Part 12 - The Next Step of Love

944 80 0
                                    

Cerita asli milik Cyrena0819

Selamat membaca..

°
°

Tee bangun keesokan paginya sambil mengucek kelopak matanya yang terasa berat, kepalanya masih terasa pusing akibat efek alkohol.

“Selamat pagi, sayang!” sapa Tae yang sedang mengawasi di sisinya duduk di atas kursi roda. “Bagaimana tidurmu?”

Tee bangkit dari posisi berbaring lalu duduk bersandar di sofa sambil memijat kepalanya ringan menatap Tae bingung. “Tae?” seru Tee. “Kenapa aku bisa tertidur disini? Dimana N’Kim?” Tee melirik kanan kiri dan tidak menemukan siapapun disana selain Tae.

“Kamu tidak ingat apa yang terjadi tadi malam?” Tanya Tae.

Tee menggerakkan bola matanya dan mencoba mengingat kembali apa yang ia lakukan. “Ya, aku ingat, aku habis minum di Pub, karena merasa agak pusing jadi aku memutuskan untuk menginap di rumah sakit.” ujarnya. “Tetapi, aku tidak ingat bagaimana aku bisa tidur disini…”

“Kamu tidak hanya tidur disini, bahkan kamu juga menyerangku saat mabuk tadi malam..” ujar Tae. “Aku tidak tau kamu begitu merindukanku, Teetee…aku sangat menyesalkan kondisiku…”

“Ha? Kau serius?” seru Tee terkejut. “A-apa yang kulakukan? Kamu tidak menghentikanku? Lalu N’Kim?”

Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka dan Kim melangkah masuk dengan tatapan kesal pada Tee.

“P'Tee sudah siuman?” tanyanya dingin. “Apakah Phi bermimpi tadi malam?”

Tee menjadi salah tingkah melihat sikap Kim yang dingin padanya, Tee sadar bahwa Kim pasti telah melihat hal tidak pantas yang Tee lakukan pada Tae.

“Maaf sudah merepotkan…” ujar Tee pelan dan segera bangkit dari sofa. “Kurasa aku harus kembali ke rumah dan membersihkan diri…”

Namun Tae dengan sigap menarik lengannya dan menahanya. “Kamu tidak memberiku morning kiss sebelum pergi, sayang?”

Mata Tee terbelalak seketika mendengar permintaan Tae sambil sesekali melirik ke arah Kim, namun Kim tampak acuh dan pergi membereskan ranjang Tae.

Tae cemberut seperti anak kecil sambil menatap lurus ke arah Tee. Tee menarik nafasnya sesaat dan berusaha menenangkan diri lalu merunduk dan hendak mengecup pipi Tae, namun Tae bergerak gesit dan menyambar bibir Tee. Tee tersentak kaget dan mundur seketika sambil menarik tangannya lepas dari Tae.

“A-aku harus pergi…sampai jumpa…” pamit Tee dan segera berjalan keluar. Tae tersenyum lebar di tempatnya.

“Phi belum sadar juga?” sindir Kim sambil menggeleng pelan.

“Ha? Kau bilang apa,Nong?” seru Tae kaget dan menoleh ke arah Kim seketika.

Kim terdiam sesaat lalu menoleh ke arah Tae perlahan. “Phi buta atau mati rasa? Sampai kapan Phi mau membohongi diri Phi sendiri? Phi jelas tau di hati P'Tee tidak ada tempat untuk Phi, dia hanya merasa simpati padamu Phi dan tidak lebih!” hardik Kim emosi.

“Sampai kapan Phi akan mempertahankan hubungan yang tidak ada masa depan seperti ini? Sampai kapan Phi akan menyakiti diri sendiri dengan berpura-pura?”

Tae diam seribu bahasa dan tidak merespon ucapan Kim, namun satu per satu kata – kata Kim merasuk kedalam hatinya, Tae sadar bahwa hubungannya dengan Tee cepat atau lambat akan menemui titik akhir, sesungguhnya Tae sudah lama menyadari hal tersebut di dalam hatinya.

“Dan kuberitahukan satu hal padamu Phi, begitu Phi bisa berjalan kembali, dia akan langsung meninggalkan Phi!”

“Aku tau…” sahut Tae pelan. Kim terbelalak seketika mendengar respon Tae. Tae tersenyum dan berkata.

Struggle Between Love & Lust (TaeTee ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang