Part 9 - Frame On The Past

1K 109 3
                                    

Cerita asli milik Cyrena0819

Sesuai janji aku up yg kedua kali untuk hari ini..

Makasih untuk semua vote dan komentnya..

Makasih juga buat "Silent Reader" yang uda mau baca cerita ini..

°
°

Copter sudah kembali manggung seperti biasanya, namun ia tidak pernah lagi melihat sosok Tee yang biasanya duduk mengamatinya dari meja Bar setiap malam.

'Apakah P'Tee sedang sakit?' Copter bertanya dalam hati.

"Copter! Kamu sedang memikirkan sesuatu?" Emma menepuk pundaknya.

"Dia pasti sedang memikirkan tentang kencan kalian weekend ini." goda Peak sang gitaris.

"Selama kamu sakit, Emma tidak fokus tampil, kadang-kadang ia sampai lupa lirik." ucap Ohm si bassis.

"Oh, iya ngomong-ngomong tamu regular kita beberapa hari ini tidak kelihatan, apakah kalian mendengar sesuatu?" tanya Peak.

"Tamu regular yang mana maksudmu? Tamu regular kita banyak!" - Ohm.

"Pasangan gay yang suka duduk di meja bar, dengar-dengar keduanya dokter. Mereka kemana ya?" - Peak.

"Mungkin sudah menikah dan sedang pergi honeymoon.." ucap Ohm asal.

"Tetapi beberapa malam sebelumnya, aku masih melihat salah satunya minum seorang diri. Apa mereka bertengkar?" Peak masih penasaran dengan keberadaan Tae dan Tee.

"Kenapa tiba-tiba kau membicarakan mereka? Kau tidak tertarik pada salah satunya, kan?" Ohm spontan menyuarakan pikirannya.

"Karena awalnya kupikir salah satunya menyukai Emma, setiap kali kita tampil ia selalu memperhatikan Emma, tetapi ternyata dia..." balas Peak mengungkpkan alasannya.

"Gay? Hahaa..." celetuk Ohm. Semuanya tertawa pecah kecuali Copter yang sedang berusaha menahan emosinya. "Jika tidak, mungkin Copter akan kehilangan kesempatan mendapatkan Emma."

"Benar, coba kalian pikir...gadis mana yang akan menolak jika punya pacar seorang dokter yang kaya, tampan pula. Aku juga tidak menolak jika dia mengejarku..." lanjut Peak.

"Cukup!" potong Copter tiba-tiba. "Kalian tidak punya kerjaan menggosip tentang orang lain? Mereka datang atau tidak kita tetap harus tampil."

Emma mengelus dada Copter menenangkannya. "Sudah, sudah kita kan hanya ngobrol, tidak perlu emosi begitu. Toh kita tidak begitu kenal dengan mereka, hanya penasaran."

"Copter marah karena kita menyinggung Emma..." balas Ohm.

"Membicarakan orang lain di belakangnya itu tidak sopan, apalagi dia adalah tamu regular kita. Kau tidak mau kehilangan pemasukanmu, kan?"
Selesai berkata demikian Copter berlalu meninggalkan grupnya dengan emosi, Emma segera mengejarnya dan berusaha membujuknya.

"Copter! Kamu kenapa?" Tanya Emma. "Biasanya kamu cuek kalau kita bergossip tentang tamu-tamu kita yang lain. Kenapa kamu emosi kali ini?"

Langkah Copter berhenti, Copter mematung membelakangi Emma. Hatinya terasa terbakar mendengar teman-temannya menertawakan tentang Tee. Copter juga merasa menjadi bagian dari lelucon teman-temannya, karena Copter juga merupakan bagian dari cerita Tee dan Tae.

"Ada yang kamu sembunyikan dariku, Cop? Sejak sakit sikapmu berubah..."

"Kondisiku belum pulih sepenuhnya, aku lelah." jawab Copter berbohong. "Maaf."

"Aku tidak buta Cop, aku juga tidak bodoh." ujar Emma. "Beberapa waktu lalu aku melihat pasangan dokter itu menunggumu di depan Pub, aku mengikuti kalian ke tanah kosong di belakang Pub. Meskipun aku tidak tau apa yang kalian bicarakan, tetapi kalian sepertinya bertengkar."

Struggle Between Love & Lust (TaeTee ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang