15. JEBAKAN

34 17 4
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. JEBAKAN

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya Ana. Menatap Agnesh yang saat ini berdiri di depannya.

"Gue udah suka sama Arlan dari kelas 10. Gue pengen lo bantu gue buat balikan sama dia, Na," ujar Agnesh.

Ana mengepalkan kedua tangannya. "Gue gak bisa. Perasaan manusia gak bisa diatur seenaknya."

Kedua mata Agnesh sudah berkaca-kaca. "Kenapa? Karna lo juga sebenernya suka sama dia?"

"Lo gak berhak tau apa yang gue rasain."

"Gue cuma minta lo bikin gue sama Arlan balikan. Gue gak tau kenapa dia tiba-tiba mutusin gue. *Hiks... Gue pikir Arlan nembak gue waktu itu karna dia punya perasaan yang sama kayak gue."

Ana terkekeh. "Jangan berlagak lo itu orang baik, Agnesh. Gue tau siapa lo sebenernya. Lo ngemanfaatin muka polos lo itu demi sesuatu yang lo inginkan."

"Apa maksud lo, Ana? Gue gak ngerti."

"Gue gak sebodoh itu, Agnesh! Gue tau lo yang sebenarnya!"

Agnesh yang tadi menampilan raut kesedihan seketika tertawa miring. "Oh, jadi lo udah tau siapa gue?"

"Ya. Lo dalang dibalik bunuh dirinya Rossa. Anak kelas 10 IPA-2. Lo bikin dia frustasi karna lo nyebarin video aib dia. Dan gue tau, lo yang sebenernya ngejebak dia, Agnesh!" jelas Ana, menatap tajam ke arah Agnesh yang perlahan memudarkan senyumannya.

"Gue rasa lo udah terlalu banyak tau tentang gue," tekan Agnesh.

"Kenapa lo ngelakuin itu? Lo tau? Hati lo udah sama kayak iblis."

Agnesh tertawa keras. "Gue bikin adik kelas itu bunuh diri bukan tanpa sebab. Asal lo tau, nyokap dia udah bikin rumah tangga orangtua gue ancur! Dan gue gak akan ngebiarin seseorang ngerebut apa yang udah jadi milik gue. Termasuk, gue gak akan rela ngelepasin Arlan buat lo!"

"Apa maksud lo?"

"Lo tau apa maksud gue, Ana. Lo gak sebodoh itu buat nyimpulin kalo gue gak akan biarin lo hidup tenang!"

"Pembunuh!" maki Ana.

"Ya. Gue bakal bikin lo mati secara perlahan," gumam Agnesh.

"Wah. Gue gak nyangka seorang Agnesh yang katanya primadona sekolah ini ternyata dalang dibalik kekacauan beberapa bulan lalu."

Agnesh menegang di tempatnya. Cewek itu memutarkan tubuhnya 180°. Dilihatnya, Arlan, Riga, Sean dan Arnold sedang berdiri di sana dengan pandangan remeh.

"Arlan, sejak kapan kamu di situ?" tanya Agnesh, berusaha menormalkan ketegangannnya.

Arlan tersenyum jijik. "Sejak lo minta tolong Ana buat bisa balikan sama gue, mungkin?"

Riga terkekeh, "Bukan. Gue rasa sejak cewek ular ini ngajak Ana ketemuan, kita udah tau."

Sean berdehem. "Atau mungkin sejak dia ngerencanain ini semua di club semalem. Bukannya dia nyuruh sepupunya buat melecehkan Ana?"

ARLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang