TIGA BELAS

671 18 0
                                    


Maret 2006

Kafe di kawasan Senopati tersebut sangat ramai di malam
Minggu seperti hari ini. Para pelayan hilir mudik mengantar dan
menanyakan pesanan para tamu. Sedangkan band yang hari ini
tampil sedang bersiap-siap untuk tampil sesaat lagi.
Ayu menatap Ditto yang sedang mencoba memainkan
perkusinya sebelum tampil. Malam ini ia datang ke kafe ini untuk
menyaksikan penampilan Ditto di luar acara-acara sekolah seperti
biasanya.

Sejak Ditto bergabung dengan band sekolahnya, selain
manggung di turnamen band antar SMA seperti waktu SMP, band
tersebut juga sudah manggung di pensi sekolah lain dan kafe-kafe
di sekitar Jakarta. Dari situlah Ditto mulai menabung untuk
membeli vespa.
Remasan di tangannya membuat Ayu menoleh ke
samping, Arman tengah tersenyum kepadanya dan mengedikkan
dagunya kea rah stage. “Tuh, Ditto udah mulai tampil.”

Suasana kafe jadi makin meriah ketika Ditto dan teman-
temannya mulai tampil. Ayu melihat Asa yang duduk di meja
khusus untuk personel band tersebut. Sejauh ini, akhirnya Ayu
bisa menerima Asa sebagai pacar Ditto. Yah, setidaknya ia tidak lagi bertanya ‘kok bisa sih sama Asa?’ lagi untuk kesekian
kalinya.

Ayu pun kembali memusatkan perhatiannya ke atas stage.
Di mana Ditto sedang beraksi dengan perkusinya, mengiringi lagu
Maroon 5 yang dinyanyikan oleh sang vokalis.
Ayu tak menghitung berapa lama mereka tampil tanpa
henti. Selain mereka menyanyikan lagu yang sudah mereka
siapkan, mereka juga menerima request dari pengunjung kafe
yang dititipkan melalui para pelayan.
Sesekali Arman mengajaknya mengobrol, namun Arman
paham kalau Ayu lebih ingin menonton penampilan Ditto untuk
saat ini.
Tepuk tangan dari seisi kafe menandakan penampilan
mereka sudah selesai. Ayu mulai memakan makanan yang sejak
tadi ia diamkan karena terlalu berkonsentrasi menonton
penampilan Ditto. Alunan musik instrumental kini menggantikan
musik yang menemani pengunjung kafe saat itu.
Saat Ayu sudah memakan hampir separuh dari
makanannya, Ditto dan Asa tiba di mejanya dan duduk di dua
kursi yang tersedia tanpa izin terlebih dahulu.
“Gila, keren lo, To!” seru Ayu sesaat setelah sendok dan
garpunya ia letakkan. “Pokoknya gue nggak bakal berenti nonton
sampe tua nih kalo lo ngeband terus.”
Ditto tertawa senang sambil merangkul bahu Asa yang
duduk di sebelahnya. “Bener lo ya, gue pegang nih omongan lo.”
Armand an Asa bergantian memuji penampilan Ditto saat
ini. Arman sudah terbiasa jika kencannya dengan Ayu tiba-tiba
jadi double date seperti ini dengan Ditto dan Asa. Sering juga
ketika ia berdua dengan Ayu ditambah dengan Ditto. Pokoknya,
yang jadi pacar Ayu dan Ditto harus siap menerima persahabatan
dan berbagai bentuk komunikasi mereka.
.
.
.
.
Jangan lupa like yah terus komentar nya juga dan jangan sampai lupa follow juga yah
Makasih:)

TEMAN TAPI MENIKAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang