Jangan lupa Vote yaa gesss!!!Dua hari setelah Arin berceloteh dan jadi pakar Cinta, aku masih terbayang-bayang akan perkataannya. Aku bingung, bagaimana cara memulainya dengan Rey.
Ayolah Asa berpikir. Apa aku harus datang ke rumah sakit untuk mengantarkannya emmm makan siang ? Dan lunch bareng ?
Yap. Sepertinya itu ide yang baik. Aku bertekat akan memperbaiki hubungan kami.--------
" Hai?? "" Ehm.. Hai Rey? Lagi dimana? "
" Kamu udah tau jawabannya Sa.."
Asa bodoh. Kenapa bertanya begitu. Sudah tentu Rey ada di rumah sakit.
" ohh iya emm dirumah sakit kan? "
" Kamu kenapa nelfon? Ada masalah sama Aya? "
Aku tersenyum tipis. Kak Aya lagi. Kenapa bukan aku yang ditanya. Huff
" Ak ku mau ngajak kamu makan siang bareng dan aku udah masak buat kamu." aku menahan nafas menanti jawaban Rey di telfon.
" Oh ya? Okay datang ke Rumah Sakit saja. Sampai nanti Asayang."
Oh Tuhan. Bagaimana aku tidak senang? Asayang? Asa sayang bukan? Aku memegang dadaku, masih saja begini. Selalu berdetak kencang kalau saja Rey bertingkah manis. Senyumku merekah lebar dan aku harap ini awal yang baik.
___________________
Jam sudah menunjukkan pukul 12.05 tapi aku sejak 30 menit lalu masih saja berdiri bak patung didepan pintu ruangan Rey. Sesekali aku melirik ponsel ku berharap kalau Rey akan bertanya dimana aku berada. Oh Ayolah Asa. Jangan bodoh! Tinggal ketuk pintu dan masuk.
Tok tok tok
" Hai Rey!!! " ujarku sedikit semangat karena sudah latihan untuk lebih berenergi dirumah tadi.
Rey sedikit syok karena aku melenggang masuk dengan semangat.
" Kamu terlihat bersemangat". Ujar Rey dengan senyuman lebarnya.
" Karena aku senang ketemu kamu. " Aku membalas senyumannya tak kalah lebar.
" Hem.. Kamu pasti lapar kan? Aku udah masakin cumi kesukaan kamu. Kamu pasti suka. Oh iya aku juga buatin orange juice." Aku mengeluarkan tumblr berwarna gold dari tas ku.
Rey terlihat berbinar. Entah takjub karena tingkah ku atau terlalu lapar karena melihat makanan yang kusajikan di depannya.
" Kamu yang masak? " Aku mengangguk semangat.
" Aku jadi tidak sabar untuk dimasakkan tiap hari sama kamu. " Aku tersenyum malu sambil mengenyahkan pikiranku atas perkataan Rey.
" Aku bisa kok masakin kamu tiap hari dan bawain ke sini. " Rey tersenyum hangat padaku.
" Bukan di sini. Tapi setelah aku pulang kerja dan aku dibuatin makanan sama kamu di rumah "
" Rumah mu? "
" Rumah kita nanti sayang. "
Ah Rey sialan. Wajahku pasti sudah sangat merah saat ini. Ya Tuhan aku Ingin menghilang saja.
" Idih. Sampe merah gitu mukanya. " ejek Rey lalu mencubit hidungku.
" Ah. Udah deh. Ayo dimakan. " Rey mengangguk dan mulai menyantap makanan yang kubawa.
" Buka mulutmu? " Aku membuka mulutku dan menyambut suapan darinya. Dan akhirnya pun Rey makan sambil menyuapi ku. Ahh rasanya aku ingin menghentikan waktu sejenak agar aku bisa berlama lama dengan Rey.
Setelah selesai makan, Aku membereskan kotak makanku kembali.
" Sa? "
" Hmm? "
" Kenapa kamu tiba - tiba jadi romantis gini? "
" Gak boleh emang romantis sama pacar sendiri? ". Lihat bagaimana bisa aku mengeluarkan kalimat yang sama sekali bukan diriku itu.
Rey tertawa ringan. " Ya, enggak sih. Tapi aku heran aja ". Aku mengerucutkan bibirku.
" Kamu gak suka ya aku disini? " tanyaku sok imut dan pura - pura marah.
" Eh bukan gitu Sa. Aku suka. Banget malah. Aku cuma gak nyangka aja kamu bikinin aku makan siang. " ujar Rey sambil berjalan ke arahku.
" Kirain kamu gak senang. Eh kamu ngapain maju maju terus. "
Aduh gawat. Pikiran mesumku mulai berkelana. Rey semakin maju dan membuat punggungku membentur dinding. Aku melihat tatapan Rey mengarah pada bibirku. Apa Rey akan menciumku?
" Kamu yang ngapain mundur-mundur " bahkan nafas Rey yang masih sedikit bau asam pedas tadi tercium oleh ku.
" iya Tapi gak usah deket banget kali ngomongnya. Aku jadi gak bisa ngomong "
" Ya bicara aja. Emang mau bicara apa? Hmm? "
Ah sial Rey membuatku panas dingin. Aku menatap matanya dan ia semakin memajukan kepalanya. Entah setan dari mana menghasutku sehingga aku menutup kedua mataku dan membayangkan Rey yang sebentar lagi akan menciumku. Ayolah hanya french kiss . Aku sudah sering melihat adegan ini di serial film favorite ku.
Dan entah sejak kapan aku dan Rey sudah menyatukan bibir. Bahkan saat ini sudah saling melumat. Sial. Aku menikmati ciuman ini. Setelah beberapa detik, Aku meremas kemeja Rey karena hampir kehabisan nafas. Rey mundur dan menyudahi ciuman hangat itu.
Aku refleks menunduk malu. Apa aku tadi terlihat seperti yaa emm wanita penggoda?
Aku mendongak karena Rey mengangkat daguku. Aku bisa melihat matanya yang berkabut entah karena apa." Manis. " Rey tersenyum dan membuatku malu kembali.
" Ah Rey, aku harus pergi. Kak Aya pasti sudah nunggu di rumah." Aku segera mengambil tas ku dan melenggang pergi dari ruangan Rey.
" Aku pergi Rey. Dah.." Sungguh aku sangat malu dan ingin cepat-cepat keluar saja dari sini.
Aku mengembangkan senyumku sambil memegang dadaku yang masih bergemuruh kencang. Aku berhenti dan memegang bibirku. Oh God!! That's the first kiss for Us. Dan aku sangat bahagia hari ini.
❤❤❤❤❤❤
Holla ! Balik lagiiii!!!
Aduu gimanaa part ini. Author ga pande bikin adegann yg bikin baperrr.
But I hope u like guys.
°
°
°
Best regard,Snacsa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Teen FictionAsa. Perempuan yang akan merelakan, melepaskan, meninggalkan apapun yang dicintai kakaknya meskipun ia juga menginginkannya.