(12)

58 13 1
                                    

Kau membuatku bingung dan
anehnya aku senang akan hal itu.

*****


Setelah selesai makan, Zian langsung mengantar Aida pulang dan sekarang mereka sudah berada didepan rumah Aida.

"Kok sepi?" tanya Zian yang melihat rumah Aida gelap karena Aida belum menyalakan lampunya.

"Iya, soalnya ibu sama kakak gue lagi liburan ke luar kota" jelas Aida.

"Bokap lo?"

"Ayah udah meninggal"

"Maaf gue ga tau"

"Iya gapapa"

"Hm, gue balik"

Zian langsung melajukan motornya dan perlahan lahan hilang dari pandangan Aida.

Aida memasuki rumahnya yang sangat sepi karena tidak ada ibu dan kakaknya. Jujur Aida sangat rindu pada mereka, ia rindu dengan bentakan mereka apalagi dengan ibu. Aida lebih suka dimarahi ibu daripada ditinggal sendiri seperti ini karena ia akan merasa seperti ia sudah tidak memiliki siapa-siapa disini. Bukankah harusnya ia senang? Oh tidak. Mana mungkin ia senang sedangkan disini ia hanya sen.di.ri.an.

Setelah selesai membersihkan diri, Aida merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah itu. Tiba tiba ponselnya berbunyi dan memunculkan sebuah notif dari nomor yang tidak dikenal.

08xxxxxxxxxx
Thanks.

Aida mengerutkan keningnya bingung, siapa yang mengirimnya pesan singkat seperti itu? dan kenapa juga orang itu malah berterimakasih padanya? Karena penasaran Aida pun langsung membalasnya.


Maaf, siapa ya?

Zian.

Oh, Ada apa Zian?

Tq.

Hah?buat apa?

Krna ud mskin gue.

Oh iya sama-sama.
Thanks juga udah nganterin
gue pulang😊

Ya ampun ternyata selain irit ngomong, Zian juga irit huruf padahal ia hanya harus mengetik tanpa harus mengeluarkan suaranya. benar benar manusia irit dan Aida harus benar-benar memahami kalimatnya itu yang sempat membuat bingung.

Zian hanya membaca pesannya saja dan tidak membalasnya lagi, huh dasar nyebelin. Aida pun bergegas untuk pergi ke alam mimpinya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

*****

Saat ini sedang jam istirahat dan Aida memilih untuk untuk pergi ke taman sekolah karena ia tidak mempunyai uang yang cukup untuk  membeli makanan di kantin padahal ia sudah lapar tapi ia sudah biasa untuk menahannya sampai nanti pulang sekolah.

Aida duduk disebuah kursi yang sudah disediakan sambil membaca sebuah novel yang kemarin sempat Reni pinjamkan kepadanya. Oh iya ngomong ngomong soal Reni, hari ini dia tidak masuk karena sedang menghadiri acara keluarganya diluar kota.

Ketika Aida sedang asik membaca sambil mendengarkan musik, ia merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipinya dan ketika Aida menoleh, ia menemukan sosok Zian yang sedang menempelkan botol berisi air dingin ke pipinya.

"Ih Zian lo bikin gue kaget aja si, dingin tau" ucap Aida sambil cemberut.

Aida mengerjap matanya ketika melihat Zian yang sedang tertawa kecil menanggapi ucapannya tadi. Zian lo ganteng banget kalo lagi ketawa kaya gitu, walaupun ia hanya melakukannya selama beberapa detik tapi itu cukup membuat jantung Aida berdegup lebih cepat. Ya ampun ini kenapa gue jadi deg-degan ya.

Zian menyerahkan botol minuman tadi beserta sebungkus roti kepada Aida tanpa mengucapkan apapun.

"H-hah ini buat gue?" tanya Aida bingung.

"Hm"

"E.. gausah, ini buat lo aja lagian gue ga laper kok" tolak Aida, pasalnya ia tidak mau terus-menerus merepotkan Zian.

"Makan"

"Tap-"

"Gue ga suka ditolak"

"O-oke makasih"

Aida akhirnya hanya mengangguk patuh karena setiap omongan Zian tidak akan pernah bisa dibantah.

Aida mulai membuka roti itu dan melahapnya sedangkan Zian hanya diam saja sambil memainkan ponselnya disamping Aida.

Setelah Aida selesai makan, Zian segera beranjak dari tempat duduknya.

"Gue balik" ucap Zian.

Aida menyerngit, apa Zian hanya menunggunya sampai ia menghabiskan rotinya? Ck, kepedean banget sih lo. -tukas Aida dalam hati

Setelah beberapa langkah Zian berjalan, ia berbalik dan menghampiri Aida lagi lalu mengelus pelan rambut Aida dan setelah itu ia kembali berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Aida tercengang melihat kelakuan Zian barusan kepadanya dan kenapa sekarang pipinya terasa panas dan lagi lagi jantungnya berdebar lebih kencang bahkan melebihi ketika ia melihat Zian tersenyum barusan. Kenapa Zian melakukan hal itu? Apa dia sedang kesambet atau tidak sadar? Kenapa Zian jadi--, ah sudahlah Aida tidak mau berpikir lebih jauh karena saat ini ia masih benar-benar merasa terkejut.

INI AKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang