23

881 26 2
                                    

"Kyara"

Yang dipanggil Kyara tapi mereka berempat serentak menoleh ke sumber suara.
Tapi setelah menengok kesumber suara mereka menatap sosok itu heran.

"iya kenapa kak?"

"gapapa, ikut gue ke ruang OSIS bentar bisa?" tanyanya.

"ada masalah ya kak?" tanya Delia, mereka terheran-heran. Sebab Dimas datang secara tiba-tiba dan nafas terengah-engah seperti maling yang sedang dikejar polisi.

"Ada murid baru, Kepala Sekolah minta gue sama Kyara ngusrus data diri sisww baru" kata Dimas

"kenapa kalian?" sewot Delia lagi. Mungkin Delia sedang good mood makanya dia banyak bicara Siang ini.

"karna gue sama Kyara OSIS"

"kenapa Del? Sewot amat lo hari ini" Tegur Dani.
Sedangkan yang lain hanya tertawa.

Dan pada akhirnya Kyara dan Kak Dimas pergi  keruang OSIS, tapi tunggu! Ada yang aneh disini.

"bentar deh kak, Siswa baru? Siapa?" akhirnya Kyara tersadar, siswa baru kata itu mengingatkan Kyara kepada siswi yang bergosip tadi.

"kayanya lo-"

"Hai Ra!" perkataan Dimas tertunda ketika ada yang menyapa Kyara, srentak Dimas dan Kyarapum menoleh. Dan benar saja itu!!

Farrel!

Mata Kyara mungkin akan lepas sangking kagetnya dia, ngapain Farrel kesini? Seinget dia hari ini nggak ada acara olimpiade ataupun semacamnya, pikir Kyara.

"Rel? Lo bolos sekolah?kok lo ada disini sih? Ngapain? Balik ke asal mualsal lo sana" tanya dan usir Kyara panjang lebar.

Farrel hanya tersenyum dan bilang "mulai hari ini gue pindah sekolah"

Kyara semakin terkejut itu pasti.
"wah lo udah gila kayanya" tuduh Kyara terhadap Farrel.

Dimas menjadi benalu disini.

"gue masih waras kok, gue, Ghali sama Raga sekolah disini mulai sekarang, dan sekrang Dimas juga satu kelas sama gue. Ya kan Dim?"

Dimas merasa dipanggil, jadi ia menoleh.
Tapi Dimas samasekali tak peduli, dia tau dimana arah pembicaraan Farrel sekarang.

"kenapa?" tanya Kyara.

"ya terserah kita dong, gue pindah karna gue pengen deket-deket lo Ra"

Sudah tidak mempan, biasanya jika Farrel menggombal maka Kyara akan senyum-senyum seperti orang gila, tapi kali ini? Dia sangat tidak peduli.

Seorang Farrel diacuhkan

"bodo" Jawab Kyara lalu beralih ada berkascberkas didepannya. Sendari tadi Dimas sudah terlebih dulu mengerjakan tugasnya, lebih baik ia mengerjakannya lebih dulu daripada harus menyaksikan drama antar Farrel dan Kyara.

Merasa tak digubris akhirnya Farrel memutuskan untyk meninggalkan ruang OSIS itu. Dia geram.

Ralat.

Farrel tidak suka jika Kyara bersama Dimas.

Lebih tepatnya dia cemburu.

Langkah demi langkah ia meninggalkan ruang itu hingga ada suara menyapa Farrel, jadi dia menghentikan langkahnya.

"Farrel?" sapanya

"iya Dan kenapa?"

"lo lebih tua dari gue jadi gue panggil lo kak aja ya, gak sopan rasanya hehe" tuturnya sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal itu.

"biasa aja kali, lo teman gue. Mau panggil apapun terserah"

Dani mengangguk dan tersenyum "jadi lo beneran pindah sekolah? Tadi Delia yang cerita"

"iya"jawabnya "dan gue boleh tanya gak? Jawab jujur tapi"
Pertanyaan seperti itu pasti membuat sesorang gugup. Tak beda dengan Dani, ia tengah mencoba mengintrol detak jantungnya agar berdetak normal, pertanyaan Farrel membuatnya sesikit takut.

"apa?" ia berusaha setenang mungkin

"sejak kapan Dimas deket sama Kyara?"

Kecewa hati Dani, tapi ia bisa buat apa?


Nggak lah becanda, Dani masih punya pacar. Dia juga gak mungkin menyukai Farrel. Farrel terlalu tampan untuk Dani. Menurutnya

"kak Dimas itu tipe orang yan dingin 11 12 sama Kak Ghali gitu, tapi dia hangat kalo sama teman baiknya, salah satunya ya Kyara. Mereka dekat karna Kyara itu sekertaris dan Dimas itu ketua OSIS" Jelas Dani.

"tapi mereka semakin dekat waktu ada--" ucapan Dani terhenti, nampak berdikir upang untuk mencerigakannya.

"apa?"

"semnjak Lo dan Tiara"

MY FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang