PROLOG

10.2K 699 6
                                    

SIANG itu sudah panas. Musim pancaroba benar-benar mempermainkan kehidupan. Sudah panas, sekarang ditambah dengan suara berisik dari dua orang yang sepertinya saling menyimpan dendam.

"Haechan ih, balikin!" kata seseorang yang sedari tadi mengejar Haechan dengan amarah yang tergambar jelas di wajahnya.

"Gak, ah. Abisnya lo ngeselin, sih!" kata Haechan sambil terus berlari dan sesekali menengok ke belakang. Pasalnya, sepatu orang yang sedang mengejar Haechan itu tengah ia apit pada ketiaknya.

"HAECHAN ANAKNYA PAK BURHAN!!!" suara andalan orang itu kembali membuat Haechan tertawa senang.

"HAECHAN IH, GUE BILANGIN SHIN EUNBI, YA!"

Deg!

Langkah Haechan terhenti begitu saja. Pandangannya kosong. Telinganya mendadak tuli.

Shin Eunbi? Maksud gadis itu adalah Shin Eunbi-nya? Tidak bisa dipercaya. Itu tidak mungkin. Hanya Haechan yang tahu di mana Shin Eunbi.

"Nah, gitu dong berhenti. Kan gue bisa ambil sepatu gue," kata gadis itu. Sembari mengelap peluh di wajahnya, gadis itu langsung mengambil sepatu yang masih diapit Haechan.

"Minju, gue gak nyangka," kata Haechan.

Bedanya, sekarang nada bicaranya sangat dingin. Gadis yang bernama Kim Minju ini saja takut mendengarnya.

Lalu Haechan pergi tanpa memedulikan Minju yang masih mematung.

Gadis itu berkali-kali merutuki dirinya bodoh karena mengucap kata ajaib itu. Ia harusnya tahu dan harusnya bisa memaklumi apa kelemahan temannya itu.

Walaupun kelemahan temannya adalah nama orang: Shin Eunbi.

* * *

dan saatnya aku bilang:

SELAMAT DATANG DI KISAH HAECHAN!!!

EXAGGERATED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang