-----
"Siapa dek?" tanya Arial kepada adiknya yang sedari tadi melirik seseorang di belakangnya.
"Apaan?" tanya Dinda.
"Heh gak usah pake boong! Gak bakal bisa di umpetin deh!" ucap Arial mencoba mencari tahu lebih jelas.
"Ketahuan juga."
"Ketahuan kan."
"Lama-lama kepikiran juga. Setuju gak?" tanya Dinda
"Kalo dua-duanya udah saling sayang, gue mau apa lagi," ucap Arial dengan pasrah. "Cie, Adinda jatuh cinta!" sambungnya sedikit teriak.
"Apaan sih, jelek!" balas Dinda dengan memukul lengan abangnya itu.
***
Riani dan Genta menghentikan langkahnya di suatu tempat dan terpaku dengan pemandangan yang indah disana sedangkan yang lain melanjutkan perjalanan.
"Keren banget ya Ta pemandangannya, seneng banget lo ajak kita ke sini. Bisa nanti gue ceritain sama suami gue, anak gue, cucu," ucap Riani tersenyum megah sambil menggandeng tangan Genta dan dibalas tatapan heran oleh Genta, "Eh, mamah pernah loh ke Mahameru, iya gak Ta?" sambung Riani dan mulai menyenderkan kepala di pundak Genta.
Sedikit lama Riani terpaku dengan pemandangan dan Genta yang mencerna perkataan Riani soal suami, anak, dan cucu.
"Riani?"
"Iya, Ta?"
"BANG ZAFRAN! KAKINYA KENAPA?!" terdengar suara teriakan dari arah depan Riani dan Genta, dan itu adalah suara Dinda.
Riani dan Genta yang mendengar itu terkejut dan langsung menghampiri sumber suara.
"Zafran! Kenapa?" tanya Riani khawatir.
"Gila, aneh! Gak kerasa loh," jawab Zafran mencoba menyentuh luka yang ada di tumitnya.
"Jangan di pegang!" larang Riani.
"Nih, pake ini," Dinda menyodorkan obat merah kepada Riani, dan Riani mulai membersihkan luka Zafran.
"Sakit ya?" tanya Dinda.
"Hmm," jawab Zafran menahan sakit.
"Nih kak Riani," tak lupa Dinda memberikan handsaplast untuk membalut luka Zafran.
"Gimana, Ple? Masih sakit?" tanya Genta.
"Lo masih bisa, Ple?" tanya Arial.
Setelah handsaplast membalut luka Zafran, mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan lagi.
"Ayok! Lo bisa kan, Ple?" ucap Genta menyemangati Zafran.
"Bisa bisa!"
***
"Ple! Bagi aer, Ple! Aer gue abis. Sumpah, gue haus banget, Ple!" pinta Iyan kepada Zafran.
"Ambil aja nih, Yan. Aer gue juga tinggal segitu, tadi udah gue minum," ucap Zafran sambil menyodorkan minumannya yang tinggal sedikit kepada Iyan yang kehausan.
"Ah, yang bener lo, Ple! Gak jadi deh, ntar habis dong aernya."
"Masa sih, Yan? Yang lain juga habis?" tanya Zafran sedikit kaget.
"Aduh, puncak masih jauh, kita udah gak ada persediaan air," balas Iyan pasrah.
"Gila, gak ada air lagi!" lanjutnya.
Zafran seperti melihat sesuatu. Bola matanya melebar dan tampak senang di raut wajahnya.
"Ple, lo kenapa berhenti Ple?!" Iyan bingung melihat Zafran yang mematung.
"Ple?! Genta, Arial!" teriak Iyan kepada teman-temannya karna panik melihat Zafran yang sedari tadi hanya mematung.
"Ada apa?" jawab Genta.
"Sini!"
"Ple, lo gak apa-apa kan Ple?! Ple?!" lagi-lagi Iyan mencoba menyadarkan Zafran.
"Iyan, kayaknya permasalahan air kita udah selesai deh," ucap Zafran sambil mengarahkan pandangan Iyan ke sebuah tempat yang dia kagumi.
"Ple, kita dimana Ple?" sama kagumnya dengan Zafran, Iyan bertanya-tanya.
"Ta, kita lagi dimana?" senyum merekah Riani, sama halnya dengan Iyan dan Zafran yang juga kagum melihat apa yang ada di depan mata mereka.
"Temen-temen, selamat datang di Ranukumbolo, surganya Gunung Semeru," ucap Genta sambil tersenyum puas.
Mereka berenam tersenyum kagum melihat pemandangan yang ada di depan mereka. Danau yang terlihat jernih dan mengindahkan mata orang yang melihatnya dan di apit oleh bukit-bukit di sisi danau.
Mereka pun berlari kegirangan dan turun ke arah danau.
"Boleh berenang gak nih?!" tanya Arial kegirangan.
"Boleh! Makanya gue suruh jangan bawa minum banyak banyak!" jawab Genta sambil mengejar teman-temannya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
5 CM [SELESAI]
Adventure17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah segalanya". Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa "jenuh" denga...