18. CEMBURU

49 15 2
                                    

18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


18. CEMBURU

Flashback on

"Lo tau gak, Lan-"

"Gak tau!" ketusnya.

Riga mendengus. Lelaki itu kesal karena Arlan memotong perkataannya lebih dulu.

"Apaan?" tanya Arlan karena merasa 'sedikit' penasaran dengan apa yang akan ditanyakan Riga.

Riga berdehem, "Gue mikir kalo kita gak akan pernah ngobrol lagi kayak gini. Lo pernah ngerasa?"

Arlan terdiam. Ia mengalihkan pandangannya ke arah penjual sate yang sedang mengipasi arang. "Hmm. Gue bukan ngerasa. Tapi udah niat gak akan mau basa-basi sama lo."

"Thanks," gumam Riga.

Arlan menoleh, ia mendapati Riga yang terlihat menerawang jauh. "Thanks?" tanyanya.

"Thanks, lo berhasil nyadarin gue kalo Arsen mati karna ulah gue sendiri," jawabnya.

Arlan berdehem canggung. "Lo nyadar gak sih daritadi kita diliatin orang? Berasa anak kembar yang make piyama cewek kalo kayak gini," ketusnya, mengalihkan pembicaraan.

Riga terkekeh pelan. "Dan lo gak nyadar kalo tadi temen si Ana yang namanya Chika lewat. Lo tau sendiri tuh anak update terus di instagram sekolah."

"WHAT?!" Arlan membulatkan kedua matanya. "Dan lo baru ngomong sekarang?"

"Santai aja. Paling hebohnya cuma beberapa hari doang," jawab Riga, enteng.

"Sialan!" gerutu Arlan.

Flashback off

"Jadi, ngapain kamu nongkrong di tukang sate pake piyama cewek segala, terus ngapain couple'an gitu sama si Riga?"

Arlan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat dengan tiba-tiba Ana mengintrogasinya di depan mading sekolah yang saat ini dipenuhi oleh photo-photo Arlan dan juga Riga.

"Kamu nge-date sama-"

"Stop, Na. Aku bisa jelasin. Itu.... Anu...., aku kalah taruhan," pasrah Arlan.

Ana menggeleng-gelengkan kepalanya. "Terus disuruh nongkrong di tukang sate?"

"Ya enggak lah. Aku sama si Riga beli sate, bukan nongkrong," elak Arlan.

Ana menatap Arlan penuh selidik. "Beli sate? Harus berdua kayak gitu ya?"

"Udahlah, Na. Aku juga gak tau bakal kayak gini. Ini salah si Chika, ngapain dia nyebarin gosip ginian," ketus Arlan.

Ana melotot tajam. "Kamu nuduh sahabat aku ngegosip, huh?"

"Astaga, Anatasha! Udah ah. Oke, aku salah. Kamu malu?"

ARLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang