11

128 19 5
                                    

"Lihat saja kau akan bersikap manis padaku nanti." Gumam Wonho.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Akhirnya aku menemukanmu." Gumam Jooheon.

"Jooheon."

Karena dipanggil dia pun berbalik dan melihat Seonwoo berada di ambang pintu.

"Kamu sedang apa dikamarku?" Tanya Seonwoo.

"Oh... ini kamar mu. Mian aku masuk kekamar mu seenaknya. Tadi aku sedang melihat rumah mu dan disinilah aku." Jawab Jooheon panjang.

"Ya sudah gak apa-apa. Lebih baik kita ke ruang tengah lagi."

Kemudian Seonwoo menuju ruang tengah dan disusul oleh Jooheon. Mereka pun kembali duduk disofa.

"Minumlah selagi hangat." Tawar Seonwoo.

Tak lama Jooheon mengambil gelas berisi coklat panas  itu dan meminum hingga tinggal sisa setengah gelas. Walaupun dia meminum darah dia harus tetap menghargai coklat panas yang dibuat Seonwoo untuknya.

Walau resikonya dia akan kesakitan.

"Ini enak sekali Seonwoo." Dia menutupi kebohongan nya dengan senyum nya.

"Benarkah? Terima kasih."

"Oh iya,Seonwoo. Kau tinggal sendirian?"

"Tidak aku tinggal bersama adik ku. Dia sedang ada diluar."

"Lalu orang tuamu?"

"Mereka sudah tidak ada karena dibunuh. Alasannya pun aku tak tahu." Yang asalnya wajahnya ceria kini menjadi sendu.

"Mianhae."

"Gwaenchana. Setelah kejadian itu aku di rawat oleh bibi ku. Tapi saat aku beranjak SMA bibi meninggal karena sakit yang dideritanya."

"Lalu aku berinisiatif untuk kerja part time dikafe. Dan beginilah sekarang."

Kecanggungan menyelimuti mereka lagi. Hingga kecanggungan itu hilang oleh seseorang yang masuk.

"Aku pulang.... oh ada tamu." Ucap yeoja.

"Dia adikku Kim Nana."

"Annyeong." Sapa Nana sambil membungkukkan tubuh dan tak lupa dengan senyumnya.

"Ne, annyeong."

"Tidak ada yang kelupaan kan?" Tanya Seonwoo pada Nana sambil melirik kantong belanja.

"Tidak sama sekali."

"Ya sudah simpan saja didapur. Lalu segera tidur."

"Ay ay kapten." Nana pun pergi menuju dapur untuk menyimpan belanjaan.

"Seonwoo sepertinya aku harus pulang ini sudah malam."

"Baiklah aku akan mengantar mu sampai depan."

Setelah keluar dari rumah Seonwoo. Jooheon pun berbalik untuk melihat rumah itu sekali lagi. Tak lama air mata mengalir di pipinya.

"Maaf Seonwoo. Karena aku kau harus seperti ini." Ucap Jooheon.

Tbc

Vampire Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang