hal yang belum tentu penting.

"gue rasa, selama lo udah nggak sama Farrel sekarang lo deket sama Kak Dimas" pembukaan topik yang cukup tak mengenakan keluar dari mulut Metha.

"enggak juga. Gue sama Kak Dimas deket karna tugas kita sebagi OSIS, lo tau sendirikan kalau sekolah kita akan ada acara dalam beberapa hari kedepan?" tanya Kyara membalasan ucapan Metha.

"Gak papa kali Ra. Gue setuju kok kalo lo sama Kak Dimas daripada lo sama Fa--"

"Ta! Udah deh apaan sih lo"Delia memotong perkataan Metha, terdapat sorot tajam dari mata Delia menatap Metha

"iya iya Del..tajem bener tatapan lo" nyali Metha menciut begitu melihat tatapan tajam Delia. Tatapan yang mengisyaratkan Metha untuk tidak melanjutka ucapannya.

"tapi ya Ra, sampai kapan lo kaya gini? Sekali aja dengerin penjelasan Farrel, apa susahnya sih?"
Tanya Dani, Kyara diam untuk beberapa saat,
Menghela nafas beberapa kali, menahan maran yang siap meledak.

"lo nggak ngerasain jadi diem" jawaban yang sangat singkat dan pedas yang pernah  diucapkan Kyara.
Dani cukup kaget mendengar jawabnya, untuk pertma kalinya Kyara menjawab pertanyaannya sesingkat itu.

"kenapa? Bener yang Dani bilang, harusnya lo dengerin Farrel sebentar aja" Sahut Delia.
Kali ini giliran Kyara yang heran. Bagaimana bisa Delia mengatakannya, padahal dia sendiri melihat kejadian itu.

"bahkan lo menyaksikan sendiri Del. Dan sekarang lo ada dipihaknya?"

"ini bukan soal pihak memihak Ra! Kita udah gede, lo pikir kalo hanya diem-dieman gini bisa menyelesaikan masalah?enggak Ra! Yang ada bakal ada masalah yang baru, mungkin aja Farrel punya alasan tersendiri!" jawaban panjang Delia, suaranya bahkan mengalahkan keramaian kantin saat itu. Sekarang beberapa pasang mata sedang menyaksikan perdebatan mereka.

Kyara hanya diam, ya Delia adalah sosok orang yang pandai membungkan mulut orang, beberapa saat lalu Metha yang dibungkam sekarang giliran Kyara.
Bukannya takut untuk berdebat dengan Delia tapi Kyara tak menemukan jawaban yang tepat untuk pernyataan Delia.

"udah! Apa-apaan sih ini! Lo Del, lo itu kerasukan iblis dari mana sih? Biasanya lo nggak punya suara bahkan malas untuk berdebat, sekalinya bicara banyak sepedes itu?. Dan lo Ra! Udah ya nggak usah dilanjutin perbebatan unfaedah ini, tapi coba pikirin apa yang di omongin Delia, kita tau Delia nggak mungkin bilang gitu kalo nggak ada alasannya juga!. Kalian sadar kita lagi jadi tontonan sekarang, malu-maluin tau!" penjelasan panjang lebar kali tinggi dari Dani, nadanya tak kalah keras dari Delia.

Setelah perdebatan itu suasan menjadi canggung. Dani lebih memilih memainkan ponselnya, Metha udah nggak berani bicara apa-apa lagi, ia takut jika satu perkataannya dapat memicu perdebatan lagi sedangkan Kyara dan Delia sibuk dengan pikirannya masing-masing, hingga bunyi ponsel Dani memecah keheningan.

"bentar gue angkat telfon dulu" pamit Dani kepada 3 temannya, ia tau resiko jika mengangkat telfon dari orang tersebut dihadapat teman-temannya, hingga ka memutuskan untuk pergi ke toilet untuk mengangkat telfon itu.

"hallo?"

"Dan, gue mau tanya gimana kabar-"

"dia gapapa Rel, dia sehat..sangat sehat. Lo mau tanya kabar Kyarakan?. Udah bosen gue sama pertanyyan lo" Dani  menyela perkataan Farrel,
Semenjak malam itu Kyara sudah tak memperdulikan Farrel, dan malam itu juga terakhir kalinya Kyara mengangkat Telfon Farrel.
Dan semenjak itu juga Dani menjadi sumber informasi Farrel untuk menanykan kabar Kyara.
Entah apa yang membuat Farrel seperti itu

"tau aja lo dan"

"ini terakhir kalinya gue ngasih tau lo kabar Kyara. Besok udah enggak lagi. Lo tau baru aja Seorang Kyara adu mulut sama Delia. Gara-gara lo ngerti!"

"Delia sama Kyara!? Jangan becanda deh Dan, Kyara sama Delia itu udah kaya upin ipin"
Farrelpun kaget mendengar Kyara adu mulut dengn Delia. Kok bisa? Itu yng dipikikan Farrel.

"lo juga! Jadi cowo yng gentle dikit gitu! Temuin Kyara jelasin semuanya apa gimana. Nah lo,beraninya tanya kabar diem-diem gini, gue bukan bodyguard nya Kyara Rel. Kesel juga gue sama lo!" jwab Dani ketus

"gimani caranya jelasin orang gue kirim pesan aja cuma di read doang"

"masih untung dibaca sama Kyara, lo termasuk orang beruntung karna gak di blok sama Kyara. Dab gue pikir-pikir lo itu bego beneran ya? Lo tau rumah Kyarakan?lo tau sekolahnya kan?kenapa gak lo samperin?"

Ok!untuk saat ini Farrel mengkui kalo dia beneran bego. Kenapa gak kepikiran sampe kesitu?

"bener juga lo" jawab Farrel sambil terkekeh pelan.

"baru sadar mas?udah ah gue mau lanjut makan"

Setelah itu sambungan telfon mereka terputus.
Dani kembali ke kantin dimana ia dan teman-temanya berkumpul.

MY FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang