1.4

1.8K 261 8
                                    

Malam pun tiba dengan indahnya. Yang tidak kuinginkan pun tiba. Malam. Aku tidak mau melakukan safari itu, karena aku bisa melihat dia. Memang, bisa dikatakan kalau aku adalah seorang nyctophilia--atau orang yang sangat menikmati sesuatu yang namanya malam. Namun, tidak untuk kali ini. Ini adalah semacam malam untuk uji nyali. 

"Siap? Jadi, kalian akan diberikan sebuah lilin, lalu kalian akan mengitari wilayah penginapan ini. Sendiri. Karena pada akhirnya yang hanya dapat kita andalkan sepenuhnya adalah diri kita sendiri," ucap Uncle Joe, pemandu acara kami. 

Aku meneguk air liurku perlahan.

"Udah, tenang aja kali. It's going to be alright," ucap Zayn. Aku hanya mengangguk pelan. Aku memang sekelompok dengan Zayn dan Nayla, tidak lupa Lola dan Michael. 

"Ruth Isla, ini lilinmu, ikuti peta ini. Good luck!" ucap Uncle Joe. Aku membuka peta ini lalu mempelajari sesaat dan mulai beranjak maju menuju track outbond malam ini. 

Aku menelusuri sebuah hutan berpohon-pohon tinggi dan gelap. Semuanya terasa sama, karena hanyalah ada pohon-pohon tinggi dan jalanan yang agak becek karena hujan. Aku menghibur diriku sendiri dengan mengucapkan beberapa patah kata-kata doa. 

Tiba-tiba, sebuah cahaya mendekat dan mendekat dari arah jurang menghampiriku. Aku terpaku dan memandangi cahaya itu. Apakah itu cahaya senter?

Setelah beberapa saat aku memandangi cahaya tersebut, cahaya tersebut menghampiriku lebih dekat lagi. Aku pun berjongkok karena takut. Aku berlari sekencang-kencangnya namun cahaya tersebut mengikutiku. 

Setelah aku kembali ke tempat semuanya berkumpul, aku terdiam lalu mematikan lilin. 

"Lo kenapa La?" ucap Harry yang menyadarkanku dari lamunan gila mengingat kejadian tadi. 

"Hah? Emangnya kenapa gue?" ucapku kaget dan gelagapan.

"Lo pucet, tadi lo kenapa?"

"G..gue liat setan," ucapku terbata-bata.

"Ayo semua, berdiri sesuai kelompok dan kita akan doa malam. Outbond dilanjutkan besok pagi." Uncle Joe pun memimpin doa dan kami semua kembali ke kamar. 

Aku berjalan pelan bersama Uncle Joe dan Lola yang sekamar denganku. Kami pun melewati kamar para laki-laki. Aku mendapati Harry sedang duduk di depan balkon. Aku yang melewatinya pun dipanggil

"Isla! Tos dong," ucap Harry.

"Ogah, nanti begitu gue mau tos, lo belokin kan tangannya? Emangnya gue gatau?" ucapku.

"Ih, kali ini beneran," ucapnya. Aku pun tos dengannya, tapi ia menggenggam tanganku erat.

"Lo gapapa?"

"Gapapa apanya?"

"Lo pucet, La." 

"Gue gapapa kok," ucapku.

"Serius? Nanti lo tidur gak takut kan?" ucapnya. Aku menganggukan kepalaku.

"Yaudah gih, tidur sana, jangan lupa berdoa," ucapnya lalu mengacak-acak rambutku pelan. 

"Oke, lo juga ya, daah!" ucapku.

"Daah! Semoga gak mimpi buruk!"

**

gue sih ngefly digituin.... -tricia-

Beautiful Mistake ✕ stylesWhere stories live. Discover now