22

895 31 0
                                    

"iya, dia kembaran gue, saudara kandung gue satu-satunya" jawabnya sambil memejamkan mata. Mendengar jawaban Farrel, Kyara otomatis menoleh.

"ha?maksud lo?".

Farrel menghela nafas dan berkata "setelah Fara meninggal, keluarga gue hancur. Bunda pikir dia penyebab meninggalnya Fara.
Dulu waktu kita masih SMP, saat itu gue demam jadi gue nggak masuk sekolah, Fara yang terbiasa berangkat dan pulang bereng gue, hari itu mau gak mau dia pulang sendiri. Bunda berniat jemput Fara, tapi dia nggak mau ninggalin gue yang sedang sakit" Ia diam, menjeda ceritanya.
Kyara masih setia dengan diam seksama mendengar cerita Farrel. "dan ya, alhasil dia pulang naik taxi, sendiri. Entah dosa apa yang dibuat sehingga taxi yang dia tumpangi mengalami kecelakaan, taxi itu bertabrakan dengan truk. Fara dilarikan kerumah sakit, gue masih ingat, darah degar mengalir di kepala hidung hingga mulut, tangan kakinya penuh dengan goresan. Dia separuh dari gue, gue panik, nangis hanya itu yang bisa gue lakuin, Bunda? Dia juga nggak berhenti nangis, dan Papa gue" dia diam lagi. Tapi kali ini Farrel memejamkan mata, seperti oarang menahan emosi.

"dan bego nya Papa gue, dia nyalahin Bunda atas kecelakaan Fara. Fara koma selama 3 hari setelah itu--"

"dia meninggal" lanjutnya

Kyara menatap Rangga, untuk saat ini mungkin Farrel butuh Kyara.

Mungkin.

"Salsa?" tanya Kyara bernada lirih.

"dia bukan adik kandung gue, Bunda mengambil Salsa dari panti asuhan waktu dia masih bayi, kepergian Fara menjadi bencana besar bagi keluarga gue, Bunda udah nggak sekamar lagi dengan Papa gue, ck. Jangankan satu kamar, ada di satu rumah aja gue udah bersyukur" jelasnya.
Pernyataan itu menjawab perntanyaan Kyara, waktu di rumah Farrel dalam hati ia bertanya 'dimana papanya?'

"terus, Bunda nyuruh gue datang kerumah?" dia masih ingin tau.

"kalau dipikir-pikir lo mirip juga sama Fara" tuturnya, sambil menatap Kyara dari atas hingga bawah. membuat Kyara mengerutkan kening.

"kata siapa?" tanyanya mengelak.

"gue, Bunda, Ghali juga sependapat"

"Ghali juga tau Fara?"

"dia suka sama kembaran gue" jawabnya enteng, sedangkan Kyara membukakan mata 2 kali lebih besar, kaget atas ucapan Farrel

"Becanda" lanjutnya, Kyara yang kesal, memukul keras lengan Farrel hingga ia merintih kesakitan.

*
*
*
*

"kenapa pindah sekolah?" tanya seorang gadis yang didepan Farrel, mata gadis itu sudah berkaca-kaca menahan tangis.

"kenapa lo pindah sekolah Rel! Nggak gini cara mecahin masalanya" lanjutnya sambil terisak menangis.

Farrel memutar bola matanya malas dan menjawab "gue udah gk dibutuhin disekolah ini lagi, dan gue udah bilang sama nyokap gue dan dia gak keberatan, jadi-"

"terus gue disini sama siapa Rel?" gadis itu menyela ucapan Farrel. Farrel yang geram lalu menjawab, "udah deh gak usah berlaga kaya gitu, jijik gue liatnya. Selama ini lo anggap gue apa Tir? Gue tanya sama lo?!" ungkapnya sambil menaiktakn nada bicaranya.
Seumur-umur baru sekali ini Farrel membentak Tiara.

"maaf. Tapi kali ini gue serius Rel, gue minta maaf" katanya sambil menyatukan tangan di kedua dadanya meminta maaf, terdengar tulus

Tapi maaf, Farrel sudah berpindah hati

"gue juga serius Tir, gue tetep pindah, dan soal kita?-" Farrel diam sebentar tapi ia tersenyum

"kita putus" lanjutnya masih tetep tersenyum.

Perpisahan yang manis bukan?

"Farrel! Lo gak bisa sesuka hati putusin gue!" teriak Tiara sambil menyeka airmatanya, tapi Farrel menuli dan meninggalkannya sediri.

*
*
*
*
*

Hari Senin, hari yang membosankan bagi pelajar, ya, upacara di tengah panasnya terik matahari. Berkutat dengan buku hingga sore.
Cukup melelahkan

"eh lo udah tau ada senior baru nggak?"

"eh lo udah kenalan sama murid baru kelas 12 itu belum?"

"eh dia ganteng woy astaga!"

"11 12 sama kak Dimas anjir, btw mereka sekelas"

Dari tadi Pagi hingga sekarang istirahatpun para siswi di sekolah Kyara terus-terusan menggosipkan seorang siswa baru disekolahnya.

Sebenarnya siapa murid baru itu?

"gue kaya liat Ghali masa?" tanya Dani terhadap ketiga teman lainnya.

"Ghali?" sekrang giliran Kyara yang bertanya.

"mata lo burem kali" kali ini Metta menambahi, Dani yang tidak terima melempari Metta dengan bungkus makanan.

"lo gak salah liat kok" sahut Delia tenang, sangat tenang, hingga kini 3 pasang mata menatapnya tajam seolah meminta penjelasan

"kenapa?" tanya Delia polos.

"Kyara!" sapa seseorang

MY FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang