17 - Akhir Cerita SMA [END]

289 44 17
                                    

"Cinta itu lucu ya. Terkadang ia datang dengan aba-aba, terkadang ia pergi tanpa berita."

"Tingkatan level pada percintaan itu adalah, suka saja, cinta, dan terakhir adalah tulus. Dan aku tidak pernah mendapatkan ketulusan itu darimu. Maka sekarang, aku harus merubah itu, merombaknya kembali."

"Pada akhirnya kita memang diciptakan hanya sebagai cerita."

"Ternyata aku hanya berjalan menelusuri hatimu, bukan menetap dihatimu."

*****

Sam menaiki motornya. Berusaha kembali lagi mengontrol jantungnya, ia akan bersiap menerima pernyataan ini.

Menghidupkan motornya dan langsung menuju ketempat tujuannya.

*****

Icha kali ini menatap nya dengan penuh perasaan tak karuan, entah apa yang harus dia ucapkan dengan benar. Sam sudah tahu apa yang dia pikirkan sekarang. Pernyataan yang sama, 'kita putus.'

"Tahu kenapa aku ngajak kamu kesini?" tanya Icha yang mulai membuka suara.

Sam hanya memilih menggeleng didepannya. 'Kamu mau putus kan,' batinnya menerka.

"Gimana?" tanya Icha dengan nada biasa.

Sam menatap gadis itu, Icha benar-benar berubah sesuai pikirannya. Seharusnya dia tidak pernah mendekati siapapun, perbedaan laki-laki dan wanita itu tak beda jauh. Jika bukan laki-laki yang menyakiti, maka wanita yang justru menyakiti.

"Gimana apanya?" tanya Sam pura-pura tidak mengerti.

"Kita..putus ya," ucap Icha tanpa basa-basi.

Sam menghela nafasnya, berusaha mengontrol dirinya.

"Kenapa harus?"
"Karena kita tidak cocok,"
"Kamu yang merasa, bukan aku."

Icha tersenyum, "Akhirnya kamu mengerti, sudah puas menyakiti aku?"

Sam menatap Icha. Egonya hampir muncul, "Maaf Cha,"

"Maaf aja nggak berguna Sam,"
"Aku nggak mau putus Cha,"
"Kita harus,"
"Biar apa? Biar kamu bisa jadian sama dia?"
"Bukan,"
"Kalo mau jadian sama dia yah bilang, jangan putus tanpa sebab."

Icha menghirup udara disekelilingnya, menyiapkan dirinya.

"Iya, sejujurnya aku memang mulai suka dengan dia,"
"TUH KAN!"

"Ta--tapi ini bukan karena dia saja,"
"Udah Cha, gue tahu. Gue tahu ada hubungan lain selain ini."

Icha diam sejenak.

Sam melanjutkan ocehannya,

"Kalo lo suka dia, gue mohon Cha, berhenti."

"Gue nggak mau lo suka sama dia,"

"Gue mohon."

Icha melanjutkan kata-katanya, kali ini dia berbicara dengan lantang didepan Sam.

"IYA, AKU CINTA SAMA DIA!"
"PUAS KAMU!?"

Jantung Sam seketika berhenti berdetak. Beku rasanya, jantungnya sedikit isak. Ini perkataan yang terlalu sakit baginya.

"Maaf, aku tak tahu cinta sama siapa, atau aku sekedar suka atau apa,"

"Tetapi, ketika didekatnya aku merasa nyaman," ujar Icha.

"Hatiku selalu tenang bersamanya,"
"Diriku selalu tentram ketika berada didekatnya,"
"Aku damai jika dia berusaha menenangkan diriku."

Tentu saja, mendengar perkataan itu sangat membuat hati Sam isak. Meskipun laki-laki Sam juga bisa sakit hati. Tetapi Sam mencoba bertahan dan sabar.

"Bagaimana jika dia menyakitimu dan meninggalkanmu?" tanya Sam seraya menahan isaknya.

"Ntahlah, mungkin aku akan meninggalkannya juga."

Sam menggigit bibir bawahnya, ia merasa seperti sampah. Tak seharusnya ia bersikap seolah menjadi tokoh utama dicerita ini.

"Baiklah, tidak ada yang melarangku untuk terus mengejarmu kan?" tanya Sam yang membuat Icha sontak terkejut. Icha pikir, Sam akan menyerah. Nyatanya Sam malah semakin ingin mengejarnya.

"Konfliknya baru dimulai kan? Dulu, aku mendapatkanmu dengan cara yang mudah. Maka, aku akan mengejarmu dengan cara yang susah sekarang."

Icha hanya tersenyum tipis, "Dasar gila,"

"Aku mencintaimu Icha"

"Masih ingat dimemori cakrawalaku tempat pertama kali kita bertemu."

"Semuanya terdengar syahdu, iramanya pun terlalu merdu."

"Tetapi tak semudah yang kubayangkan untuk mengungkapkan."

"Hingga pada waktu yang begitu cepat berlalu, aku berhasil menyatakan itu kepadamu."

"Bahwa aku mencintaimu."

"Mendapatkan tak semudah bertahan, kupikir aku akan bersusah payah mendapatkanmu. Tetapi perjuangan tak hanya sampai disitu."

"Berbagai konflik kita hadapi, Menelusuri tragedi-tragedi yang telah terjadi."

"Sampai kau berada dititik akhir. Kau sudah dipertemukan dengan tokoh utama diceritamu yang sebenarnya."

"Artinya, aku hanyalah seorang yang diciptakan hanya untuk menjagamu, bukan memilikimu."

"Satu hal yang perlu kau dengar sekali lagi, aku mencintaimu Icha."

"Aku mencintaimu dan kau tidak mencintaiku, lagi."

"Tingkatan level pada percintaan itu adalah, suka saja, cinta, dan terakhir adalah tulus. Dan aku tidak pernah mendapatkan ketulusan itu darimu. Maka sekarang, aku harus merubah itu, merombaknya kembali."

"Sam, ini udah kelas tiga semester dua. Jangan melakukan kegiatan yang menyia-nyiakan waktu kamu," jelas Icha.

"Kita nanti juga bakalan dipisahin oleh jarak. Kita tidak pernah bertemu lagi," jelas Icha lagi.

"Waktu memang akan selalu berlalu, aku masih bisa fokus terhadap tugasku. Jarak? Jarak itu bukan penghalang Cha."

"Sam itu mau kuliah kedokteran, Sam harus fokus untuk itu,"
Sam mengangguk pelan, "Sam akan fokus, tapi kita jangan putus."
"Nggak Sam, nggak bisa."
"Kamu bisa sama dia, tapi nggak akan ada yang bisa menghalangi cinta aku kekamu Cha," lugas Sam.

"Sampai kapan?"
"Sampai kapan apa?"
"Sampai kapan kamu akan seperti ini?"
"Sampai aku lelah dan sampai aku percaya bahwa aku benar-benar bukan tokoh utama dalam ceritamu,"

Inilah akhir cerita dimasa Sma Sam dan Icha, mungkin setelah semester ini, mereka tak dipertemukan kembali. Atau mungkin ada takdir yang akan segera menanti.

"Aku tidak perduli kamu mencintainya,"

"Karena perjuanganku baru saja dimulai."

-End-

Gimana ceritanya?

Ada pesan dan kesan setelah membaca cerita saya?

Semoga suka endingnya yah.

See you diceritaku selanjutnya.

31 Maret 2019

SACHA [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang