14 - Pelangi yang kusam

174 50 13
                                    

"Hubungan yang telah dilalui dengan penuh warna, nggak bisa dicoret mudah begitu saja."

"waktu telah berganti, hati yang terluka masih dapat diperban, tetapi yang namanya luka tetap saja luka."

*****

Sepulang sekolah Sam berniat untuk kekelas Icha

"SAM!"

Tetapi setelahnya ada genggaman halangan dari tangan seorang gadis yang bernama Karmila.

Sam menoleh, "Kenapa?" Tanyanya polos.

"Jalan yuk."

Sam menghempaskan genggaman itu. "Nggak, gue nggak mau."

Sam berlari keluar pintu sekolah tetapi Mila berhasil menangkapnya lagi, kali ini dia memeluknya. Untungnya suasana kelas sudah sepi.

"Sam, mau kemana? Kok buru-buru?" Tanya Mila seraya memeluk pjnggung Sam.

"Lepasin, gue ada urusan."

"Nggak mau." Pelukan Mila semakin kuat.

"please."
"No."
"Mila."
"Why?"
"Lepas."
"Nggak mau."

Sam sudah tak tahan lagi, sepertinya dia harus bermain keras. Dia melepaskan pelukan Mila.

"Udah Mil, cukup."
"Kenapa?"
"Aku nggak mau."
"Nggak mau apa?"
"Aku nggak mau menyesal."
"Menyesel?"
"Iya."

Mila memeluk badan Sam kali ini.
"Nggak Sam, kamu nggak akan menyesal."

Sam menjauhkan pelukan itu lagi, "Gue nggak mau, gue sayang sama Icha, maaf Mila."

"Icha nggak sayang sama lo!"
"Darimana lo tahu hah?"
"Gue tahu, gue tahu semuanya!"

Sam berdecak, ia menoleh kebelakang dan ternyata sudah ada Icha disana.

Icha menggigit bibirnya tanpa Sam tahu apa yang sedang dipikirkannya sekarang.

Icha berlari meninggalkan keduanya.

"Cha!" Genggam Sam menahan Icha.

Tetapi tiba-tiba ada tangan lain yang melepaskan genggaman Sam.

"LEPASIN ICHA!" Sanggahnya.

"Lo tuh milik gue Sam!" Tegas Mila.

"Apa-apaansih lo!"
"Buat apa lo ngejer dia? Buat sakit hati?"

Icha tak memperdulikan percakapan mereka dan pergi dari tempat itu.

"Cha! Tunggu!"

"Woi Sam!" Teriak Mila kesal melihat Sam yang keras kepala.

Sam mengejar wanita itu.

"Udah! Balik Sam!" Ucap Icha menjauhkan dirinya.

"Nggak Cha! Hubungan yang telah dilalui dengan penuh warna, nggak bisa dicoret mudah begitu saja."

"Percuma Sam, waktu telah berganti, hati yang terluka masih dapat diperban, tetapi yang namanya luka tetap saja luka."

"Nggak Cha, ini baru awal, ini baru awal dari kita."

"Awal? Kamu bilang ini awal? kamu salah besar! Kita telah menjalani berbagai kepahitan selama hubungan kita ini, kita emang nggak cocok Sam."

Icha mencoba berlari lagi tetapi tertahan, "Jangan pergi Cha, gue--nggak mau lo pergi." Nada Sam berubah seperti kesedihan.

Icha melepaskan tangan Sam, "Dia lebih baik daripada aku, kamu berhak mendapatkan yang lebih sempurna daripada wanita egois sepertiku." Ucap Icha.

Sam masih menggenggam erat tangan Icha, "Nggak Cha, Sam cuma mau Icha, Sam cuma menginginkan Icha, Sam nggak mau yang lain selain Icha, Sam menyukai Icha dari awal kita bertemu Cha, dari awal Sam masih diam-diam mencintai Icha, sampai Sam berani mengungkapkan perasaan itu, dan Icha tahu? Perasaan itu selalu ada dan terus ada sampai sekarang--"

"UDAH SAM! Icha tahu Sam cuma manfaatin Icha!" Tiba-tiba Sam mendengar suatu hal yang tak dia percaya.

'Manfaatin? Manfaatin apanya?' Sam mencoba membenarkan nafasnya yang tak beraturan dan menariknya dan menghembuskannya.

"Cha."
"Apa?"

"Dari awal Sam bertemu Icha, dari awal Sam berani mengungkapkan perasaan yang telah Sam pendam ini, sampai--" Sam mencoba membenarkan detak jantungnya yang tak beraturan, "Sampai sekarang," Lanjutnya. "Sam, nggak ada sedikitpun niatan untuk memanfaatkan Icha dari segi manapun."

"Halah, omong kosong--"
"Cha."
"Apa?" Sekarang nada Icha berubah tak sedih lagi, tetapi meremehkan.

"Coba Icha jelasin, darimana letak seginya, jikalau Sam memanfaatkan Icha?" Nada Sam semakin tak beraturan.

"Halah, Sam tuh cuma manfaatin Icha, coba Sam nyadar!" Bentak Icha.

Sam menatap Icha, ia tak percaya gadis itu memarahinya, 'berubah' itulah satu kata yang tergores diotaknya setelah menyaring perkataannya barusan.

Sam mencoba masih sabar dan tak memunculkan emosi pada dirinya, "Cha, gue manfaatin dari mananya?"

Icha mencoba membalikkan badannya dan berniat menjauh tetapi Sam menahannya kembali.

"Coba Sam nyadar dan berkaca."
"Maksudnya?"
"Cewek mana? Cewek mana yang sanggup melihat pacarnya berduaan bersama orang lain?"
"..."
"Cewek mana? Cewek mana yang sanggup melihat pacarnya membawa wanita lain dimotornya?"
"Cha..."

"CEWEK MANA! CEWEK MANA YANG SANGGUP MELIHAT PACARNYA DIPELUK WANITA LAIN?"
"Ta--tapi Cha."

"DAN SATU LAGI!"
"..."
"Dari awal hubungan kita memang sudah renggang, hubungan ini tak bisa jalani dengan sehat seperti hubungan biasanya."
"..."
"Konflik selalu memuncak dengan seksama."
"..."
"Dan pelangi yang ada telah kusam."

"Cha--"
"Sam."
"..."
"Icha mau kita memutuskan hubungan ini."

"Nggak Cha--maafin Sam."
"Icha udah capek, Icha udah capek membohongi diri sendiri."
"..."
"Icha udah capek bersandiwara, pura-pura menyukai Sam."

"Rasa itu udah pudar Sam, Icha udah sakit hati."

"Icha udah menahan rasa sakit yang bergejolak itu terus-menerus!"

"Icha--icha udah capek."

SACHA [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang