"Ter bangun Ter!" teriak Fiona menggoyangkan tubuh mungil Terra yang tergeletak di jalan. Gadis itu tidak kunjung membuka matanya. Fiona dan Geo dibuat bingung sendiri.
"Pi, gimana nih. Nanti kalo Terra mati gimana?" Geo menggigit bibirnya khawatir. Fiona menatap Geo galak.
"Heh, mulut lo anjir!"Geo meringis. Kepalanya mendadak pusing. Sementara Fiona masih menggoyang-goyangkan tubuh Terra. Kali ini lebih cepat, tapi gadis itu masih setia menutup matanya.
Fiona sudah hampir pasrah, tapi tiba-tiba terlintas sebuah ide gila di otaknya. Fiona menatap Geo lekat-lekat, membuat cowok itu menjengit.
"Napa lo liatin gue? Naksir ya?" Geo masih sempat-sempatnya menggoda Fiona. Gadis itu mendecak kesal.
"Gue ada ide," ucap Fiona semangat.Geo yang berdiri disampingnya mengernyitkan dahi.
"Apa?" Tanya Geo penasaran. Fiona mendekatkan wajahnya ke telinga Geo. Geo spontan memundurkan tubuhnya.
"Heh, mau apa lo?!" Tanya Geo kaget. Pipinya sudah merah padam. Fiona tidak menyadari itu karena keadaan yang cukup gelap. Dia malah menarik tubuh Geo untuk lebih mendekat lagi. Geo menurut saja.
"Sini dulu elah," kata Fiona kesal."Nafas buatan," bisik Fiona di telinga Geo.
Geo mencoba mencerna ucapan Fiona cukup lama, membuat gadis itu mendecak malas.
"Mikir apa sih anjir,"
"Gue sih oke-oke aja," jawab Geo tenang.
"Yaudah cepet," ucap Fiona menjauhkan tubuhnya dari Geo. Geo mengangkat alisnya.
"Yaudah cepetan keburu kedinginan si Terra,"katanya polos.Fiona mendecak. Gini nih kalo mencerna ucapannya bukan ke otak tapi ke tenggorokan. Geo ini kalo soal cewek cepet tapi kalo ginian mendadak lemot kaya Salama.
"Ya lo lah goblok, masa gue!" Kata Fiona galak. Geo membelalakkan matanya. Masa iya dia harus eum anu sama Terra.Dasar ambigu.
Geo menggaruk kepalanya. Tiba-tiba merasa canggung.
"Harus gue?" Geo menatap Fiona ragu. Fiona mendengus kesal.
"Iya lah!" Garang Fiona membuat mau tidak mau Geo harus menuruti perintahnya.
"Ck iya deh," katanya pasrah.Geo mengangkat tubuh Terra ke pangkuaannya. Dengan kikuk dia mendekatkan wajahnya ke arah Terra yang masih tak sadarkan diri. Wajah mereka semakin mendekat, membuat Geo tanpa sadar meneguk ludahnya. Geo menatap gadis itu lekat-lekat. Bibir mereka hampir saja menempel sebelum akhirnya Geo menarik tubuhnya menjauh.
"Ahhh ini first kiss gue,"teriaknya seperti anak kecil. Fiona memutar bola matanya, kemudian menoyor kepala Geo keras.
"Yang nyuruh lo nyium siapa njir, gue cuma nyuruh lo kasih nafas buatan ogeb!" kata Fiona kesal. Kini dia berpindah posisi di samping Geo yang masih memangku tubuh Terra."Jangan liat wajah dia, merem aja," Fiona menepuk pelan pundak Geo. Mencoba memberi keberanian pada Geo yang terlihat ragu seolah takut akan menyakiti Terra.
"Kalo merem ntar kebablasan," celetuk Geo cengengesan.Fiona tidak tahan untuk tidak menjitak kepala cowok berbadan tinggi besar itu. Menyesal karena iya iya saja waktu Windy menyuruhnya ke minimarket bersama dua orang ini. Yang satunya badan doang gede tapi nyali ciut, satunya lembek kaya amoeba. Dighosting setan aja pingsan.
"Ck. Sini biar gue aja," Fiona ingin menggantikan posisi Geo tapi cowok itu menolaknya.
"Jangan njir, gue jijik liatnya," katanya memasang wajah ingin muntah. Fiona meremas rambutnya geram. Sebenarnya apa sih isi pikiran cowok ini. Dari tadi nggak ada yang bener."Terus ini gimana woy!" Fiona memijat pelipisnya. Rasanya dia ingin pingsan juga saat itu. Tapi kasian nanti si Geo susah gendongnya, secara Fiona ini makannya segalon.
Eh iya juga ya, kenapa nggak di gendong aja.
"Gendong aja si Terra. Kita jalan, kali aja ketemu orang," kata Fiona mulai pasrah. Sebenarnya bisa saja dia menghubungi teman-temannya, tapi sialnya dia dan Geo nggak bawa HP. Sedangkan Terra yang bawa malah nggak ada pulsa sama kuota. Emang kampret ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZER0
RandomXA2. Kelas yang orang bilang kelas kaku, tegang, dan nggak banyak omong. Isinya orang pinter yang belagu, arogan, dan selalu menunjukkan keunggulannya. Mereka nggak serusuh kelas IPS dan nggak seasik kelas IPA lainnya. Tapi itu menurut pandangan ora...