sad or happy?

5.7K 154 14
                                    

Aku menunggu sambungan telphone dengan perasaan tidak sabar. Sejak tadi, aku mencoba untuk menelphone kakakku, tetapi tidak diangkat olehnya, padahal telphonku tersambung padanya.

Perasaanku sangat gelisah, panik dan takut, mendengar ucapan mama tadi, aku sudah tidak bisa berfikir jernih lagi, entah sudah beberapa kali aku meneteskan air mata karena merasa takut-takut akan keadaan suamiku. Meski kami ingin bercerai, tetapi tetap saja saat ini dia masih suamiku, dan aku masih mencintainya.

Aku kesal kepada edd sebenernya, ia telah mengorbankan tubuhnya hanya demi memberikab buah buahan dan vitamin hanya untukku. Ia juga tidak melawan kakakku, dan jelas aku juga kesal dengan kakakku, kenapa ia selalu saja bertengkar dengan edd. Padahal dulu, sebelum aku menikah dengan edd, kakak sangat akur padanya, hubungannya juga sangat baik. Tapi kenapa? Sekarang berubah, kakak sangat membenci suamiku. Aku tau kakak membencinya tidak mungkin tanpa sebab, tapi aku sangat mengenal kakakku, dia tidak akan terlalu menunjukan kebenciannya pada seseorang jika dia membencinya.

"Kakak ku mohon angkat telphonnya" gumamku pelan, tidak lama dari itu telphonku sudah tersambung padanya, dan ia sudah mengangkatnya.

"Kakak, lama sekali mengangkatnya" ucapku dengan kesal. Ia tidak langsung menyauti perkataanku, terdengar di seberang sana sangat berisik, bahkan aku sempat mendengar seseorang mengatakan kata kritis.

Astaga, apa edd yang sedang kritis sekarang? Jika iya, aku tidak akan memaafkan kakakku begitu saja. Kakakku memang sangat sudah keterlaluan memukuli seseorang. Apalagi seseorang yang sangat aku cintai.

"Kakak" jeritku dengan kesal ketika tidak mendapat sautan dari seberang telphone.

"Maafin kakak bunga, kakak harus mematikan telphonnya dulu, ada urusan yang sang___"

"TIDAK, BERITAHU AKU DULU, DIMANA EDD?" Jeritku dengan kesal, mendengar kata kritis tadi membuat emosi pada diriku menjadi memuncak.

"Astaga, bunga kamu tidak usah mengkhawatirkan keadaannya, dia su__"

"KAKAK!!" Jeritku lagi, kenapa kakakku tidak mengerti aku kalau aku sangat mengkhawatirkan suamiku, aku panik setengah mati ingin mendengar keadaannya bagaimana, sedangkan kakakku, yang sudah jelas jelas pasti mengetahui keadaan edd, malah memainkan diriku.

"Rumah sakit medika"

Setelah mendengar jawaban kakakku, aku segera mematikan nada sambung telphonku, dan segera bersiap siap untuk datang ke rumah sakit tanpa membawa kirana tentunya, dia masih sangat rawan untuk di bawa kemana mana, aku menitipkan kirana ke mama terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit.

※※※

Dalam perjalan ke rumah sakit, aku tanpa henti meyakinkan diriku bahwa edd akan baik baik saja, pasalnya sejak tadi pikiranku selalu berkata bahwa keadaan edd tidak baik baik saja.

Sesampainya di meja repsesionis.
Aku langsung bertanya pada wanita yang tengah duduk  di belakang meja repsesionis.

"Dimana ruangan atas nama edwin alison?" Tanyaku dengan menyebut nama suamiku. Dia terdiam sejenak, membuatku gemas dan bertanya kembali.

"Mba, dimana ruang_"

"Sebentar mba" potongnya. Aku terdiam, menunggu informasinya dengan gelisah dan tidak sabaran.

"Masih di ruang ugd m_"

"Baik, terima kasih" ucapku dan langsung segera pergi ke arah ruang ugd.

Tidak jauh dari ruang ugd, aku bisa melihat kak jackson berdiri tidak jauh dari sana. Aku langsung berjalan tergesa gesa menghampirinya.

Paaarrrr

Sad wedding #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang