Mila memberi isyarat agar Kevin mengakhiri panggilan tersebut.
"Dia bener Vin" Mila menundukan kepala. "Kita yang salah sekarang" tambahnya lagi.
"Mil, kamu kenapaa si?" Tanya Kevin. "Kok jadi kamu yang ngerasa bersalah?" Ucap Kevin mengguncang tubuh Mila.
"Bukan ngerasa bersalah. Tapi emang kita salah Kevin" Mila mulai jengkel. Sepertinya Kevin tidak ada rasa penyesalan.
"Bener kata Prilly Vin. Kita udah gak inget sama Tuhan" kata Mila. Buat apa dia terus ke gereja tapi sikapnya tak mencerminkan anak Allah? Bukan begitu?
"Jadi kamu kemakan sama kata-kata anak laknat itu?" Tanya Kevin. "Kevin!" Mila membentaknya. Apakah dia tidak sadar?
"Vin kamu tu jangan mentingin ego kamu sendiri, kalo kamu gak kepilih dan Ali lebih unggul dari kamu itu pasti ada sebabnya" ucap Mila. Nafasnya mulai memburu karna kemarahannya pada Kevin. Sungguh laki-laki didepannya ini sangat keras kepala.
"AHAHA" tawa Kevin sesaat setelah Mila mengatakan itu. "Kamu pikir aku bakal berhenti bikin mereka hancur? Nggak Jess, nggak akan HAHAHA. Walau kamu nyuruh aku stop. Biar kamu pacar aku yang nyuruh aku stop? NGGAK AKAN PERNAH!" Ucap Kevin penuh penekanan disetiap katanya.
"Kamu udah gila. Kamu berubah" Mila berlalu dan membanting pintu rumah itu. "Maafin aku Mil. Aku sadar aku terlalu mentingin ego aku. Dan itu yang aku mau" lirih Kevin.
"Kenapa kamu balik lagi?" Ucap Kevin yang melihat Mila diambang pintu. "Udah sadar kalo kamu tu harusnya ikut aku ngehancurin Ali Prilly?" Tambahnya disertai senyuman miring.
Mila yang melihat Kevin begitu percaya diri hanya bisa tersenyum miring membalas senyuman Kevin. Dia bersandar dipintu dan berkata "KITA PUTUS"
"MILA" Kevin mengacak rambutnya frustasi. "Kenapa jadi gini si?" Katanya lagi pada diri sendiri. "AKHHH" Kevin berteriak.
Membanting semua barang yang ia lihat menjadi hancur berkeping. Meninju cermin didepannya alhasil tangan Kevin berdaharah. Tapi ia tidak peduli. Sekarang Mila-nya telah pergi. Pergi meninggalkan luka mendalam baginya.
"Aku gak nyangka Vin sama kamu" wanita berparas cantik itu saat ini sedang duduk diemperan untuk menenangkan diri. Sambil menatap sendu lembaran foto ia dengan Kevin.
Wajah bahagia. Bahkan sangat bahagia tercetak diwajah mereka masing-masing. Ia jadi ingat bagaimana Kevin dan dia melakukan janjinya di depan gereja saat itu.
"Kita janji yuk babe" ucap Kevin sambil menarik Mila menuju sebuah gereja. "Tumben banget ni" ucap Mila menggoda Kevin dengan menoel dagunya.
Keduanya sangat bahagia. "Ikutin kata-kata aku ya" ucap Kevin. Kini mereka telah berada di depan altar dan berlutut menghadap Tuhan. Setelah berdoa mereka menautkan tangan mereka.
"Kami berjanji" ucap Kevin memulai perjanjiannya dengan Tuhan bersama Mila. "Kami berjanji" Mila mengikuti. "Akan selalu bersama" lanjut Kevin. "Akan selalu bersama" Mila mengikuti lagi. "Walau banyak rintangan dan tantangan" Kevin mengucapkannya dengan memejamkan mata.
"Walau banyak rintangan dan tantangan" diikuti Mila yang juga memejamkan mata. "Kami takkan goyah" kata Kevin. "Kami takkan goyah" Mila mengikuti (lagi). "Amin" diakhir perjanjian itu mereka mengucapkan Amin secara bersamaan.
Merekapun berfoto untuk mengingatkan bahwa mereka telah membuat kesepakatan dengan Tuhan. Berjanji untuk saling menjaga walau badai masalah datang pada hubungan mereka.
Mila menyeka airmatanya untuk yang kesekian kali. Mila membuka sosial medianya. Ia akan mengahapus foto yang ia edit sedemikian rupa. Ya, foto Prilly bugil.

YOU ARE READING
STRONG
JugendliteraturHighest ranking : -4 from #aliandosyarief -5 from #prillylatuconsina -2 from #jessicamila -3 from #kevinjulio "Kau yang selalu ada untukku dan selalu kuat menghadapi sifatku yang sangat poseesif ini maka jika suatu saat nanti kau pergi mungkin aku...