9

18 8 1
                                        

Merasa tidurnya terganggu karena keributan di luar, Amethyst membuka matanya. Ruang kelasnya benar-benar sepi. Padahal sebelum ia tidur tadi, masih ada beberapa anak yang berada di dalam kelas. Yah, iya merasa mengantuk karena semalam harus menjadi asisten Alvin sampai larut malam. Dan ia memanfaatkan jam istirahat untuk tidur sebentar. Tetapi sepertinya harapannya tidak berjalan terlalu mulus karena baru sepuluh menit ia tertidur, suara berisik membangunkannya.

Karena penasaran apa penyebab suara berisik tersebut, Amethyst keluar dari kelasnya dan terkejut melihat balkon kelasnya – sebenarnya balkon seluruh kelas – penuh oleh anak perempuan yang sedang menjerit histeris karena sesuatu yang terjadi di lapangan.

Ia menghampiri Indri yang juga ikut berdiri di balkon. "Ada apa?" tanyanya.

Indri tidak menjawab dan hanya menunjuk ke arah lapangan. Amethyst melihat Alvin sedang bermain basket bersama anggoa tim basket. Amethyst tahu mengapa seluruh murid perempuan di sekolahnya histeris – sebenarnya tidak seluruh, karena Amethyst tidak ikut histeris. Karena Alvin sedang bermain basket dengan sangat bagus. Dan juga ia membuka jas seragamnya, sehingga ia hanya mengenakan kemeja yang digulung sampai siku. Amethyst mendengus melihatnya. Oke, ia akui bahwa Alvin memang tampan dan berbakat. Juga jago bermain basket. Dan tubuhnya juga bagus. Namun selain itu? Amethyst tidak mengerti mengapa hanya karena pemandangan seperti itu membuat nyaris satu sekolah histeris.

"Lo liat? Ya ampun, keren banget. Hebat banget," desah Indri.

"Iya, hebat. Hebat banget. Hebat kalau bikin gue kesel," sahut Amethyst ketus.

Indri tertawa. "Lo masih kesel sama dia?"

"Iya, lah. Pake nanya lagi. Jam tidur dan jam santai gue jadi berkurang. Nggak, bukan berkurang. Tapi jadi hilang gara-gara dia."

Indri menatap temannya prihatin. "Ya ampun, Am, jangan ngambek, dong."

"Gue nggak ngambek," bantah Amethyst.

"Iya, iya. Lo nggak ngambek. Lo cuma ngerasa kesel." "Ke kantin , yok. Gue laper, nih. Pengen makan mie ayam."

"Lo gak mau nonton sampai selesai?" tanya Amethyst sambil mengangkat sebelah alis.

"Nggak," jawab Indri. "Oh – jangan-jangan lo kecewa gue ajak ke kantin karena lo jadi nggak bisa lagi ngeliat Alvin main basket?" goda Indri yang dibalas Amethyst dengan pelototan mata.

"Apaan, sih. Udah, ayok. Jadi nggak?" Indri hanya tertawa melihat sahabatnya yang sepertinya sangat kesal.

***

Sudah seminggu Amethyst menjalankankan 'tugas'nya. Alvin bersikap cukup baik, walaupun masih sering membuat Amethyst jengkel setengah mati. Dan sejak Amethyst menyindir Alvin, laki-laki itu selalu mengucapkan terimakasih – walaupun terkadang dilakukan dengan sangat setengah hati.

Bel pertanda pulang berbunyi dengan nyaring. Seluruh siswa dalam kelas bahasa Prancis terdiam. Hening. Mereka seperti sedang berpikir. Namun sedetik kemudian mereka bersorak. Yah, wajar saja mereka mereka bersorak. Bel berbunyi saat jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.

"Kenapa hari ini kita pulang cepet?" tanya Amethyst pada Arika, salah satu anggota OSIS. Biasanya, anggota OSIS lebih mengetahui alasan dibalik hal-hal yang terjadi di sekolah.

"Guru-guru pada mau rapat," jawab Arika. Ia mengemasi tasnya dan menjawab pertanyaan Amethyst tanpa menoleh.

"Rapat apa?" tanya Amethyst lagi.

"Gue nggak tau," jawab Arika. "Gue duluan, ya. Happy weekend," lanjut Arika dengan senyum ceria.

Amethyst juga mengemasi tasnya. Dalam hati ia bersorak girang. Ia sudah membayangkan kalau akan bersantai di akhir pekan ini. Terlebih lagi hari ini adalah hari Kamis, besok hari Jum'at dan merupakan tanggal merah – jangan tanya ada libur apa di tanggal merah tersebut karena Amethyst hanya melihat 'warna' tanggal tersebut – dan lusa adalah hari Sabtu. Sekolah mereka menetapkan kalau hari sabtu adalah hari libur. Dan... ditutup oleh hari Minggu. Hari liburnya orang di seluruh dunia. Siapa yang tidak senang dengan libur sepanjang itu, dan ditambah hari ini sekolah dibubarkan lebih awal. Benar-benar merupakan poin tambahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayap Pelindung yang PatahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang