KETEGASANNYA kini berubah menjadi kekerasan bagiku, kasih sayangnya kini telah menuah kebencian terhadap diriku dan Kak Irul. Apa yang salah dengan semua ini, hingga membuatku bingung dan takut, ia telah berubah.
“Dimana ketegasanmu dulu? Kemana cinta dan kasih sayangmu dulu? Kenapa semuanya hilang bagai disapu angin malam” Aku selalu bertanya-tanya dalam batinku.
“Ibu....sadarkah atas perubahanmu, apa itu memang niatmu untuk berubah?” pertanyaan yang tak pernah terlontarkan dari bibirku. Itu yang ku tanyakan dalam hatiku, dimana Ibu sangat menjadi marah padaku, padahal itu hanya masalah sepele dan tidak usah diperpanjang, kenapa marahnya besar, hingga tanpa segan ia memukulku dengan ranting kayu. Aku mulai memiliki rasa takut hingga menjadi trauma, jika mendengar suaranya dari jauh. Meskipun begitu, ternyata ia sangat menyayangiku sepenuh hati.
Aku begitu sangat membenci perceraian, karena sebab perceraian menyebabkan kebingungan anak-anaknya mau ikut siapa, dampak negaif terhadap anak-anak lebih dominan besar. Perceraian adalah perbuatan halal tapi sangat dibenci oleh Allah. Allah saja membenci apalagi hambanya, yang mana membuat hubungan retak hanya bisa menyebabkan rusaknya kebersamaan yang telah dibangun dengan akad yang suci.
Tahun pertama perceraian adalah keadaan yang terberat bagi anak. Anak akan berjuang keras selama lima tahun atau tahun kedua dari perceraian, yang mana hal ini membuat anak cenderung emosi, marah, gelisah dan ketidak percayaan. Hindarilah perceraian sebisa mungkin yang kita mampu. Perceraian bisa membunuh karakter anak, membunuh jati diri anak. Janganlah sekali-kali dalam hidup ada perceraian dalam rumah tangga.
Ayah, walaupun aku tidak bisa menerima kehadiranmu, ternyata aku masih punya secuil rasa rindu akan kasih sayang seorang Ayah, tapi aku selalu menutupinya dengan rasa kecewa dan tumbuhnya rasa benci dari waktu ke waktu. Aku merasa tidak ada kebaikan dalam diri Ayah, tapi itu salah. Aku hanya berpendapat dengan filing dan prasaanku saja yang mengedepankan keegoisan.
Keegoisanku telah mengantarkanku ketidak percayaan dalam diriku. Egoku membuat hidupku tambah terpuruk dengan adanya rasa benci yang berkepanjangan. Menyimpan dendam membuat aku tidak bisa berpikir jernih.
“Ketika sakit, amati. Hidup mencoba mengajarimu sesuatu” ungkap Anita Krizzan dalam akun instagramnya.
Aku tidak mengamati rasa sakit, yang aku amati hanyalah keegoisanku sendiri. Aku tidak bisa mengambil pelajaran dari rasa sakit yang menimpaku jika selamanya aku tidak bisa mengikhlaskannya. Aku akan tetap terpuruk dalam lingkaran kehidupan yang sedih dan merana jika aku tidak bisa memaafkan. Aku yakin In Syaa Allah bisa.
“Bismillah” lirih dalam batinku.
Dimanapun kita berada jika hati penuh dengan dendam dan kebencian kita tidak akan pernah merasakan ketenangan.
“Hati yang banyak bersyukur dan bersabarlah yang akan menuai ketenangan”
Sabar dan syukur yang harus ada dalam diriku. Allah SWT., berfirman “Latahzan, inallaha ma’ana” jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Kenapa harus bersedih jika aku bersama dengan Tuhanku. Tuhan sekalian alam, Tuhan yang tidak ada duanya “Qul huwallahu ahad”.
“Innallaha ma’ash shobirin” sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang sabar, aku sabar agar Allah selalu menyertaiku, agar Allah selalu menuntunku.
Sabar adalah menahan. Menahan apa yang terjadi pada kita atau kepada orang lain. Sabar sendiri dibagi menjadi tiga.
Satu, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Ketaatan kepada Allah harus memiliki kesabaran yang kuat, karena ketaatan seseorang akan diuji dengan berbagai macam ujian untuk menguatkan iman yang ada didalam hati hamba-Nya, rasa malas agar tidak ada didiri hamb-Nya sehingga ia akan istiqamah melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Dua, sabar terhadap ujian Allah, ujian Allah bermacam-macam. Terkadang Allah menguji hamba-Nya, karena Allah sangat mencintainya. Allah tidak akan meenguji hamba-Nya tanpa mengetahui kemampuan hamba-Nya. Allah tidak menguji diluar batas kemampuan hamba-Nya.
Tiga, sabar menjauhi maksiat. Maksiat didunia banyak dan menyenangkan, akan tetapi Allah melarangnya, karena kenikmatan yang sesungguhnya ada di akhirat sana. Kenikmatan didunia hanyalah semu jika tidak didasari dengan rasa keimanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK SELENDANGMU
Ficção GeralDiriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan perlakuan terbaik dariku?" Rasulullah bersabda, "Ibumu". Orang itu bertanya lagi, "...