9. ARSEN DAN RIGA

59 21 19
                                    

9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9. ARSEN DAN RIGA

"Udah kenyang?" tanya Ana.

Sean menggeleng, "Belum. Kayaknya sate di depan sana bisa bikin gue kenyang."

Ana mendengus kesal. Gadis itu menatap tajam cowok di depannya yang sedang menyingkirkan piring-piring bekasnya. "Gue colok mata lo pa—"

"Kayaknya satu bogeman bisa bikin lo kenyang deh."

Deg!

Ana dan Sean mematung di tempatnya saat suara familiar terdengar tajam di telinganya. Dengan perlahan, kedua orang itu mendongkak dan mendapati cowok jangkung berkulit putih sedang menatapnya datar. Arlan.

"Eh, Lan. Apa kabar? Lo laper? Gue pesenin makanan, mau?" tanya Sean dengan gestur yang sudah tidak nyaman.

Ana menggigit bibir bawahnya dalam. "Lan, besok gue mau ikutan les masak. Lo dateng, ya?"

"Cara kalian ngalihin pembicaraan malah buat gue muak! Ngapain kalian di sini berduaan?!" tanya Arlan, sorot matanya sudah tidak bersahabat.

"Kita kebetulan ketemu di sini. Tadi gue liat Ana la-"

"Gue janjian sama Sean buat ketemuan di sini." Ana balik menatap Arlan dengan tajam. Untuk apa ia takut dengan cowok itu? Toh ia tidak salah.

Sean mengumpat dalam hati. Gadis di depannya ini sungguh membuatnya panas dingin. "Kita cuma mau bahas tentang-"

"Arsen!" potong Ana.

Shit! Sean kembali mengumpat untuk yang kedua kalinya.

"Na! Lo mau gue dipanggang hidup-hidup?! Udah, gue cabut." Dan setelah itu, Sean beranjak dari kursinya.

"Jelasin sebelum lo angkat kaki," ucap Arlan, dingin.

Sean menghentikkan pergerakannya. Cowok itu menghembuskan napasnya pelan. "Gue gak sepenuhnya cerita, Lan."

"Pergi," ucap Arlan.

Sean mendengus kesal. Cowok itu berlalu sesaat setelah menatap galak Ana yang kini terlihat santai di tempatnya.

"Jangan galak-galak sama gue. Udah cukup kita berantem dari kemarin," ujar Ana, mendelik ke arah Arlan yang sedang mendudukan bokongnya di kursi bekas Sean.

Arlan mendengus, "Kenapa sih lo bebal banget?"

"Bodo amat."

"Dari kapan lo di sini sama Sean?"

"Dari kapan-kapan," jawab Ana.

"Lo mau gue kasih hadiah topeng badut?"

Ana melotot, "Jangan macem-macem!"

"Jawab pertanyaan gue!"

"Gue sama Sean di sini dari 45 menit yang lalu. Lo tau dari mana gue di sini?"

ARLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang