Part 2 - Everything is a Joke

2.5K 163 10
                                    

Cerita asli milik Cyrena0819 sama..

Selamat membaca..

°
°

Copter memesan kopi dan duduk di sudut cafe sambil menyusun puzzle di otaknya satu per satu. Mengingat kembali apa yang terjadi saat diruangan praktek, membayangkan raut wajah Tee yang tampan, lalu ciuman ringan yang di daratkan oleh pria itu sesaat.

Wajahnya tampak bersemu merah, dan hatinya mulai bergetar.

"Ini pasti cuma mimpi...apa yang sudah kulakukan?" gumam Copter dalam hati. "Kenapa perasaanku jadi aneh begini? Aku tidak benar-benar tertarik padanya kan?"

Copter memperhatikan pasangan yang lalu lalang di jalan melalui kaca, di kejauhan ia melihat sepasang pria yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan, keduanya tampak bahagia. Tidak ada yang aneh dengan pasangan itu, pikirnya. Asalkan keduanya bahagia, tidak perlu memikirkan bagaimana pandangan orang lain.

"Kamu menunggu lama?" tanya Tee menghampirinya sambil meletakkan segelas kopi di atas meja. Copter terenyak dari lamunan dan mendapati Tee sedang tersenyum sambil memandangnya. "Kopimu sudah habis, mau aku pesankan yang baru?" Tee kembali bertanya.

Copter menggeleng pelan. "Tidak usah, terima kasih."

"Apa yang kamu lihat?" Tee mengikuti arah pandang Copter dan tampak bingung.

"Aku hanya melamun, tanpa sadar menghabiskan kopinya..." jawab Copter tampak gugup. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Aku ingin mengajakmu ke tempatku, kita bisa bicara disana..aku tinggal sendirian."

"Kenapa tidak bicara disini saja? Kamu kan sudah memesan kopi..."

"Karena topiknya pribadi, aku tidak ingin di dengar orang..."

Copter mengangguk pelan, ia merasa alasan Tee masuk akal. Ia juga tidak ingin membahas yang terjadi diruang praktek di tengah cafe yang ramai seperti ini. Mereka pun berjalan menuju mobil Tee yang terparkir di luar cafe.

Mobil melaju memasuki halaman rumah Tee yang luas dan berhenti di sebuah rumah modern dengan dinding kaca.

Copter mengamati sekeliling rumahnya dengan takjub, ia tidak sedikitpun heran, jika Tee adalah anak orang kaya dari pekerjaannya yang seorang dokter specialis di rumah sakit ternama di Bangkok. Bahkan pintu masuknnya pun eletronik menggunakan fingerprint.

Tee menyerahkan baju ganti pada Copter dan menyuruhnya untuk mandi terlebih dahulu, sementara ia menelpon memesan makan malam.

"Malam ini menginaplah disini, merayakan hari pertama kita jadian..." usul Tee.

"Sudah kubilang kamu tidak perlu bertanggung jawab, aku tidak akan mempermasalahkannya..."

"Alasanku bukan tanggung jawab, aku sudah memberitahumu sebelumnya...aku menyukaimu Cop..." Tee menguncinya di pintu kamar mandi sambil menggodanya. "Atau kamu ingin kita melanjutkan yang tadi siang?"

Copter segera mendorong tubuh Tee dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Sementara itu Tee tertawa terkekeh di luar mendapati wajah Copter yang merah merona. Tee pun menuju dapur dan mempersiapkan candle light dinner untuk mereka.

Sementara itu, Copter yang telah selesai mandi menatap dirinya di depan cermin besar. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Ia seakan masih berada di antara mimpi dan sadar. Ia lalu memejamkan matanya dan kembali membayangkan kejadian tadi siang, tanpa ia sadari sesuatu di bawahnya mulai bereaksi dan tampak menonjol dari handuk putihnya.

Struggle Between Love & Lust (TaeTee ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang