Setelah berkutat dengan kalimat - kalimat baku dari dosen, perutku berbunyi karena lapar. Aku dan Arin memutuskan untuk mampir ke kafe doeloe untuk makan siang.
" Rin, lo ada punya kenalan buat lowongan kerja gak? Gue butuh banget nih " kulihat Arin menerawang mengingat ngingat.
" Kata Abang gue ada sih di kafe ini. Soalnya kemaren si zeo berhenti kerja. "
Mataku berbinar." Yang bener? Kok abang lo bisa tau? " arin tertawa.
" Ya taulah, yang punya kafe ini kan Abang sepupu gue. Bang rengga. "
Aku terkejut. Jadi kafe ini punya Abangnya arin." wahh. Nanti kenalin gue ke dia ya. Mana tau kan lowongannya masih ada " arin mengacungkan jempolnya.
" Lo yakin mau kerja sa? Ntar lo kecapean. " . Aku mengangguk yakin.
Arin memandangku cukup lama. Aku yakin Arin sedang khawatir. Karena setelah rey, Arin lah yang tau mengenai aku dan kehidupanku.Tak lama Arin bangkit dari tempat duduknya.
" Ayok sa, bang Rengga lagi ada di dalem tuh. "
Aku berjalan mengikuti arin. Arin berteriak memanggil nama Bang Rengga dan tak lama muncul laki- laki berperawakan tinggi dan waw. Sangat tampan. Ya Tuhan Sa." Heii Arin. Apa kabar? Ada apa nih? " ternyata bang Rengga sangat ramah.
" kabar baik bang. Oiya kenalin ini Arisa Silvia. Temen Arin " aku mengulurkan tanganku.
" Asa bang "
" Rengga "" Hmm, jadi gini bang. Asa lagi butuh pekerjaan. Apa di kafe ini masih ada lowongan? Jadi apa aja boleh deh bang. " aku memohon.
" oh masih ada. Abang belum dapat pengganti yang si Zeo. Bantuin abang buat ngantarin pesanan orang orang. Gimana? " aku terkejut dan segara mengangguk.
" Iya bang, Asa mau. Kerja nya kapan ya bang? " bang rengga melirik jam di pergelangan tangannya.
" Setiap malam kecuali malam sabtu. Dan dari jam 7 sampai jam 10. Kamu bisa kerja mulai besok. Gimana? Deal? ". Aku langsung mengangguk dan membalas uluran tangan bang Rengga.
" deal ".
---
Aku sudah sampai rumah. Dan hari ini aku benar benar bahagia. Aku bisa kerja mulai besok. Tapi ada yang mengganjal fikiranku dari tadi. Mengenai rey yang mengajakku bertemu malam ini. Tumben sekali Rey mengajakku makan malam bersama. Sebenarnya bukan tumben sih. Tapi biasanya, Rey mengajakku tiba-tiba dan tidak bilang pagi atau siang sebelumnya. Entah mengapa aku sangat gugup. Aku merasa seperti ia akan menyatakan perasaanya. Atau mungkin mengajakku menikah mungkin. *plak Eh--
Dasar terlalu percaya diri.Aku menerawang, jangan jangan dia mau minta aku bayar uang operasi kak aya secepatnya. Aduh. Aku kan belum punya duit. Aku kan baru saja dapat pekerjaan. Itu juga masih besok kerjanya. Semoga saja tidak.
---
Benar saja, Rey sudah menjemputku di rumah sakit. Setelah aku cerita dengan kak Raya, Dia menyetujui nya. Dia bilang jangan goda Rey. Siapa juga yang mau menggodanya. Ewh.Suasana di mobil Rey terasa mencekam. Sangat dingin dan kaku. Aku mencoba mencairkan suasana dengan menghidupkan musik.
" Lo kenapa Sa? Kok tegang gitu muka lo? " pertanyaan Rey membuat aku bingung sendiri.
" Ehm, enggak kok. B aja tuh ". Aku mencoba santai. Rey terkekeh dan mengacak rambutku.
Ternyata kami sudah sampai di kafe. Ini bukan kafe doeloe kesukaanku. Ini kafe kesukaan Rey. Kafenya memang lebih mewah dari kafe kesukaanku. Ini jelas karena yang datang juga orang orang kalangan atas. Saat aku ingin membuka pintu, Rey sudah duluan membuka pintu ku. Apa apaan dia, sok romantis.
Saat kami berjalan menuju kafe, Rey menggenggam tanganku. Aku sedikit terkejut.
"Ada apa Sa? Biasanya juga gue genggam tangan lo".
Rey benar, kenapa aku terkejut. Biasanya Rey memegang tanganku juga. Tapi rasanya kali ini berbeda. Genggaman tangannya begitu apa ya? Susah diungkapkam dengan kata kata. Aku menggeleng keras. Mungkin karena aku terlalu gugup.Suasana malam ini begitu hangat dan nyaman. Kami memesan nasi goreng dan jus jeruk seperti biasa. Sambil menunggu pesanan datang, aku memainkan handphone ku. Tapi aku merasa aku sedang di tatap. Dan benar saja saat aku menoleh ke samping, Rey sedang memandangku. Shit. Aku benar benar salah tingkah dibuatnya.
" Kenapa lo liatin gue gitu? " aku bertanya ketus padanya. Dia tertawa.
" Kok lo ketawa sih, ada yang salah sama muka gue? " aku kesal dan memukul lengan rey.
Rey memegang kedua bahuku.
" liat mata gue sa " rey mengangkat daguku. Otomatis mata ku mengarah ke matanya. Aku seperti terkunci dalam bola matanya. Perlahan rey mendekat kewajahku. Ia menyingkirkan rambutku dan menyematkan nya dibelakang telingaku. Sekilas aku merinding karena sentuhan lembutnya di telingaku. Mataku membulat perlahan saat ia mendekat kearah ku. Sial! Ini terlalu dekat. Kurasa dia mendengar ritme jantungku yang kencang. Semakin lama rey semakin maju dan --" Lo cantik banget malam ini "
-------
Hollaaaa!!!
Double updatee ya woi!
Maafkan author yg baru update. Soalnya menulis itu butuh mood yang benar benar baekk.
Soo, lets enjoy with this story...Dont forget to bring your votting and comment. Okay? I love u readers.
•
•
•
Best RegardSilna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Teen FictionAsa. Perempuan yang akan merelakan, melepaskan, meninggalkan apapun yang dicintai kakaknya meskipun ia juga menginginkannya.