(5)

73 17 8
                                    

Aku ini sahabatmu, bukan
orang asing yang baru kau kenal.
jadi jangan sungkan untuk meminta bantuan ku karena aku akan selalu membantumu sebisaku.

*****

Aida berjalan menyusuri koridor sambil bersenandung kecil mengikuti lagu yang ua dengarkan lewat ponselnya, namun tiba tiba saja John menghampirinya sambil berlari dengan muka panik.

"Ai gawat ai, gue gamau tau pokoknya lo harus nolongin gue"

"Hah? Nolongin lo?"

"Iya lo harus nolongin gue. Jadi tadi tuh temen gue abis dipukulin sama bocah sok jagoan dan sekarang dia ada di UKS"

"Ya terus kenapa lo kesini dan kenapa lo ga nolongin temen lo itu?"

"Nah itu dia masalahnya. Gue tuh gatau cara ngobatinnya gimana, lo mau kan bantuin gue buat ngobatin dia? Please" ucap John dengan nada memohon.

"Hmm tapi-"

"Duh gausah pake tapi tapian ya, gue butuh banget bantuan lo" John menarik tangan Aida pelan sambil membawanya ke UKS.

Sesampainya di UKS Aida terkejut karena orang yang dimaksud John ialah Zian.

"Nah ini ni temen gue, lo bantu obatin ya"

"O-oke" Aida segera mengambil kapas dan obat lainya yang sudah disediakan.

"Lo kenapa bisa kayak gini?" tanya Aida kepada Zian sambil membersihkan bercak darah yang ada disudut bibirnya namun dia hanya menatap Aida sekilas tanpa membalas pertanyaannya.

Melihat Aida yang tidak mendapatkan respon dari Zian, akhirnya Johnpun mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi kepada Aida.

"Jadi tuh gini ceritanya Ai, tadi tiba tiba aja ada cowok yang nyamperin Zian terus dia bilang gara gara Zian dia jadi diputusin sama ceweknya nah jadilah si cowok itu mukulin Zian. Manaan mereka bawa rombongan lagi banyak banget udah kayak mau tawuran" jelas John.

"Loh cowok itu tau darimana kalo ceweknya mutusin dia gara gara Zian?"

"Tadi sih dia bilang katanya sebelum mereka putus dia pernah ngeliat si ceweknya itu chattan sama Zian padahal mah si Zian ga pernah ngeladenin cewek-cewek yang kaya begitu. Emang dasar ceweknya aja yang kegenitan"

"Oh. Terus kenapa lo ga bilang aja ke si cowok itu kalo ceweknya yang kegenitan?"

"Gue si udah bilang berkali-kali tapi tu cowoknya aja yang gak percayaan, Hm gue ketoilet dulu  ya soalnya tiba-tiba perut gue mules ni gegara kebanyakan cerita. Dadah Ai dadah Zi muahh" John melambaikan tangan sambil memonyongkan bibirnya, namun dia segera lari ketika mendapat pelototan tajam dari Zian.

Suasana berubah jadi canggung ketika John meninggalkanku mereka berdua. Aida jadi teringat kalau ia belum mengganti uang Zian yang ia pakai untuk membayar belanjaannya beberapa hari yang lalu.

"Mmm soal uang lo yang gue pake itu, gue minta maaf ya soalnya gue belum bisa ganti tapi secepatnya bakal gue bayar kok, beneran deh" ucap Aida sambil menunjukan jari berbentuk 'V' sebagai pertanda bahwa ia tidak berbohong. Namun lagi lagi Zian tidak menjawab dan hanya diam saja, Aida seperti orang gila yang sedang berbicara sendiri disini.

"Nah udah selesai, kalo gitu gue kekelas duluan ya" ucap Aida setelah selesai mengobati luka Zian dan menutupnya dengan plester. Aida pun mengembalikan obat yang barusan ia pakai untuk mengobati Zian ketempatnya semula dan segera bergegas untuk pergi ke kelasnya.

"Thanks"

Aida berbalik badan setelah mendengar ucapan Zian itu lalu kemudian ia membalasnya dengan senyum.

Zian langsung beranjak bangun dan berjalan menghampiri Aida.

"Ehh Lo mau kemana? lo kan masih belum sembuh" ucap Aida dengan khawatir, namun Zian tidak menghiraukannya dan kini sudah berada di hadapan Aida.

"Masalah uang itu gausah dipikirin dan gausah dibahas lagi, gue ikhlas bantuin lo waktu itu" ucap Zian yang kemudian melangkah menjauh meninggalkan Aida yang diam terperangah karena baru kali ini Aida mendengar Zian yang berbicara sepanjang itu.

"Eeh tapi-"

Baru saja Aida ingin mengejar Zian tapi tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Kak, barusan kakak ya yang ngobatin kak Zian?" tanya seorang  perempuan yang barusan menepuk punda Aida yang Aida tebak ia adalah anak PMR yang seharusnya berjaga di UKS saat ini karena ia memakai kacu khas anak PMR.

"Iya, lo yang hari ini jaga UKS ya?"

"Iya, maaf ya kak tadi  ada tugas yang harus aku selesaiin jadi aku ga bisa jaga UKS dulu. Makasih juga ya kak udah bantu gantiin aku buat ngobatin kakak yang tadi"

"Iya sama-sama"

"Oh iya kenalin nama aku Citra kelas X.IPA1 kalo  kakak siapa?" ucap perempuan itu sambil mengulurkan tangannya.

"Aida, XI.IPA2" jawab Aida yang kini membalas uluran tangan tersebut.

"Okdeh, sekali lagi thanks ya kak Aida"

"Iya, yaudah gue duluan ya" pamit Aida yang kini berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas Aida sangat beruntung karena katanya hari ini guru-guru sedang rapat sehingga tidak ada guru yang mengajar.

"Aida lo darimana aja sih kebiasaan deh berasa sekolah milik nenek moyang lo kali ya?" ucap Reni ketika Aida baru saja sampai dikelas.

"Dari UKS"

"Hah? lo kenapa emangnya? lo sakit? atau ada yang luka?" Reni berbicara sambil memutari tubuh Aida dengan khawatir.

"Gue gapapa Ren"

"Lo beneran gapapa? Trus tadi lo ngapain ke UKS cobak? Jangan jangan lo pura pura sakit yak? Hayo ngaku"

Aida berdecak sebal, barusan saja Reni terlihat sangat khawatir padanya tapi kini Reni malah menuduh Aida yang tidak-tidak.

"Ya enggaklah, emang gue lo yang suka pura pura sakit kalo pelajaran olahraga" jawab Aida dengan sebal.

"Yaelah Ai kok lo jadi bawa bawa soal itu si, lagian gue tuh males ikut olahraga karena panas banget trus juga kalo nanti kulit gue item gimana? Duh pasti bebep Jon gabakal mau lagi deket sama gue"

"Seterah lo deh Ren"

"Nah yaudah truss tadi Lo ngapain ke UKS?"

"Ngobatin Zian"

"Hah? Kok bisa?"

Aida pun akhirnya mulai menceritakan semua kejadian tadi dan ia juga menceritakan tentang dirinya yang dibantu oleh Zian untuk membayar belanjaannya beberapa hari yang lalu.

"Ck, emak lo itu emang kejam banget ya nyuruh lo belanja sebanyak itu dan dia cuma ngasih duit seratus ribu sama lo? Duh parah banget itu sih. terus lo kenapa ga bilang sama gue sih? gue kan pasti bakal bantu lo Ai"

"Gue gaenak sama lo Ren, Lo tuh udah sering banget bantuin gue"

"Ai gue itu sahabat lo, jadi sebagai sahabat yang baik kita harus saling membantu kalo salah satu diantara kita ada yang kesusahan. Jadi lain kali lo jangan sungkan ya buat minta tolong sama gue" ucap Reni sambil tersenyum hangat.

"Makasih ya Ren, lo emang sahabat gue yang terdebest lah pokoknya"

Mereka kemudian saling berpelukan, Aida merasa sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Reni karena walaupun ia orangnya cerewet tapi sebenarnya Reni adalah orang yang sangat baik dan dia juga satu satunya orang yang perduli kepada Aida.

"Eh tapi sekarang Zian gimana?" tanya Reni setelah melepaskan pelukannya.

"Hm mungkin dia udah agak baikkan"

"Syukur deh kalo gitu"

Keduanya sama-sama tersenyum lalu melanjutkan mengobrol seperti biasa. Aida mendengarkan Reni yang terus bercerita tentang hal hal yang menurut Aida tidak penting, sesekali ia juga tertawa ketika melihat Reni yang memperagakan gaya orang orang yang tidak disukainya.


INI AKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang