Baca guys pake hati, tinggalkan vote anda tuh dibawah, sedekah vote biar masuk sorga, kapan lagi gitu sedekah, dosa udah banyak yekan.
*****
Terkadang kita tidak dapat menyamakan perasaan yang kita miliki dengan perasaan orang lain. Apa yang kita anggap sakit, mungkin dianggap orang lain lebih sakit.
Terkadang permintaan maaf memang dibutuhkan tetapi kepercayaan lebih dibutuhkan daripada itu.
Putus adalah hal yang mudah, bisa kapan saja, dimana saja, dan tanpa sebab pun juga bisa. Tapi kalo setia, setia itu sulit, lo bisa melakukan hal yang sulit? Nggak ya?
Melakukan hal yang sudah terulang lagi adalah suatu hal yang ceroboh, mengulanginya berkali-kali adalah bodoh. Maka aku nggak akan membuat semua ini berakhir.
Andai saja menangis ada gunanya, aku pasti sudah menangis sekarang. Bermimpi sesuatu yang tidak mungkin, bodohnya aku.
*****
Angin pagi seperti biasanya selalu dingin, langkah kaki Icha telah menginjak tanah sekolah pagi ini, memang Icha selalu datang lebih pagi, berbeda dibanding Sam yang datang biasanya saat gerbang hampir ditutup.
Icha masuk kepintu kelasnya, dia sudah terbiasa dengan suasana kelas yang sepi seperti ini, angin pagi memang cukup sejuk untuk dinikmati.
Icha masuk kekelasnya dan menaruh ranselnya dikursi tempat ia duduk.
"Hmm.." Hisapnya pada angin yang berhembus dari luar kaca jendela, Icha memejamkankan mata, menikmati sejuknya udara pagi ini.
Hingga ada tangan yang menutup matanya tiba-tiba..
Icha tahu itu siapa. Sam pasti ingin bermain-main dengannya, tetapi tak biasanya Sam datang pagi, tetapi terkadang juga Sam datang lebih pagi biasanya kalau nggak buat pr ya ketemu Icha.
"SAM!" Teriak Icha melepaskan tangan itu dari matanya, tetapi setelah batinnya mengacu, terpikir bahwa,
Tangan itu terasa berbeda.
Dengan cepat Icha menoleh kebelakangnya, anak laki-laki tinggi yang tubuhnya hampir sama persis dengan Sam, Icha hampir menyangka bahwa itu adalah Sam, nyatanya SALAH!
Itu adalah Azka, teman sekelasnya yang baru-baru ini sok kenal padanya.
Icha terdiam, karena dia tadi mengira itu adalah Sam.
"Hey Cha!" Sapanya sembari memasang senyum.
Icha hanya merasakan sesuatu yang aneh pada Azka, "Hey," Sapa Icha sedikit.
"Ngapain lo mejamin mata gitu? Mau tidur sambil berdiri?" Canda Azka sambil tertawa.
Icha hanya menggeleng sedikit walau agak tersenyum, "Jangan sentuh-sentuh gitu, aku nggak suka." Tolak Icha dan duduk dibangkunya memilih untuk mengeluarkan bukunya dan membaca beberapa halaman yang tertulis.
Azka terkejut melihat pernyataannya, cewek seperti Icha merupakan tantangan tersendiri baginya.
Azka duduk dimeja Icha, "Cha, lo belum jawab pertanyaan gue tadi." Ungkap Azka masih takmau merasa tertolak.
Icha mendongak melihat pria itu duduk diatas mejanya tanpa sopan santun. "Bisa lebih sopan?" Tegur Icha.
Azka mengangguk pelan mengerti, dan memilih duduk dibangku sebelah Icha dengan cepat, "Sekarang udah sopan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SACHA [SELESAI] ✔
Non-FictionSyauqi Al Mahdy alias Sam nama kerennya, pria gila dengan sejuta kebangsatan yang dia miliki menjadikannya seorang remaja laknat yang siap membuat setiap wanita bertekuk lutut padanya. Aisyah Aulia alias Icha nama imutnya, wanita yang tak sengaja be...