14 | Feel Better

1.5K 204 9
                                    

SAAT Seoyeon mengabari kalau Minju sakit, perempuan itu sakit betulan.

Malam harinya, setelah siangnya Minju mengalami konflik batin yang begitu rumit, badannya langsung panas. Ibu Minju juga sampai heran. Pasalnya, anaknya ini tidak terlalu mudah sakit, kecuali kalau terjadi sesuatu.

Pikiran Minju melayang saat siang hari, dimana Seoyeon mengejarnya. Dia menangkan Minju dan Minju juga masih ingat apa yang Seoyeon ucapkan.

"Gue bakal bantu sebisa gue buat bikin lo baikan sama Haechan mengingat Haechan sekarang cukup jinak kalo sama gue. Dan juga, Ju, gue sama Haechan gak ada apa-apa jadi lo gak usah khawatir, ya?"

Omongan Seoyeon sampai sekarang masih melekat di benak Minju. Oke, satu masalah selesai. Seoyeon bukan penghambat perjuangan Minju.

Dari tadi Minju belum menunjukkan ciri-ciri dirinya membaik. Namun masih mending kondisinya saat ini, daripada beberapa jam yang lalu. Walaupun seluruh mukanya masih pucat, tapi lidahnya sudah bisa membedakan makanan enak.

Dia masih termenung di kamar. Sebenarnya menunggu kabar dari Seoyeon karena perempuan itu tadi pagi juga berjanji bahwa ia akan membicarakan masalah Minju dengan Haechan. Namun Minju berpikir semua tidak berjalan normal karena Seoyeon belum memberi kabar.

Hingga suara pintu kamar diketuk. Minju berkata langsung masuk saja. Di ujung pintu sana, Seoyeon berdiri tersenyum dan juga perempuan itu membawakan hadiah bersamanya.

Perawakan yang sangat Minju kenal, kemudian garukan khas yang biasa Minju lihat saat laki-laki itu bingung harus berbuat apa (bahkan Minju sudah paham gestur orang ini sejak dia SMP), dan raut wajah penuh perasaan bersalah menyelimuti orang itu.

Benarkah ini?

Maksudnya, apakah Minju tidak bermimpi? Karena Lee Haechan berdiri di samping Seoyeon dan menampakkan seluruh gestur yang Minju lihat tadi. Terutama pada bagian merasa bersalah. Benarkah Haechan merasa demikian?

Minju pikir, Seoyeon yang akan masuk dan menyapanya. Namun ia terkejut karena Haechan yang melangkah perlahan sambil menyunggingkan senyum kaku. Jangan tanya bagaimana jantung perempuan itu. Sejak tadi, kesenangan luar biasa membuatnya jadi salah tingkah.

Haechan duduk di kursi yang kebetulan itu ada di samping tempat tidur Minju. Mungkin saja itu bekas kursi yang digunakan oleh ibu perempuan itu untuk mengurusi anaknya yang sakit.

Haechan berdehem dan bertanya. "Lo.. gak apa-apa?"

Minju masih sibuk mengatur detak jantungnya. "Udah mendingan daripada semalem si. Ngapain kesini?"

"Mau jenguk samaㅡ

Haechan tidak meneruskan omongannya. Laki-laki itu ragu. Keringat dingin mengalir deras dan tangannya juga ikutan bermasalah.

"Sama?" tanya Minju mendesak. Padahal jantungnya masih tidak karuan.

ㅡminta maaf,"

Oke. Serangan deg-degan kencang pertama sudah berhasil di lalui.

"Gue bener-bener minta maaf. Gue gak tahu kalo mulut gue bisa berakibat gini. Maafin gue, Ju. Gue salah banget dalam memperlakukan teman."

Wow. Kalimat yang tidak Minju duga. Ia berpikir Haechan akan banyak beralasan untuk meminta maaf. Ternyata tidak. Justru suara tegas laki-laki itu yang ia dengar.

"Gue juga, Chan. Sebenernya mulut gue ini yang bikin lo marah besar. Gue gak bisa mengontrol diri gue sendiri. Gue gak bisa menghormati lo. Untuk hal itu, gue minta maaf banget dan gue pun mengakui sebenernya gue pantes lo katain kayak kemarin."

Haechan menggeleng. "Nggak ada seorang perempuan pun yang pantas disebut bangsat, Ju. Lo juga bukan bangsat. Gue minta maaf untuk hal yang satu itu."

"It's okay, gue ngerti, Chan. Lo cuma emosi kemarin,"

Haechan mengangguk dan Minju tersenyum.

Hari ini tubuh lemas Minju mendatangkan keberuntungan. Ia sudah diberi kesempatan berkali-kali oleh Tuhan untuk memperbaiki pertemanan mereka berdua. Terlebih lagi untuk kembali bisa bersapa akrab dengan Haechan.

Untuk kali ini dan seterusnya, Minju sudah tidak mau membuat masalah. Sudah cukup sampai sini, dia sudah lelah berjauhan dengan Haechan.

Tiba-tiba, suara cempreng bahagia Seoyeon hadir ditengah-tengah keheningan canggung mereka berdua. Minju pun bingung, sejak tadi perempuan itu ada dimana.

"Nah gitu dong! Kan enak kalo udah baikan." kata Seoyeon yang hanya dibalas senyuman oleh Minju dan cengiran khas milik Haechan.

Sepertinya, malam ini Minju akan tidur dengan nyenyak.

ㅡㅡㅡ

duh maaf ya. telat lagi huhu. sebenernya semalem udah bisa di publish tapi aku ketiduran. enjoy sama mereka!!

EXAGGERATED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang