16. Razia

46 5 0
                                    

"Eh coi, katanya hari ini ada razia, ya?" Ucap Bianca saat teman-teman sekelasnya sedang asik dengan aktivitas mereka.

Ada Hesya yang sibuk pakai lipsmatte, ada Ayana yang sibuk pakai sunscreen karena hari ini dia ikut pertandingan basket, ada Choki yang sibuk ngelap sepatu putih barunya, dan ada Bara yang sibuk menyisir rambut merahnya.

Setelah mendengar ucapan Bianca, sontak mereka langsung heboh.

"HA GILA, CIUSAN? KAN HARI INI HARI BEBAS, NO KBM. MASA IYA RAZIA," Teriak Hesya panik. Tentu saja dia takut lipsmatte dan satu set skincare-nya itu kena sita Osis.

"Lo liat sendiri noh, temen-temen osis lo pada nggak ada di kelas," Bianca menunjuk kursi kosong milik Rocky, Vana, Syeila, Elkana, Terra, Bima dan Galih. Kursi mereka kosong sejak pagi, cuman ada tas mereka tapi orangnya nggak tau kemana.

"Kemarin juga Rocky ngasih tau di grup kan kalo hari ini razia," ucap Windy menambah kekhawatiran mereka.

"NJIR, JANGAN HARI INI DONG. APES BANGET NI RAMBUT BARU GUE CAT KEMARIN," Bara sudah heboh sendiri.

"APALAGI SEPATU GUE NI, LIMITED EDITION WOI. GILA AJA KALO DISITA," Sahut Choki sama hebohnya.

"NO! SUNSCREENKU YANG HARGANYA DUA PULUH ENAM RIBU," Kalo itu suara Ayana. Dia udah ribut cari tempat buat nyembunyiin sunscreen-nya. Mulai dari di dalem baju sampai di dalem sepatu.

"DUH MASIH KELIATAN, GIMANA DONG," Ucapnya makin panik saat sunscreen-nya tidak muat di dalam sepatu.

"NJIR, CUMA BEGITUAN DOANG. GIMANA DONG SEPATU GUE YANG MAHAL INI," Kali ini Choki tak mau kalah. Dengan muka sok sedih dia memeluk dan mencium sepatunya.

Teman-teman yang lain hanya bisa mencibir. Untung mereka nggak bawa aneh-aneh. Padahal di grub kelas si Rocky udah bocorin kalo bakal ada razia hari ini. Cuma, karena Choki, Bara, Hesya, dan Ayana ini anaknya celometan kalo di grub, jadinya main skip aja terus malah bahas hal-hal gaje.

Akibatnya, sekarang mereka ribut banget. Apalagi mereka denger razianya udah sampe di kelas XA1. Tambah panik tuh si Bara yang lagi ngecat item rambutnya pake spidol. Rei sama Teressa pun ikut bantu, soalnya kata mereka serem kalo Bara dibotakin sama bu Ina.

Sementara, Ayana yang udah panik banget langsung buang sunscreennya di semak-semak depan kelas mereka. Untung semaknya lebat, jadi nggak keliatan. Kalo si Hesya, dia lebih cekatan. Kebetulan hari itu Geo nggak masuk sekolah dan tasnya ditinggal di kelas. Biasalah, anak bandel.

Jadilah tas Geo yang ditaruh di pojok kelas itu jadi tempat persembunyian satu set skincare-nya.

Setelah dimasukin tas, kemudian di tutup pake papan absensi, di timbun pake botol-botol aqua bekas, pasti anak-anak osis nggak bakal tau. Karena dari luar emang cuma kaya tumpukan barang-barang kelas yang nggak digunain lagi.

Apes banget, Elang Raja Mahendra ketua osis SMA Candrakanta udah masuk kelas diikuti anak-anak osis lain dibelakangnya. Ada Rocky, Bima dan Galih juga yang memasang wajah sok serius. Mungkin mereka mau menunjukkan sisi keseriusan mereka sebagai anggota osis yang baik.

Kelas yang sebelumnya heboh dan ribut, mendadak diam setelah mendengar suara bariton Elang. Choki yang sedari tadi bergerak dengan gusar di tempat duduknya ikut ciut juga.

"Oke, disini osis akan melakukan razia atribut dan hal-hal yang tidak diperbolehkan dibawa di sekolah. Yang masuk dalam kriteria tersebut adalah make up, benda tajam, kelengkapan atribut dan kerapian. Silahkan kalian yang merasa membawa hal yang saya sebutkan tadi atau atribut kalian kurang lengkap bisa langsung menyerahkan diri sebelum osis melakukan penggeledahan," tegasnya panjang lebar.

"Ck. Udah kaya diintrogasi polisi," Ayana berbisik pada Choki yang terlihat sudah putus asa.

"Oke, karena nggak ada yang mau ngaku, penggeledahan bisa dimulai," perintah Elang kepada anak buahnya.

Mereka pun langsung melakukan penggeledahan dan pemeriksaan kerapian pada anak-anak XA2, karena perintah Elang itu mutlak untuk dilaksanakan.

"Plis deh Ki, lo kan sohib gue. Masa lo tega sita sepatu gue yang baru beli kemarin. Belinya pake duit emak gue lagi," ucap Choki saat Rocky memaksanya untuk melepaskan sepatu.

Rocky menggelengkan kepala kemudian berbisik di telinga Choki.
"Gue kan dah bilang di grup bangsul. Sekarang mah DL! DERITA LO," bisiknya lalu melepas paksa sepatu putih dari kaki Choki, membuat cowok berponi rata itu mengerucutkan bibirnya.

"Tega banget sih lo jadi temen!" Teriak Ayana sewot saat Choki merengek padanya dengan mata berkaca-kaca.

"Dih, ngadu." Rocky mencibir kemudian berlalu pergi.

Keributan tidak hanya terjadi di meja Choki dan Ayana saja, di meja Bara pun lebih ribut lagi setelah dia ketauan mencat rambutnya.

"GUE NGGAK TERIMA NIH, PADAHAL RAMBUT GUE ITEM LOH," Teriaknya mencak-mencak saat Bima mengelap rambutnya dengan tissue.

"Itemnya jadi-jadian," Bima menunjukkan tissue bekas lap rambut Bara yang penuh dengan tinta hitam.

Rambut Bara yang tadinya item balik lagi deh jadi merah.

"WADUH WADUH, NGAJAK RIBUT LO BIM. AWAS AJA, KALO SAMPE GUE BOTAK JANGAN MINTA HOTSPOT GUE LAGI," Teriaknya pada Bima yang memasang wajah geli.

"Bodoamat, lagian ngapain pake di cat segala, kan nggak dibales," balas Bima acuh.

"Ha?" Bara melongo.

"Ck. Lupain. Susah ngomong sama remahan rengginang."kesal Bima.

"Pokoknya lo tetep kena razia. Nanti ikut osis ke ruang BK," Lanjutnya membuat Bara semakin brutal.

"BIMA KAMPRETTT SINI LO MAJU GUE YANG MUNDUR. BELUM PERNAH DI TAMPOL PAKE REALITA YA LO,"

Bara memasang kuda-kuda dengan gaya konyolnya, membuat Elang ikut terkekeh geli. Ada-ada aja anak XA2 ini, batinnya.

Saat Elang mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, tanpa sadar matanya beradu dengan Intan, si cewek rumpi XA2.

Saat Elang menatapnya, Intan malah menundukkan kepala dan pura-pura tidak melihatnya. Padahal jelas tadi mereka sempat bertatapan.

Lebih parahnya, Intan malah memasang headset di telinga kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celana olahraganya.

Elang menajamkan mata saat cewek itu dengan beraninya memamerkan sebuah liptint di depan anak-anak osis. Salama yang duduk disampingnya sontak merebut liptint itu dari tangan Intan.

"Heh tolol. Gila lo, ya. Ngapain lo bawa liptint ke sekolah. Biasanya bawaan lo majalah juga,"

Intan mengangkat ujung bibirnya.
"Hush, diem. Gue ada misi penting," Intan kemudian merebut kembali liptint miliknya.

Duh, nantang anak osis dia.

Elang dan anak osis lainnya langsung menghampiri meja Intan yang ada di pojok kelas.

"Lo bawa lipstick?" Tanya Elang pada Intan yang terlihat tenang-tenang saja.

"Aduh kak, ini tuh bukan lipstick tapi liptint ya. Tolong dibedakan," sanggah Intan dengan enteng membuat Elang mengernyitkan dahinya.

"Lo tau kan lip...lip-lip apalah itu nggak boleh dibawa di sekolah," ucapnya mulai kesal.

Intan mengangguk kecil.
"Tau, makanya kalo mau disita nggak apa-apa kog," balasnya dengan senyum bahagia. Membuat Salama, Elang, dan anak -anak osis menggeleng heran.

Tak mau tertegun terlalu lama dengan keanehan Intan, Elang langsung mengambil liptint yang Intan taruh diatas meja.
"Ini gue sita, dan kemungkinan nggak akan balik lagi. Lo udah tau aturannya kan?"

Intan mengangguk.

"Dan... Headset lo juga gue ambil. Gue paling benci disepelekan... Intan Renata," ucap Elang tajam sambil meneliti bet nama Intan.

Intan terdiam sebentar sebelum akhirnya melepas headset dari telinganya.
"Dengan senang hati,"

Elang kemudian berjalan pergi meninggalkan meja Intan. Namun baru beberapa langkah, bisikan Intan membuatnya menghentikan langkah.
"Seneng, bisa liat kak Elang dari deket."

ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang