Bagian Kesebelas
Perjuangan
KAK IRUL cerita selama dia pergi dari rumah hidupnya penuh perjuangan, ia memilih ke Surabaya. Uang yang dipegang buat ongkos kini tinggal lima ratus ribu rupiah, ia sangat menyadari harus super hemat memenuhi kebutuhannya. Dengan tekat kuat Kak Irul mencari kosan yang harganya di bawah lima ratus ribu rupiah, akhirnya ia menemukannya, tapi malang kosan itu tidak kalahnya dengan rumah triplek di desa-desanya, hanya ada satu ruangan nyambung dengan dapur dan tempat tidur. Mandinya ada diluar, kamar mandi umum. Terkadang ia tidak kebagian air.
Selama lima bulan menyewa ditempat itu akhirnya Kak Irul pindah juga setelah mendapat pekerjaan sebagai tukang satpan disebuah rumah sakit umum. Ia tidak mensia-siakan waktu dan kesempatan ini. Sebagai mana mestinya ia selalu berusaha dan berusaha sampai pada akhirnya Kak Irul mencoba melamar pekerjaan di sebuah Mall, tanpa disangka ternyata ia diterima hanya dengan menjadi karyawan bagian gudang. Kak Irul tidak patah semangat ia terus menggali dan mencari peluang. Setelah cukup mencari pengalamannya. Kak irul berusaha menyewa sebuah rumah kontrakan di pinggir sekolah SMA. Disana ia membangun usahanya dengan menjual makanan ringan dan alat-alat sekolah. Selama setahun berjalan Kak Irul membuka foto copy, untuk mempermudah jalannya usaha Kak irul sering kali mengikuti seminar perkulihan yang tidak jauh dari rumah kosannya. Ia selalu belajar baik dari internet atau dari orang-orang hebat yang dikenalnya. Baik dari kalangan Dosen, Guru, bahkan Ustad, Kak Irul berusaha menjalin hubungan baik, dan menimba ilmu sebanyak banyaknya.
Ternyata yang membuatku terharu, Kak irul ternyata membawa buku catatanku, pantesan aku mencarinya tidak kletemu. Kak Irul membawanya. Ia merasa kalau catatanku selama ini telah memotivasi dirinya untuk berjuang. Ia teringat dimana ketika pengambilan rapor sekolah ternyata tidak ada yang mewakiliku. Kak Irul yang mengambilnya. Waktu itu aku mendapat nilai tertinggi disekolah dan mendapat hadiah alat-alat sekolah baik seragam, tas, dan alat-alat tulis lainnya. Kak iru terharu, tanpa sadar air matanya mengalir, ia teringat bahwa aku tak ada seorang Ibu dan Ayah yang menyertai perjalanan sekolah ku, hanya seorang Kakak yang selalu berusaha menyemangati semangatku.
Catatan yang telah membuatnya terus berusaha ketika semua teman-temanku ikut perkemahan, aku tidak bisa iku, karena tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhan perkemahan dan pramuka. Aku bersyukur tidak menjadi anak yang tidak tau Premuka, sedikit-sedikit masih bisa mengerti. Itulah yang sangat terkenang Kakak sehingga ia ingin sekali, merubah untuk menjadi lebih baik.
Dari semua catatan itu Kakak ingin mengubahnya, ia ingin aku tidak mengalami hal seperti itu lagi, apalagi yang menyangkut dengan kreatifitasku Kakak akan berusaha mewujudkan apa keinginanku. Dan ia tidak ingin anak cucunya suatu hari kelak mengalami seperti apa yang aku dan Kak Irul alami. Setelah lima tahun menjalin hubungan baik dengan seorang perusahaan krupuk Pak Nasrul, Kak irul berani meminjam dana yang cukup banyak untuk membuka modalnya, dan Alhamdulillah sampai sekarang usahanya berjalan baik, apalagi ada Kak Husnul yang selalu membantunya.
Kak Irul tak mengenal rasa putus asa, mendengar kata putus asa mengingatkan kepada ayat al-Qur'an surah Yusuf ayat 87 yang artinya: Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah., sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah., melainkan kaum kafir."
Allah melarang hambanya berputus asa, karena Allah Maha Pemurah dari segalanya. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kenapa harus meminta kelainnya. Jika yang memiliki segalanya sudah memiliki sifat Rohman dan Rohim.
Guna memperlancar jalannya nanti Kak Irul berusaha mengejar pendidikannya yang tertinggal, dan sekarang Kak Irul dalam semester empat dalam bidang teknik. Ia mempunyai cita-cita mendirikan bengkel didekat Rumah Makan Barokah yang didirikannya lima tahun lalu. Mendengar itu sangat senang, ternyata Kakak ku punya impian besar dalam hidupnya. Tanpa diduga dari hasil kerja kerasnya Kak irul telah menabung secara pribadi yang ia niatkan untuk umrohnya Ibu. Alhamdulillah lima bulan lagi Ibu umrah dari hasil kerja Kakak.
Selama ini perjalanannya tidak semulus yang aku pikir, sudah delapan kali kegagalan menyertainya, tapi Kak Irul ingat, jika masih berkutik dalam satu jalan ia tidak bisa mengubah nasibnya, sehingga Kak Irul memberanikan diri mencoba berbagai pekerjaan dilaluinya. Dan pada akhirnya buka Rumah Makan Barokah setelah dua bulan pernikahannya dengan Mbak Husnul,
Setiap kegagalan datang Kak irul menangis, dan merasa ini balasan dari Ibu, karena ia tidak berbakti padanya, tapi Kak Irul yakin seorang Ibu tidak mungkin membenci anaknya sedikitpun. Dari keyakinan itu pula ia berusah untuk bangkit dari kegagalan dalam bisnisnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK SELENDANGMU
Fiksi UmumDiriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan perlakuan terbaik dariku?" Rasulullah bersabda, "Ibumu". Orang itu bertanya lagi, "...