8 - Berubah

268 91 72
                                    

"Setiap ruangan memiliki pintu nya untuk di masuki siapa saja, dan pintu itu akan terbuka tergantung izin pemiliknya."

"Siapkah diriku untuk menggantikan dirimu dengan dirinya?"

Sam melempar kasar handphone nya ke bawah lantai nya mengakibatkan sebagian dari layar handphone nya sedikit retak. Terlihat foto Icha di layar handphone yang masih ada, dia memilih berbaring di atas kasur, merebahkan sekujur badan letihnya, mata nya masih mengantuk, memikirkan wanita itu semalaman tanpa ada nya gangguan sedikit pun, jika dia tidak tidur, mungkin dia bahkan bermimpi tentang 'Icha.' Semuanya selalu terjadi sepanjang malam, membuatnya tak begitu nyenyak untuk tertidur.

Pukul sembilan pagi, Sam justru tertidur di jam ini dibanding saat malam tiba, dia seperti kelelawar itulah kenapa badannya mulai mengurus.

Suara dering handphone milik Sam berbunyi dari lantainya.
"Siapa sih," Sam bangun dari kantuknya dan mencoba meraih handphonenya. Terlihat nama 'Rina' dilayar handphone. "Rina." Seketika kantuk dimata Sam menjadi ringan, lekukan sabit di bibir nya muncul ketika melihat nama itu, Rina melakukan video call, "Sial." Dengan cepat Sam mengusap kotoran di mata menggunakan tangannya semaunya.

Entahlah, sesuatu perasaan yang berbeda mulai terjadi, jari Sam berniat untuk menggerakkan accept di layar handphone nya dengan tak sengaja. Terlihat di layar Rina yang telah mengenakan pakaian biru muda yang membuat nya cantik untuk di lihat, sementara Sam tidak ingat bahwa sekarang matanya masih penuh dengan kotoran.

Rina mengernyitkan alis mata nya sedikit bingung dan agak menahan tawa. "Baru bangun lo?"

Sam tersadar seketika dan mengusap kembali kotoran di matanya. "Iya, lo sendiri?" Tanya Sam sambil menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Rina masih menahan tawanya. "Makanya jangan begadang, mikiran gue ya?" Kini Rina mulai membuka tawanya.

Sam membasuh mukanya, tak mendengar kata Rina barusan.

"Bersihin gih muka lo yang kumuh itu." Ledek Rina yang melihat Sam masih sibuk dengan wajahnya.

"Sabarlah." Setelah membasuh wajahnya, Sam keluar kamar mandi dan mendapati Trivia yang menunggu nya dari luar.

"Ngapain lo?" Tanya Trivia yang tak tahan lagi.

"Nyabun." Jawab Sam asal.

Rina hanya tertawa mendengar suara Sam dari handphone nya. Ternyata lelaki itu mempunyai keakraban juga bersama adiknya.

"Bodo, gue ga tahan lagi." Ketus Via dan masuk dengan cepat.

"Boleh ngintip nggak?"

Dengan cepat Via mengunci pintu kamar mandi nya. "Bodo amat!"

Sam hanya tertawa dan mengecek layar handphone nya kembali. "Kenapa pagi-pagi nelpon?"

"Ini video call bukan nelpon."

"Iya itu." Gumam Sam.

"Itu apa?"

"Itu yang kamu bilang tadi."

"Cie udah aku kamu aja." Ledek Rina.

SACHA [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang