13."Best Friend"🙋‍♀️

1.3K 106 0
                                    

Karena pada saat itu guru sudah datang.

yang tadi-nya aku ingin bertanya kepada Vanesha atas diri-nya yang berubah, Jadi tidak jadi karena guru-pun sudah datang :(.

....

KRING.... KRING.....

Bunyi bell istirahat-pun tiba, karena aku tidak sempat sarapan, aku-pun dengan semangat menuju ke kantin, dengan berlari kecil.

Lalu setelah itu aku memesan makanan.

Dan aku tidak menghiraukan Vanesha sama sekali yang masih ber-ada di kelas, bukan-nya aku tidak perduli dengan-nya, namun aku hanya ingin perut-ku ter-isi terlebih dahulu, karena sejak pagi belum juga ku-isi sama sekali.

Mungkin saja jika cacing-cacing yang ada di perut ku bisa bicara, mungkin saja dia sudah mengomeli-ku habis-habisan karena tidak juga diberi makanan.

Dan aku-pun memesan nasi goreng dan siomay.

Jujur sejak pelajaran berlangsung aku sama sekali tidak fokus akan hal itu, aku hanya fokus dengan perut-ku yang sedari tadi berbunyi terus menerus, dan kepala-ku yang sangat pusing.

Dan pas pesanan-ku sudah datang, aku-pun sangat amat gembira sekali.

Lalu aku-pun makan dengan lahap-nya.

...

Namun setelah itu, tiba-tiba Vanesha-pun datang tak diundang, lalu langsung duduk di kursi yang ada di-depan-ku.

Lho bukan-nya dia sedang marah padaku?, yang bahkan aku tidak tahu alasan-nya?.

Kalau-pun dia marah, marah karena apa?, justru harus-nya aku yang kesal, karena melihat dia menonton pertandingan badminton berdua-an dengan iqbal.

Cuman menurutku itu bukan-lah masalah yang besar, lagi-pula itu aku yang menyuruh iqbal untuk menonton bersama-nya jadi aku harus terima resiko-nya :).

"Kamu tidak mau bertanya mengapa aku marah kepada-mu!?"ucap vanesha tiba-tiba.

Vanesha ini tipikal orang yang tidak suka berlama-lama meng-ngambek dengan seseorang, terutama diri-ku, dia pasti tidak akan kuat, ingin cepat-cepat berbaikan.

"Aku lapar"-aku.

"YA! Kamu lebih mementing-kan perut-mu dari pada diri-ku, SAHABAT-mu sendiri!?"namun aku tidak menjawab perkataan-nya, ya mau bagaimana lagi? nama-nya juga orang sedang lapar.

"Sungguh kejam!"-Vanesha.

Lagi-lagi aku tidak menjawab perkataan-nya, dan diri-ku masih fokus untuk menyantap makanan lezat yang ada di-hadapan ku.

"Aish! Jadi apa masalah-nya?"aku tidak tega melihat diri-nya seperti itu, jadi ya-sudah aku jawab saja deh.

"Jadi gini, Aku tahu kau sudah menikah"Demi apa-pun aku kaget se-kaget kaget-nya.

"OHOOK OHOOK "sampai-sampai aku hampir tersedak makanan-ku sendiri.

"DARIMANA KAU TAHU?!"-aku.

"Ada deh, DAN! Yang membuat aku kesal pada-mu, mengapa kau tidak bicara padaku?, dasar bodoh!"
"SHA! Kita sudah bertahun-tahun Bersahabat, dan mengapa kau tidak memberi-tahu diriku, bahwa kau sudah menikah?, siapa tahu aku bisa membantu dirimu"
"DAN JUGA! Mengapa kau tidak mengundang-ku?, Aishh, dasar idiot kau!, kau sudah melupakan ku ya?"-vanesha.

vanesha itu sangat suka pergi ke pesta pernikahan, karena kalau kata dia, disana itu bisa makan gratis, bisa mengambil sepuas-nya, apalagi kalau Sahabat-nya sendiri yang menikah, mungkin, nasi sebakul dia bawa kali?.

"Maaf-kan aku Van, aku dijodohi dengan orang-tua ku, karena bisnis-nya yang sedang menurun, dan akhirnya aku menikah dengan pria yang super-duper nyebelin, dan aku tidak mau teman-teman di-sekolah ku tahu atas pernikahan itu, dan itu pasti sangat memalukan bukan?, apalagi kalau mereka semua tahu kalau dibalik ini semua, karena bisnis orang tua-ku yang sedang menurun, mungkin mereka pada senang kali ya? :)"aku-pun mulai mengeluar-kan air-mata saat menceritakan-nya.

"Aih maaf, aku sungguh minta maaf, aku bukan bermaksud seperti..."

"Sudah-lah Van, aku tidak apa-apa kok, hiks"dengan sigap, Vanesha-pun langsung berlari ke-kelas nya untuk mengambil tissue yang ada di dalam tas-nya.

Setelah-itu dia datang dengan sekotak tissue ditangan-nya.

Lalu dia-pun langsung mengelap-kan tissue itu kepada wajah-ku, dan sehabis itu, dia-pun memeluk diri-ku dengan hangat.

Oiya, Vanesha ini lebih tua dari-ku setahun.

Walau-pun hanya beda setahun, aku sudah menganggap-nya sebagai kakak ku sendiri, setiap diri-ku sedih dia pasti selalu ada untuk diri-ku, berbeda dengan teman-teman yang lain-nya.

Walau-pun sifat dia kadang-kadang suka kekanak-kanakan, tapi di-sisi lain dia punya jiwa dewasa yang jarang orang-orang ketahui.

"Lalu bagai-mana hubungan kau dengan iqbal?"-vanesha.

"Entahlah, aku sedang tidak mau membicarai diri-nya"-aku.

"Kenapa?, kau ada masalah dengan-nya?"-vanesha.

"Tidak, aku tidak ada masalah dengan-nya :)"-aku.

"Oh iya, kau tidak makan?"-aku.

"Hari ini aku sedang tidak membawa uang jajan :)"-vanesha.

"Lho mengapa?"-aku.

"Tidak apa-apa :)"-vanesha.

"Pesan saja apa-pun yang kau mau, aku yang akan membayar-nya"-aku.

"Tidak, terima kasih"-vanesha.

"Hei, bukan-kah kau suka dengan makanan gratis?"-aku.

"Ya memang, namun untuk kali ini aku tidak mau"-vanesha.

"Oh ayolah, cepat pesan makanan-mu, anggap saja ini permintaan maaf-ku karena tidak mengundang-mu diacara pernikahan-ku"namun vanesha-pun sama sekali tidak menggerak-kan tubuh-nya sama sekali.

"HAISH!, mumpung aku sedang baik nih, jarang-jarang aku meneraktir-mu bukan?, jangan sampai aku berubah pikiran"lalu dengan sigap-pun dia berlari kecil untuk memesan jajan-jajanan.

Vanesha, ia-lah sahabat terbaik-ku, banyak sekali siswa-siswi disini yang mau berteman dengan-ku, namun aku-nya yang tidak mau berteman dengan-nya.

Bukan bermaksud untuk jahat, atau sombong, Karena aku tahu, mereka semua menemani-ku karena aku sedang berada di-atas, namun jika aku berada di paling bawah, apakah mereka semua perduli dengan-ku?, atau mungkin dia malah senang akan hal itu?, karena hal itu-lah sebab-nya siswa-siswi disini ingin sekali berteman dengan diri-ku (because keyha is rich).

Namun tidak dengan Vanesha, dia pernah bilang dia mau berteman dengan-ku karena aku lucu, menggemas-kan, dan juga friendly, dan malah jika aku ingin meneraktir dirinya, dan dia sering menolak tawaran tersebut.

Dia Sungguh aneh, namun aku sayang.

TO BE CONTINUED.

Written by.

• R. Keisha. T.

DiJodohin | Kevin Sanjaya SukamuljoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang