03. Insiden Rei (2)

147 14 0
                                    

"Astaga Rei," Hesya terlonjak begitu saja melihat kaki dan kepala Rei yang diperban.

Hesya masuk ke dalam kamar rawat inap Rei diikuti beberapa anak lainnya, sementara Bima, Geo, Choki, Bara, dan Ayana memilih menunggu diluar. Menanti giliran masuk karena ruang inap Rei yang tidak terlalu besar, takut nggak muat apalagi badan Geo yang segede gaban bisa menganggu pemandangan.

Hesya tertegun, tidak tega melihat keadaan teman semejanya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Meskipun Hesya terlihat cuek dan tidak peduli pada Rei, sebenarnya dia orang yang mudah khawatir.

Rei tertunduk malu, enggan menunjukkan kondisinya saat ini.

"Apaan sih lo pada, repot repot kesini."

Rocky menoyor kepala Rei pelan.

"Dijengukin bukannya terimakasih lo," kesalnya.

Rei meringis malu.

"Kita ini keluarga Rei. Kalo salah satu dari kita ada musibah, kita harus saling bantu." sambung Rocky kemudian.

Rei tersenyum kecil dengan bibir pucatnya. Hesya tanpa sadar ikut tersenyum juga.

"Eh iya, gimana sih ceritanya lo bisa jadi kaya begini?" Tanya Fiona yang diangguki teman-temannya.

Rei tersenyum malu.
"Lucu ceritanya. Malu gue,"

"Cerita dong Rei, gue kalo kepo nanti malem nggak bisa tidur nih." celetuk Terra yang mendapat kekehan geli dari Elkana.

"Boong dia. Kerjaan molor terus sok-sok an nggak bisa tidur," ucapan Elkana menggundang tawa teman-temannya.

Terra memelotkan matanya seakan siap menerkam gadis dengan poni rata itu.
"Bodo ah, tai lo El." Terra mengerucutkan bibirnya.

Rei terkikik geli melihat kelakuan mereka.
"Gue cerita deh, daripada lo cakar-cakaran begitu,"

Elkana dan Terra yang sedang mengejek satu sama lain jadi memandang Rei kompak.
Semua jadi menatap Rei dengan antusias.

"Jadi..., ceritanya gue mau ngindarin kucing nyebrang, eh malah gue ditabrak orang dari belakang. Kan kampret," ujar Rei menggerutu.

Sontak semuanya melongo. Rei si top kecamatan balapan liar ini ternyata punya sisi soft juga. Tampilannya saja yang berandalan padahal dalemnya mah lembut kaya gulali.

"Tampang preman hati hello kitty." Vana menceletuk diangguki teman-temannya.

Rei meringis kecil.
"Gue nggak tega kali Van nabrak hewan tak berdosa,"

"Halah, pak Dede yang nggak berdosa aja lo pukul," ujar Fiona ikut menanggapi.

Rei mendengus, teringat saat guru mapel PKN itu mengumpatinya yang terlambat masuk kelas.

Rei marah kala itu karena dia merasa tidak terima. Dia terlambat lima menit setelah bel tapi dia mendapat hukuman tidak manusiawi yakni keliling lapangan 5 kali.

"Udahlah, tiap kali keinget dia gue jadi pengen ngebonyokin tuh guru,"geram Rei yang langsung mendapat jitakan keras dari Rocky. Rei menjerit pelan, merasakan kepalanya yang berdenyut.

"Sampe lo berani, gue bonyokin wajah lo duluan,"ancam Rocky yang dibalas Rei dengan seringaian kecil.
"Canda elah, sensi amat."

Rocky mendecih lalu menyambung cerita saat dia, Bara, Choki, dan Ayana dihukum pak Ilham berjalan jongkok di kantor.  

Sementara itu, mereka yang menunggu diluar tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada Ayana yang sudah rusuh saat Bima dan Galih sibuk mabar game tembak-tembakan, ada Geo yang pamit merokok ke taman, serta Bara dan Choki yang sudah tidak terlihat wujudnya entah kemana.

ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang