Part 12

16 1 0
                                    

Cadar telah membuatku tumbuh menjadi wanita yang lebih terjaga, aku merasa nyaman dan menyatu dengan kehidupan baru ini. Tapi anehnya, ketika memilih bercadar cukup banyak lelaki yang mengajakku untuk taaruf. Tapi selalu ku tolak. Uztads yang membimbing beribadah pada pengajian pun demikian berulang kali ia menyodorkan nama lelaki sholeh kepadaku, tetap teguh hatiku untuk menolak. Alasanku sederhana, menyelesaikan studi dan dapat bekerja sebagai wanita mandiri meski sebenarnya ada pertimbangan lain menolak itu semua, yaitu secuil perasaan pada lelaki kopi itu juga menjadi pelengkap alasanku untuk tidak berhubungan dengan siapapun.

Dia bukan siapa - siapa memang, namun aku kuat menaruh yakin pada pertemuan singkat itu, aku menduga  bahwa ada ikut campur yang Tuhan sedang membuat drama tentang kisahku dan dia. Semoga saja dugaan terhadap cara Tuhan mendekatkanku dan dia ini benar, semoga saja doa ini menjadi harapan, setidaknya aku ingin bertemu dia lagi meski sekali saja, untuk apanya aku tidak tahu, tapi jelasnya sekaranh aku memiliki rindu yang berat, dan aku sulit menangkalnya ketika itu hadir di saat - saat yang tidak tepat.

Di kampus aktivitasku mulai sedikit, sekarang aku memilih bolak - balik menaiki kereta api untuk pulang kerumah, meski lelah, tapi bagiku ini untuk ibu dirumah, kesehatannya yang menurun menuntunku untuk tetap bersamanya. Umur yang renta dan ibu rentan untu segala hal penyakit yang tidak di duga - duga menyerangnya.

Beberapa bulan rutin menaiki kereta api tidak sekalipun aku menemukannya. Sementara perasaanku yang berlebihan ini selalu ketakutan akan pertemuan itu, tapi tiap - tiap aku menunggunya, entah itu di antara gerbong, stasiun ke stasiun dan lorong ke lorong antar gerbong tetap nihil. Dia tidak lagi muncul, dan aku merindukan sesuatu yang seharusnya tak baik untuk dirindukan. Seseorang yang tidak dikenal dalam, tapi sesuatu yang tumbuh mengakar dan mencekram perasaan, sesuatu yang harusnya hilanh, tapi rutin dan sering ia bertandang tanpa di undang dalam sebuah kenang.

Sepasang PemaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang