Prolog

193 29 5
                                    

"Bangsat!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangsat!!!"

"Lan, tahan emosi lo!" tegur Sean yang kini memegang tongkat biliardnya seraya kembali mengarahkan tongkat itu ke arah bola-bola yang berada di atas papan.

"Gue gak akan biarin si cowok gendut itu deketin Ana."

"Stop bilang kalo si Riga itu gendut, Arlan! Lo bikin gue salah paham. Orang badan si Riga atletis banget. Gue aja iri."

Arlan melempar asal tongkatnya ke sembarang arah. Ia melangkahkan kakinya mendekati lemari pendingin dan mengambil minuman soft drink di dalam sana.

"Lo?! Mau punya badan kaya si Riga? Bego!" cibir Arlan setelah meneguk minumannya itu dalam sekali tegukan.

Sean berdecih, ia sudah kebal jika dikatai 'bego' oleh Arlan. "Lagian si Ana itu bukan siapa-siapa lo. Dia cu—"

"Dia milik gue!" tegas Arlan.

Sean menyimpan asal tongkat biliardnya. "Iya, Ana emang milik lo." pasrahnya.

"Gue cabut. Hari ini Ana ada kelas masak." pamit Arlan.

Sean mengernyitkan dahinya. "Apa hubungannya sama Ana yang mau belajar masak?"

Arlan mendengus, "Gue harus jadi orang pertama yang nyicipin makanannya."

"Heh, lo itu sebenernya suka atau cinta sih sama tuh cewek?"

"Gak suka dan gak cinta. Gue cuma seneng aja kalo gangguin dia. Itu hobby gue," tegas Arlan.

 Itu hobby gue," tegas Arlan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apr 20, 2019

Widyantita

ARLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang