HARI INI lumayan melelahkan bagi Haechan. Dia sekaligus mengajari dua kelompok belajar yang kebetulan memiliki janji mengerjakan sesuatu di hari yang sama.
Setelah kelompok pertamanya sudah pulang, Haechan tinggal menunggu kelompok kedua. Tadi juga Haechan sempat meminta Chaeyeon untuk datang karena tahu sendiri dia masih meminta bantuan kepada anak itu untuk menyelesaikan masalahnya.
Chaeyeon datang sambil membawa beberapa plastik besar berisi makanan ringan. Haechan yang pesan sih, tapi pake uangnya Chaeyeon. Anak itu kan gak mau rugi. Chaeyeon juga gak masalah selama makanan itu ada yang makan nanti. Lagian juga hitung-hitung kan Chaeyeon meneraktir teman sekelasnya.
"Pada belum dateng? Ngaret apa gimana dah?" tanya Chaeyeon.
Dia sedang tiduran di atas sofa sambil memakan potabee rasa rumput laut kesukaan dia.
"Biasa. Apalagi Hyunjin sama Shua biasanya lama."
Baru saja berkata demikian, terdengar suara motor besar yang berhenti di pelataran rumah Haechan.
"Hichan!!!" Shuhua berteriak seolah memanggil.
Haechan berdecak perlahan. Kalau bukan pacar Hyunjin, dia pasti sudah marah-marah. Haechan berjalan menghampiri mereka berdua.
"Padahal gue baru ngomong ke Chaeyeon biasanya lo berdua yang terlambat," kata Haechan.
"Loh? Ada Chaeyeon juga?" tanya Hyunjin.
"Iya. Gue suruh dia dateng tadi sambil bantuin kelompok gue yang pertama." Padahal mah nggak.
"Oh." Hyunjin mengangguk paham.
"Yuk masuk dan Shua?"
"Ya?" Shuhua mengalihkan pandangan yang semula sedang merapikan rambutnya dengan didampingi kaca spion, kini menatap Haechan.
"Jangan panggil gue Hichan lagi, oke? Jijik banget sumpah!"
Hyunjin dan Shuhua tertawa. "Padahal kan kiyowo," timpal Hyunjin.
"GAK! Atau kalian gak boleh masuk!"
"Iya, iya! Ngambekan banget." kata Shuhua masih sambil terkekeh pelan.
Hyunjin dan Shuhua berlari menyusul Haechan yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah. Masih dengan kekehan keras tentu saja. Mereka pun di sambut oleh Chaeyeon yang sedang tiduran sambil memakan potabee.
"Buset kebo!"
"Bacot, Jin."
"Ada apaan nih lo kesini?" tanya Hyunjin.
"Ada deh. Gak boleh kepo kalo bukan sobatnya Haechan." jawab Chaeyeon sekenanya.
"Widih ngeri bosque, kata Haechan lo bantuin kelompok pertamanya dia?" tanya Hyunjin lagi. Gak tau lah ini, Hyunjin lagi dalam mode julid dan pengen tau hubungan mereka berdua.
"Dih ngapain? Ogah amat. Lagian materi kelompok dia pas pelajaran Pak Namjoon kemarin susahnya minta ampun," kata Chaeyeon lagi-lagi tak peduli.
Setelah berkata seperti itu, pintu rumah diketuk dan tampak lah Seoyeon datang sambil membawa bingkisan. Chaeyeon pun langsung menghampiri Seoyeon dan bertingkah seolah ibu-ibu PKK yang sudah lama tidak bertemu. Hyunjin dan Shuhua cuma terkekeh aja soalnya mereka berdua emang se-alay itu kalo udah ketemu.
"Bawa apa, Yeon?" tanya Shuhua.
"Ini roti titipan Ibu hehehe." jawab Seoyeon.
"Kayaknya enak," timpal Chaeyeon.
Baru saja Seoyeon duduk, roti yang ia bawa sudah diserbu massa.
Tepat saat itu, Haechan datang membawakan minuman.
"Eh, Seoyeon udah dateng?" sapa Haechan.
Seoyeon yang semula sedang memakan roti, mau tidak mau juga harus menanggapi Haechan. Meskipun sebenarnya dia masih malas melihat wajah Haechan karena kejadian yang lalu. Kemudian Seoyeon tersenyum manis.
Haechan meletakkan nampan berisi enam gelas sirup rasa melon. Kemudian dia berkata, "Kurang Minju, kan? Dateng jam berapa dia?"
Semuanya pun setuju. Benar juga, tidak biasanya Minju terlambat.
"Eh, anu, sebenernya Minju tadi pagi ngirim pesan ke gue. Dia gak bisa dateng soalnya lagi sakit sejak semalem katanya,"
Omongan Seoyeon jadi membuat Haechan sedikit terpukul.
Tapi benar juga, masa sih setelah Haechan berlaku seperti itu ke Minju, dia masih mau datang menemui Haechan? Rasanya tidak mungkin.
Shuhua yang menyadari ketegangan mereka pun menimpali.
"We can start our work, I guess?"
Semua mengangguk setuju.
"Gue juga kayaknya bisa bantu punya Minju deh. Gak apa-apa kok," Chaeyeon menawari.
Semua membalasnya dengan anggukan ringan.
Chaeyeon mengarahkan pandangannya ke Haechan. Ia melihat laki-laki itu sangat khawatir. Ingin rasanya Chaeyeon memeluk dan mengatakan semua baik-baik saja. Namun sulit rasanya.
Pandangan khawatir Chaeyeon yang tertuju untuk Haechan pun tak luput dari pandangan Seoyeon. Gadis itu penasaran, apakah Haechan tahu kalau Chaeyeon sebenarnya suka ke dia? Namun tidak seharusnya Seoyeon sok tahu si. Dia menggelengkan kepada tanda bahwa ia tidak seharusnya berpikiran macam-macam.
Pulang kerja kelompok nanti, Seoyeon harus menyampaikan uneg-unegnya kepada Haechan. Harus hari ini, sebelum semuanya terlambat.
ㅡ ㅡ ㅡ
sebagai permintaan maaf dua hari kemarin gak update, aku ganti updatenya di malam minggu hehehe!
(karena biasanya, malam minggu adalah jadwal nonton drama jadi aku gak update hehe)
KAMU SEDANG MEMBACA
EXAGGERATED✔️
FanfictionHaechan nyaris sempurna. Namun yang semua orang tahu, Haechan mempunyai kelemahan terhadap satu hal, yaitu Shin Eunbi. ©2019 by SOPH - Started: 20 Maret 2019 - Finished: 24 Mei 2019