10

4.3K 149 2
                                    

-----

Mereka sangat terpesona dengan pemandangan alam di Ranukumbolo dan masing-masing sibuk sendiri dengan kekagumannya.

"Ta? Kalo gue ni Ta, naksir ama seseorang di tempat kayak begini, gue tembak orangnya, Ta!" kata Iyan mencoba menggoda Genta karena Genta sedari tadi hanya fokus memandangi Riani.

"Jadi kalo misalnya ada yang nanya, Eh, lu jadian dimana? Di jalur pendakian Mahameru. Keren kan?!" lanjutnya.

"Bilang apaan?" jawab Genta menutupi perasaannya.

"Udah, jangan bohong sama gue lo! Tuh orangnya!" balas Iyan sambil menunjuk ke arah Riani.

"Ah! Males gue curhat sama lo! Bokep melulu!"

"Udah, ngomong aja ama dia. Kayaknya dia juga sama ama lo!" ujar Iyan memotivasi Genta.

"Susah Iyan! Gue udah deket banget! Gue jadi gak tau apa bedanya. Gue juga gak mau kehilangan temen gue," jawab Genta spontan dan reflek.

"Katanya males curhat ama gue, bokep mulu, pancing dikit hahaha! Ta, sebuah cinta tuh harus di ungkapkan, Ta! Gak ada cinta yang gak di ungkapkan! Kecuali--" ucapan Iyan terpotong.

"Kecuali oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri," sambung Genta, "Bener juga lo, Iyan! Itu kata-kata siapa ya? Gue kayak pernah denger!"

"Puisinya si Juple!" tegas Iyan, "Ngomong ngomong, Dinda nya mana ya, Ta?"

"Itu!"

"Nah nah nah kan, kayaknya si Dinda udah mulai terkena syair buayan ala cniha almutakasira," balas Iyan sambil menunjuk  Zafran dengan Dinda yang tengah bersama.

"Apaan tuh?"

"Sayap-sayap patah! Kalil Gibran!"

"Oh, kalo si juple berarti Kalil Zafran ya?"

"Judul puisinya sayap-sayap ayam!"

Mereka berdua tertawa setelah menggibahi Zafran dengan puisi-puisinya.

"Eh! Lagi pada ngomongin gue ya?" tanya Riani membuat Genta dan Iyan kaget dan bingung karena sebenarnya mereka sedang membicarakan Riani di awal perbincangan mereka.

Iyan kemudian berdiri menghampiri Riani dan mulai berbincang dengannya.

"Iyan? Gak enak ya jadi cewe?" tanya Riani kepada Iyan dengan nada lesuh.

"Kenapa?"

"Kalo cewe suka sama orang, gak bisa langsung bilang. Bisanya cuma nunggu doang," curhat Riani.

"Ah, kuno lo! Kalo jaman sekarang cewe ngomong duluan juga udah banyak!" tegas Iyan meyakini sahabatnya.

"Harusnya. Temen sendiri sih, udah terlalu deket."

"Bukannya enak? Kan malah udah saling ngerti satu sama lain? Udah nyambung!"

"Bener juga lo, Iyan."

***

Mereka pun melanjutkan perjalanan menyusuri rumput hijau dan meyusuri hutan.

"Jam tiga kurang lima. Nanti kita sampai Arcupodo kira-kira jam delapan atau jam sembilan malam," ucap Genta memberitahukan kapan mereka akan beristirahat sebelum melakukan perjalanan puncaknya.

Mereka terhenti melihat bukit di depan mata yang akan mereka lewati.

"Ta? Nanti kita naik ke atas bukit itu, Ta?" tanya Iyan yang mulai tidak yakin.

5 CM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang