HAECHAN pintar. Bisa dibilang mendekati jenius. Tapi ia tidak mau dibilang begitu.
"Gak ah, masih pinter Seungmin," katanya sih begitu.
Tapi nilainya berbanding terbalik dengan pernyataannya. Nilai ulangan matematika Haechan bisa dibilang sama dengan Seungminㅡsang ranking satu paralel dan tetangga kelas Haechan.
Haechan ini selalu saja membuat banyak orang berdecak heran. Pasalnya, sifatnya yang kekanakan sungguh menyembunyikan kepintaran yang ia miliki. Siapa sih yang tidak kenal Lee Haechan? Satu-satunya orang yang mampu mengimbangi Seungmin dalam bidang hitung-hitungan.
"Chan, kalo nomor yang tiga gimana sih?" tanya Chaeyeon teman sekelas Haechan sekaligus partner kejahilan Haechan selama ini. Bisa dibilang mereka sama-sama usil dan memiliki segudang ide untuk mengerjai teman yang lain.
"Bentar, soalnya lo taruh di meja gue dulu. Gue mau ambil catatan matematika di kelas sebelah," kata Haechan lalu pergi meninggalkan Chaeyeon.
Tidak lama setelah itu, Haechan kembali ke kelas dan mendapati Chaeyeon sedang menunggu dengan sabarnya.
"Itu materi apa?" tanya Haechan.
"Trigonometri. Sialan gue zonk banget di materi ini," keluh Chaeyeon.
"Oh, gini..."
Haechan menjelaskan panjang lebar. Terkadang, saat Chaeyeon masih terlihat bingung, Haechan dengan sabar mengulang yang ia katakan dengan telaten. Seorang Lee Haechan yang sangat dikenal sebagai perusuh, akan berubah seratus delapan puluh derajat bila sedang membantu teman dalam mengerjakan matematika.
"Bentar, jadi ini toh ada apalannya?" tanya Chaeyeon masih tidak paham.
"Iya ada, ini namanya sudut istimewa gitu sih. Sin, cos, sama tan ada tuh sudut istimewa gitu. Lo apalin aja, biasanya sudut yang keluar selalu sudut istimewa itu. Lebih baik lo apalin aja biar gampang ngerjainnya. Terus sekalian apalin kuadrannya juga," kata Haechan. Chaeyeon sedikit mengerti yang Haechan katakan.
Haechan menggambarkan empat kuadran beserta keterangannya lengkap, "Ini gue udah gambarin kuadran sekalian keterangannya, semoga bisa mempermudah,"
Chaeyeon sangat berterima kasih kepada Haechan, "Oke deh. Nanti gue coba apalin. Thanks, Chan,"
Tak lama setelah itu, bel masuk berbunyi. Kebetulan sekali pelajaran selanjutnya adalah matematika. Guru pun datang dan dengan mengejutkan, beliau akan mengadakan kuis matematika saat itu juga.
Seluruh kelas gaduh, semuanya kelimpungan. Ada yang masih belum siap, tidak tahu materi, bahkan sudah menyerah duluan sembari mendaftarkan dirinya masuk dalam daftar peserta didik remidial.
Bukan Bu Chryst namanya kalau tidak memaksa. Buktinya mereka semua sudah menghadap ke kertas kuis masing-masing. Ada yang bingung, sibuk mencoret kertas, dan ada juga yang tidur. Jelas Haechan bukan salah satunya.
Tiga puluh menit kemudian, soal yang berjumlah tiga buah itu dikumpulkan ke depan. Bukan Bu Chryst namanya bila ia tidak mengoreksi secepat kilat. Tidak sampai dua puluh menit, ia berhasil mengakumulasikan semua nilai anak didiknya.
"Untuk kali ini, tidak ada yang mendapatkan nilai sempurna." ujar Bu Chryst.
Semua orang berbisik, Haechan berarti tidak mendapatkan nilai bagus dong?
"Tapi saya salut ke Haechan, kamu cuma salah setengah di nomor dua."
Semua orang hanya melongo. Pasalnya mereka tahu bila soal nomor dua itu susah sekali. Bahkan ada yang optimis jawaban itu salah total.
Semua memandang Haechan. Namun ia justru terlihat berkeringat dingin. Gila, bisa-bisa Haechan berlari dari kelas.
Chaeyeon yang menyadari perubahan mimik wajah Haechan pun melihat Haechan dengan prihatin. Pasalnya, Chaeyeon tahu bila keringat dingin yang sedang dialami Haechan bukan karena dilihat oleh seluruh kelas. Namun karena hal lain.
Kebetulan, tatapan mereka berdua bertemu, dan itu membuat Chaeyeon menanyakan hal yang sangat ingin ia tanyakan.
"Chan, Eonni ya?"
Tentu saja Chaeyeon berbisik. Untung saja Haechan melihat mimik bibirnya. Dan ternyata benar dugaan Chaeyeon. Haechan tremor karena wanita itu lagi.
* * *
menurut kalian gimana? hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
EXAGGERATED✔️
FanficHaechan nyaris sempurna. Namun yang semua orang tahu, Haechan mempunyai kelemahan terhadap satu hal, yaitu Shin Eunbi. ©2019 by SOPH - Started: 20 Maret 2019 - Finished: 24 Mei 2019