BIASANYA, Haechan sangat suka hari Rabu. Karena di hari itu, sering diadakan kuis dadakan. Bukan senang karena kuisnya si, tapi Haechan bisa dengan leluasa meledek Seoyeon karena sudah dipastikan gadis itu tidak belajar. Akhir-akhir ini Haechan benar-benar membuktikan omongannya. Ia berpindah target untuk ia ledek yang semula dari Minju, berganti kepada Seoyeon. Haechan sudah kepalang benci kepada Minju. Ia sudah tidak peduli lagi dengan gadis yang tidak bisa menghargainya.
Tapi sepertinya, Rabu kali ini akan menjadi salah satu Rabu yang Haechan benci. Rabu kali ini, Bu Amber sedang menyebalkan. Dia memberikan tugas kelompok untuk di presentasikan minggu depan, sekelompok diisi oleh lima orang yang salah satu anggotanya harus ada yang mengerti tentang pelajaran itu, dan sialnya lagi Haechan kedapatan kelompok dengan Kim Minju. Sial berkali-kali lipat hari ini.
Untung saja ada Hyunjin, Shuhua, dan... Seoyeon. Yes! Tentu saja Haechan sangat senang karena target setianya siap sedia di depan mata untuk di-bully. Sedangkan Seoyeon hanya meruntuki bagaimana ia tidak mau sekelompok bersama Haechan. Baru saja ingin mengajukan protes, Bu Amber langsung tidak mau tahu anggota kelompoknya tidak dapat diubah.
Sejak tadi, entah Haechan sadar atau tidak, Minju selalu mencari celah untuk menanggapi ocehan Haechan perihal tugas ini. Haechan pun hanya menanggapi seperlunya. Ia sampai jengah karena suara Minju lebih menyebalkan daripada nyanyian fals milik Jaemin. Haechan masih terus menahan untuk tidak membentak Minju karena ada beberapa temannya lain. Walaupun sebenarnya teman-temannya itu sudah mengetahui masalah antara Minju dan Haechan tempo lalu.
"Wadu, Neng Seoyeon serius amat," ledek Haechan kepada Seoyeon yang kebetulan duduk di sebelahnya. Seoyeon masih diam tak berkutik.
"Sampai abang dianggurin, ciaaaaa," sambung Hyunjin.
Memang sekali ada anak perempuan yang menjadi target ledek Haechan, entah mengapa pasti akan ada oknum yang ikut meledek pula. The power of Haechan.
"Brisik!" katanya garang. Haechan dan Hyunjin hanya tertawa.
"Mau abang bantu, gak?" ledek Hyunjin lagi. "sepertinya tangan Neng sudah pegal," lanjutnya. Lagi-lagi dibalas tawa menggelegar milik Haechan.
"Husttttttt bacot, Jin"
Ya bagaimana tidak pegal? Di mana-mana, Seoyeon pasti akan ditunjuk menjadi sekretaris kelompok. Salah satu faktornya sih karena dia juga sekretaris kelas. Makanya kadang galak karena siswa yang nitip izin tidak berangkat ternyata tidak membawa surat izin pada hari selanjutnya.
"Sha, itulah bilangin Hyunjin suruh jangan brisik," adu Seoyeon kepada Shuhua yang notabene juga pacar Hyunjin.
Memang apes nasib Seoyeon, dia dikelilingi oleh pasangan. Shuhua dan Hyunjin, lalu ada Haechan dan Minㅡ ah tunggu, mereka tidak pernah ada apa-apa.
"Dia mau dibilangin berapa kali juga gak akan nurut sama aku, Yeon." kata Shuhua.
Perkataan Seoyeon hanya dibalas tawa kencang oleh Haechan.
"Pegat aja udah, masa gak mau nurut sama lo, sih," gerutu Seoyeon.
Hanya balasan tawa kencang dari semua orang, kecuali Minju tentu saja.
Entah apa yang dipikirkan gadis itu. Setelah ia sadar sudah ditolak mentah-mentah (lebih tepatnya dicueki) oleh Haechan, Minju terlihat lebih diam. Sebenarnya Haechan sadar, tapi dia menolak untuk tahu isi kepala Minju. Nampaknya Shuhua dan Hyunjin belum sadar dengan keadaan Minju yang kian mereka meledek Seoyeon, maka Minju semakin tidak mau terlihat lagi. Hingga suara Seoyeon memanggil Minju menyadarkan mereka semua kalau daritadi, gadis itu hanya diam tanpa berusaha terlihat.
"Ju, kenapa? Kok diem aja dari tadi? Biasanya juga ribut sama Haechan," tanya Seoyeon polos tanpa mengalihkan sedikit pun pandangan ke wajah Minju karena tangan dan otaknya harus sinkron saat menulis.
"Hah?"
Tentu saja Minju kaget. Bagaimana bisa Seoyeon membahas hal itu sekarang? Minju mengerti mengapa semua anggota kelompok mereka diam, itu karena sebenarnya mereka tahu apa yang terjadi antara Minju dan Haechan.
Sialnya, Minju juga baru sadar kalau saat keributannya dan Haechan terjadi, Seoyeon sedang tidak ada di kelas karena ia ikut menjadi panitia pelatihan dasar selama seminggu.
"Iya, biasanya kan lo yang ribut terus sama Haechan. Bilangin gih ke dia suruh jangan ganggu gue lagi. Gerah anjir tiap malem digentayangin Haechan di semua sosmed," kata Seoyeon. Kali ini sedikit mengedarkan pandangan ke Minju kemudian mengalihkan pandangan ke Haechan yang sedang menatapnya tajam, lalu berakhir dengan Seoyeon kembali menatap Minju penuh harap seperti sangat memohon untuk dilepaskan dari jeratan Haechan.
Well, itu fakta baru. Minju baru tahu ternyata hubungan mereka sudah sejauh itu.
Minju tampak menelan salivanya.
"Haha, oke..." katanya canggung.
Haechan masih belum bersuara. Lebih tepatnya, ia malas menanggapi. Biarkan saja Seoyeon berkata sepuasnya. Ia masih terus menatap Seoyeon sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali menekuni ponselnya padahal tidak ada apa-apa.
"Serius Ju, lo kenapa sih? Lagi patah hati, ya?" Seoyeon tetap mencoba mengajak Minju berbicara.
Entah sadar atau tidak, suasana jadi hening. Hanya suara bising kelas yang menjadi backsound saat ini. Tidak seperti saat mereka meledek Seoyeon. Hyunjin dan Shuhua berlagak seperti penonton, mereka tidak mau ikut campur. Sedangkan Haechan tampak memainkan ponselnya seolah-olah sedang mencari materi padahal nyatanya tidak demikian. Seoyeon sendiri juga terdiam karena menunggu jawaban dari Minju.
"Eum, iya hehe. Gue bisa dibilang lagi patah hati,"
ㅡㅡㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
EXAGGERATED✔️
FanfictionHaechan nyaris sempurna. Namun yang semua orang tahu, Haechan mempunyai kelemahan terhadap satu hal, yaitu Shin Eunbi. ©2019 by SOPH - Started: 20 Maret 2019 - Finished: 24 Mei 2019