Seminggu setelah aku berkunjung ke rumah seorang Calum Hood, aku masih dalam tahap untuk melupakannya.
Mungkin memang lebih indah untuknya untuk bersama Acha, bukan sama aku.
Melupakan seseorang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan yang ringan.
Melupakan orang yang terlanjur penting itu seperti menyeret sebuah batu karang yang besar, dan jalanan yang menjadi bekas seretan batu itu adalah memori yang selalu mengikuti kemanapun kita pergi.
It's not a move on problem, it's a flashback problem.
"Woy! Bengong aja lo!" Tegur Michelle dan Giselle. Teman sekelasku yang sekarang makin akrab denganku.
"Udahlah, ngapain galauin Calum sih?" Ucap Giselle.
"Mending cari wakacipuy baru!" seru Michelle ceria.
"Sembarangan!" Gerutuku. Michelle dan Giselle pun memilih untuk keluar dari kelas meninggalkan diriku yang sibuk duduk sambil mendengarkan lagu dari sepasang earphones yang selalu setia menemani hari-hariku.
"Lo kenapa dah La?" Ucap Harry lalu duduk disebelahku. Sudahkah aku bercerita kalau aku sudah dekat dengan Harry seperti kakak dan adik? Kalau belum, aku baru mengatakannya barusan.
"Ah, gapapa kok Harrs," ucapku.
"Gak usah ngeles, feel free to tell me your problem," ucapnya.
"Ah, gue beneran gak apa-apa kok," ucapku. Berbohong pastinya.
"Woy! Kalian berdua! Jangan cemewew wae. Har! Inget Sierra yang di sekolah lain, masa pacar sendiri lo lupain sih Har?" Ucap Louis yang tiba-tiba muncul dihadapan kami.
"Enak aja lo!" Sergahku menolak perkataan Louis tentang diriku yang berpacaran dengan Harry.
"Gue sama Isla cuma kakak adik kok," ucap Harry menjelaskan. Aku pun mengganggukan kepalaku tanda setuju
**
Walaupun gue udah punya Sierra, tapi gue lebih nyaman sama lo, La. Kenapa ya? -Harry Styles.
Calum, gue akan berusaha sedemikian rupa buat lupain lo. - Ruth Isla A.
**
Aduh kenapa malah gue yang galau...?
YOU ARE READING
Beautiful Mistake ✕ styles
Fanfiction❝ It's like I'm finally awake, and you're just a beautiful mistake.❞ ©2014 by est-1999. All Rights Reserved.