Sinopsis
Seorang anak kecil yang selalu merindui seseorang dalam hidupnya. Ia menunggu dan terus menunggu akhirnya Allah mengabulkan keinginannya. Orang yang selalu diharapkan kehadirannyapun datang.
"Maafkan Ibu Nak. Ini memang salah Ibu meninggalkan mu sejak kecil" lirih dalam hatinya, tapi tidak ada yang tau akan bagaimana hatinya. Itulah hati yang selalu tanpa henti mendoakan kedua buah hatinya, walaupun terkadang perang mulut menghiasi hari-harinya.
Keberadaanku memang karenamu dan aku tumbuh dibalik selendang keberanian dan ketegaranmu. Itulah sebuah kenyataan yang sebenarnya. Kenapa kebencian telah merusak sebuah kasih sayang yang sebenarnya?. Akhirnya anak itu pergi entahlah. Kenapa dia pergi meninggalkan sang Ibu dan aku adek kecilnya yang disayangi. Apakah kebencian itu akan selamanya bersemayam dalam hatinya? Aku merindukanmu Kakak.
Tak akan selamanya rasa yang tidak menentu bisa kita yakini kebenarannya, karena takdirpun kita tidak tau apa yang akan dikatakan takdir setelahnya, tapi keinginan dirimu Ibu memilihku untuk diberharap lebih kepada orang yang telah membuatku senang dan bahagia.
Sekarang dan jangan tunggu sampai besok. Berbakti kepada sang Ibu itulah kewajiban kita didunia ini. Menyayangi dan mencintainya adalah keharusan bagiku. Sekarang aku ingin melakukan apa yang engkau lakukan dulu kepadaku, tapi aku tidak sesempurna dirimu dalam menyayangi. Namun aku selalu berharap aku pasti bisa sepertimu, menjadi seorang perempuan yang tangguh untuk meneti jalan didunia yang penuh dengan berbagai rintangan menghadang. Apakah aku bisa seperti mu?

KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK SELENDANGMU
Fiksi UmumDiriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan perlakuan terbaik dariku?" Rasulullah bersabda, "Ibumu". Orang itu bertanya lagi, "...