15. Malaikat Baik

54 5 1
                                    

Semua anak XA2 tau, Salama Familia itu cewek super lemot. Kalo kata Bara, kapasitas memori internalnya cuma setengah giga.

Mau gimana lagi, Salama itu susah diajak ngomong. Kadang nggak nyambung dan over polos. Flora yang notabenenya anak paling pendiem di kelas aja pernah keceplosan teriak saat ngobrol sama Salama saking lemotnya.


Mungkin orang luar kenal Salama karena dia cantik, baik, dan ramah. Namun bagi teman sekelasnya, Salama itu cuma bayi mungil yang rawan kecantol buaya. Makanya, temen-temen sekelasnya ini overprotektif banget sama dia.

"Tuh tuh si Yosi lagi sama Rocky," Bara menyenggol lengan Salama saat seorang cowok berpakaian acak-acakan berjalan beriringan dengan ketua kelas mereka.

Salama yang sedang duduk-duduk santai di depan kelas bersama dengan Bara dan Keisya sontak beranjak berdiri membenarkan penampilannya. Kedua manusia yang berada disana hanya bisa mencibir.

Salama tak mengedipkan mata barang sejenak. Terus menatap kemana arah senyum laki-laki itu dituju. Senyum yang entah kenapa bisa membuatnya hanyut begitu saja.

Hingga cowok itu tersadar ada seseorang yang memperhatikannya, dia langsung berhenti tertawa dan menatap Salama dengan satu alis terangkat. Salamapun langsung kembali duduk dan pura-pura tidak melihatnya.

"Woy Yos, gimana? Badminton cup besok jadi kan? Gue butuh kepastian nih," Tanya Rocky membuat cowok itu mengalihkan pandangan.

"Eh sorry, ehm.. gue tanya anak-anak klub dulu. Mereka mau ngurusin apa nggak, kalo gue sendiri ya jelas nggak bisa dong,"jawab Yosi sembari sesekali melirik tempat dimana Salama berada.

"Yaudah sih santai, eh tapi lo mampir kelas gue bentar ya. Gue mau kasih rincian kegiatannya gimana,"

Rocky beranjak pergi menuju kelasnya. Yosi sebenarnya merasa malas pergi kesana, apalagi kelas itu adalah kelas XA2. Kelas yang terkenal arogan dan 'katanya' mereka hanya mau berteman dengan orang-orang yang selevel dengan mereka. Alias orang-orang yang otaknya bener-bener jalan.

Lalu, apalah dengan Yosi ini. Otak berandalan. Pinter nggak sama sekali. Penampilan acak-acakan identik banget sama anak IPS. Mau dipandang gimana dia di kelas XA2.

Namun, karena turnamen badminton juga sangat penting untuknya, dengan terpaksa dia mengekori Rocky.








Yosi berhenti di depan kelas XA2 karena Rocky menyuruhnya menunggu disana.

Disana ada tiga anak XA2 lagi duduk-duduk di depan pintu kelas. Satu cowok, dua cewek.

Dari ketiga orang itu hanya satu orang yang terasa tidak asing bagi Yosi. Iya, orang yang terus memperhatikannya dari ujung koridor tadi hingga sampai dia tiba disini.

"Eh, lo Yosi, ya? Kapten klub badminton?" Seorang cowok bergigi kelinci tiba-tiba muncul di depannya. Yosi yang bersender di tembok kelas jadi menegakkan tubuhnya.

"Eh iya," jawabnya singkat. Cowok itu kemudian berbisik pada cewek yang berdiri di belakangnya.

"Ya ampun, nggak nyangka lo main ke kelas kita. Lo tuh terkenal banget tau disini, apalagi setelah lo juara badminton ngelawan SMK Pancasila kemarin. Hebat banget, padahal lo sering bolos latihan kan haha" ucapnya bersemangat.

Oh, Yosi sekarang tau siapa cowok itu.

Bara Anji Maladewa. Kandidat calon kapten basket SMA Candrakanta.

Cowok yang masuk kategori most wanted karena selain tampan dia juga terkenal berprestasi di bidang olahraga. Siapa sangka Bara mengajaknya ngobrol begini.

ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang