"WHY WHY WHY LO GAK IKUT STUDYTOUR?!" Rengekan Bara terdengar ke seluruh penjuru kelas.
Ayana mengusap wajahnya malu. Untung ini cuma di kelas, jadi udah biasa dia dipermalukan gini. Tapi tetep aja Ayana risih sama toanya Bara yang kaya gajah ngambek ini. Udah suaranya gede, teriak-teriak sambil ngerengek lagi. Berasa jadi emak-emak yang lagi momong anak kan si Ayana.
"Ck. Fiona juga nggak ikut kog," kata Ayana diangguki Fiona yang tengah sibuk bermain HP disampingnya.
Elkana dan Intan yang duduk di depan Ayana kompak memandang Ayana kecewa.
"Ah nggak asik lo Ay, masa lo nggak pengen liat Bali bareng kita-kita," Elkana mengerucutkan bibir mungilnya."Bukannya gitu ya sayangkuh, gue tuh mabuk darat sama air. Gue paling nggak bisa naik bis yang nggak ada jendelanya," balas Ayana.
"Kan ada AC ay," sahut Intan.
"Gue alergi AC," Ayana menunduk lesu.
Ayana menenggelamkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya.
Pikirannya menimang-nimang keputusan.
Jalan-jalan ke Bali bersama teman-temannya memang salah satu impiannya. Meskipun ini agenda tahunan yang setiap tahunnya akan selalu diadakan, tapi rasanya menyesal jika Ayana tidak bisa ikut di tahun ini.
Kan, nggak ada yang tau kelas 11 nanti ada rolling class atau nggak. Ayana sih berharapnya kelas XA2 tetep gini aja, jangan ada yang berubah.
Soalnya dia udah nyaman, meskipun kadang anak-anak XA2 itu agak gesrek dan ngeselin tapi mereka ngangenin loh.
Back to Bali, jadi karena Ayana ini sayang nyawa sudah dipastikan dia nggak ikut ke Bali. Kenapa? Ayana tuh punya riwayat penyakit asma, dia ada masalah sama AC. Dia anaknya juga mabuk darat, air, udara. Nggak bisa diajak pergi jauh-jauh pake bis pariwisata.
Ayana cuma takut, dia mati duluan di bis sebelum sempet seneng-seneng di Bali. Amit-amit sih ya.
Susah emang. Kalo dia sehat mah udah gas-gas aja mau ke Bali kek, ke Korea kek.
"Yah," Bara jadi sedih, diikuti dengusan kecewa Elkana dan Intan.
"Kalo lo kenapa nggak ikut, Na?" Elkana beralih memandang Fiona yang sedari tadi sibuk menggeser-geser layar HP.
Fiona mendongak. Menatap wajah penasaran ketiga temannya.
"Gue sih mau nemenin Ayana aja, lagian gue udah pernah ke Bali,""Tapi gue nggak maksa loh Na, kalo lo mau ikut ke Bali ikut aja," kata Ayana masih dengan posisi kepala telungkup diatas meja.
Fiona mendecak.
"Gue mau di rumah aja kumpul sama keluarga," yakinnya.Windy dan Elkana ingin menyahut tapi Bu Ratna guru ekonomi mereka sudah memasuki kelas.
Elkana, Intan, dan Fiona segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Setelah itu, kegiatan belajar mengajar berjalan lancar seperti biasanya.
ㅡ
"Buset dah, ini Bali dari Jaksel jauh juga ya," Bima menggeser-geser tampilan Google Map di layar HP-nya.
"Lha emang jauh bego, lo pikir cuma dari Pancoran ke Tebet, deket." cibir Windy sambil menyesap milk tea-nya.
Bima mendecak, menaruh HP-nya ke meja kemudian beralih memakan baksonya yang hampir dingin.
Mereka —Bima, Windy, Salama, dan Geo (yang hari ini udah masuk sekolah)— sedang nongkrong di warung mang Wira di depan sekolah. Karena biasanya di jam istirahat pertama seperti ini, keadaan kantin sekolah sedang ramai-ramainya. Jadi mereka memilih nongkrong disini yang suasananya lempeng dan lebih adem.
Sementara Bima dan Windy menikmati makanan dan minumannya, Salama dan Geo asyik ber-selfie ria dengan kamera Salama. Mereka sibuk mencoba filter aplikasi kamera B610 dari filter yang mirip anjing sampai frame tai. Jangan heran, Salama emang gitu anaknya. Semua orang aja dia ajakin foto. Mang Wira pun pernah beberapa kali.
"Eh, iya. Si Ayana, Fiona, Teressa sama Flora katanya nggak ikut ke Bali ya?" Tanya Bima di sela-sela makannya, membuat kuah bakso di mulutnya muncrat kemana-mana.
Salama mengernyit jijik.
"Telen dulu anjir,"Bima malah meringis bodoh, melanjutkan menelan bola-bola bakso yang masih tersisa di mangkoknya.
"Kalo Ayana sih dia alergi AC, kalo Fiona dia udah pernah ke Bali, Teressa ada acara keluarga katanya, kalo Flora i don't know,"kata Windy.
"Anjirr, Ayana kuno banget. Yakali dia tinggal di Jakarta tapi alergi AC. Jaman sekarang mana ada tempat yang nggak ada AC nya," sahut Geo sambil tertawa terbahak-bahak.
Salama yang melihat itu langsung memukul bahu besar Geo, membuat cowok itu menghentikan tawanya dan mengaduh.
"Jangan gitu lah. Kalo namanya alergi mau gimana lagi," protes Salama kesal."Lagian si Ayana, masa iya dia alergi AC. Emangnya dia manusia purba dari dinasti mana sih," Geo terkikik kecil.
"Mau dia dari dinasti Joseon kek, dinasti Han kek, yang namanya manusia alergi itu normal," Windy ikut memprotes diangguki Bima yang telah selesai menghabiskan satu mangkok baksonya.
"Ya tapi kan—"
"Udah woy, brisik lo pada!" potong Salama kesal melihat perdebatan kedua temannya.
Windy dan Geo mendengus malas, lalu keduanya kompak melirik sinis. Bima hanya bisa menggelengkan kepala. Tak mau tahu dengan mereka berdua.
"Ih cepetan deh, udah mau bel nih. Eh Yo, lo yang bayar kan?" Geo yang sedang minum es tehnya tersedak mendengar kalimat Windy.
"Apaan sih, ogah banget gue. Yang makan siapa yang bayar siapa?" Sungut Geo tak trima.
"Udah deh gue aja yang bayar." Perkataan Bima membuat semua terkejut. Gimana nggak terkejut, wong Bima tuh anaknya pelit.
"Widiihhh ada acara apa nih broo?" Teriak Geo heboh.
"Doain aja langgeng." Jawab Bima ambigu.
Windy, Salama, dan Geo saling melempar pandangan. Mereka langsung menahan Bima yang hendak membayar makanan.
"Wey, maksud lo apa njir," Geo menarik lengan Bima pelan, membuat cowok yang kerap kali disapa Abim itu menoleh.
Bima hanya mengedikkan bahu acuh kemudian berjalan membayar makanan.
Windy, Salama, dan Geo memasang wajah cengo mereka. Ya gimana nggak, mereka udah kepo banget.
Kepo dengan perkataan ambigu Bima tadi.Semoga langgeng? Emang Bima ada cewek? Bukannya dia jomblo setelah putus sama Bianca? Jangan-jangan mereka balikan lagi.
Mereka bertiga segera menyusul Bima dengan panik setelah cowok itu berlalu terlebih dahulu meninggalkan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan random.
"Woy Bima goblok, jawab dulu pertanyaan gue," Geo segera berlari menyusul Bima diikuti Salama dan Windy dibelakangnya.
—
Ciaaaaaaaat!
I'm back gaesssHaha gimana, kangen nggak sama aku? Wkwk.
Maafkan aku yg sok sibuk ini ya.
Hehee, yg penting aku dah update kan.Makasih juga yg setia nungguin cerita absurd ini.
Vote dan komen dunggs 😉
—aiss
KAMU SEDANG MEMBACA
ZER0
RandomXA2. Kelas yang orang bilang kelas kaku, tegang, dan nggak banyak omong. Isinya orang pinter yang belagu, arogan, dan selalu menunjukkan keunggulannya. Mereka nggak serusuh kelas IPS dan nggak seasik kelas IPA lainnya. Tapi itu menurut pandangan ora...