8. Wendy dan Pantai

43 9 1
                                    

"Jean, udah! Gue nggak mau basah-basahan!"

Wendy berlari menjauhi Jean saat laki-laki itu terus menendang air yang berasal ombak yang saling berkejar-kejaran. Jadwal mereka hari ini memang pergi ke pantai, tentu saja Wendy hanya ikut-ikutan menyusun jadwal karena jadwal ini lebih dulu dibuat, bahkan sebelum Wendy memaksakan diri untuk ikut berlibur ke Jogja.

Jean tertawa, tak semudah itu ia mengiyakan permintaan Wendy. Jean terus memercikkan air laut dengan kakinya sambil mengejar Wendy yang terus menghindar. Ini tujuan Jean sebenarnya, membuat Wendy pergi berlawanan arah dengan Arghi dan teman-temannya. Jujur saja, Jean tidak tahan melihat Wendy yang terus cemberut karena melihat interaksi Arghi dan Juwi.

"Jean!"

Wendy sudah kewalahan menghindari Jean. Napasnya pun mulai tersengal-sengal dan poninya juga mulai dibasahi keringat. Tak sanggup berlari lagi, akhirnya Wendy memilih untuk menjauhi air dan berlutut di atas pasir dengan napas yang tak beraturan.

"Capek, tau!" Wendy mendorong bahu Jean yang sudah duduk di sebelahnya dengan posisi yang sudah menghadap pantai.

Tak berbeda dari Wendy, napas Jean juga tersengal-sengal. "Seru tau, Wen."

"Aah," lenguh Wendy sambil memutar tubuhnya dan duduk di sebelah Jean.

Sebelum mencari posisi duduk yang pas, Wendy lagi-lagi mendorong bahu Jean. Kali ini lebih kuat dari sebelumnya membuat Jean yang kewalahan mengejar Wendy langsung memilih untuk berbaring di atas pasir.

"Ini defenisi meleyot yang sebenarnya," ucap Jean tanpa mau bangkit dari posisinya.

"Ih, Je, kotor tau!" Wendy menarik tangan Jean agar pemuda itu berhenti berlakon seperti seorang homeless.

"Gue meleyot," ucap Jean lemah.

"Bodo, ah!" kesal Wendy yang lagi-lagi memukul tangan Jean.

Kali ini Wendy memilih untuk tidak meladeni Jean yang makin kesini makin alay. Lebih baik Wendy duduk dengan tenang sambil menikmati keindahan pantai ini, walaupun hatinya masih sakit karena Arghi.

"Lo nggak mau foto, Wen? Kan, lumayan bisa upload instastory," ucap Jean sambil bangkit dari posisinya.

"Kan, gue nggak bawa Hp."

"Mau make hp gue, nggak?" tawar Jean.

Wendy menggertakkan giginya, ia masih belum terbiasa dengan Jean yang seperti ini. Tapi, kalau ia menolak tawaran Jean, maka Wendy tak bisa memberi asupan untuk instagramnya.

"Boleh, deh," jawab Wendy agak ragu. "Tapi lo bantu fotoin, ya?"

Jean lantas mengeluarkan handphonenya dan mulai mengarahkan kamera ke arah Wendy. Tanpa banyak bicara, Wendy langsung berpose, membiarkan Jean mengabadikan momen ini dengan handphonenya.

Merasa tak perlu terlalu banyak, Wendy berhenti berpose dan mengulurkan tangannya meminta handphone Jean. "Sini, gantian."

Dengan senang hati Jean menyerahkan handphone miliknya pada Wendy. "Satu aja."

Setelah handphonenya sudah di tangan Wendy, Jean duduk menekuk lututnya, menengadah ke langit, dan menutup matanya. Pose yang sederhana, tapi sukses membuat Wendy menyadari pesonanya.

Blush OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang