Kilometer Kelima

860 211 6
                                    

Kalau orang barat akan menyorakkan ‘Thanks God This is Friday!’ Seongwu berbeda, ia akan meneriakkan ‘Thanks God This is Holiday!’ meskipun judulnya sama hari jumat juga. Tapi ini berkah, jumat ini hari libur, artinya long weekend untuk Seongwu.

Jam masih menunjukkan pukul delapan lebih lima puluh menit tapi sudah banyak yang Seongwu lakukan dari pagi. ‘Hari ini aku mau jadi produktif’ ucapnya pagi tadi sambil mengumpulkan tekad untuk beraktivitas sepanjang hari.

“Pagi Sobat Bahtera Yudha sekalian, gak terasa waktu kita habis disini dan sekarang segmen selanjutnya akan dimulai ‘Warnai Harimu’ have a great day”

Yess! Segmen favorit Seongwu di radio rohani kesayangan telah dimulai. Seongwu ingatkan lagi, ini radio khusus Surabaya, trauma Seongwu kalau mengingat lagi masalah insiden radio kemarin.

Theme song radio itu mulai terdengar dan membuat Seongwu secara tidak sadar ikut bersenandung

‘Wake up and smile cause it's been a while
It's been like a whole day since I stopped.
So you could hold me..’

Theme song dari segmen ini dibawakan oleh Jamie Grace yang berjudul Beautiful Day. Entah kenapa suatu keharusan bagi Seongwu untuk mendengarkan lagu ini dari radio, menurutnya lagu ini bisa mensugesti para pendengarnya agar bisa melewatkan hari dengan menyenangkan, berpikiran positif agar dapat menjalani hari yang indah, itulah mengapa lagu ini selalu diputar saat pagi hari, pikir Seongwu.

‘Cause I can't let a day go, can't let a day go by.
Without thanking You for the joy that You bring to my life’

Lampu lalu lintas yang merah berubah menjadi hijau mobil Seongwu melaju melintasi kepadatan kota Surabaya. Kota Surabaya tak lagi sepi, sudah banyak warganya yang memiliki kendaraan pribadi hingga akhirnya menumpuk dan menimbulkan kemacetan namun tak menghentikan mobil silver milik Seongwu untuk melaju dengan cepat bersama mobil berplat L yang lainnya.

Tujuannya hari ini sih memang mau jalan-jalan sendirian tanpa arah dan tujuan yang jelas sembari menyegarkan pikiran dari hiruk pikuknya dunia.

Namun tanpa sadar mobilnya berhenti di sebuah pertokoan dan langkah kakinya menuntun Seongwu pada sebuah toko  yang menampakkan berbagai macam sepatu dalam etalasenya. Mulai dari sepatu kets, pantofel, sneakers, bahkan heels semua ada.

Deretan sepatu itu membuatnya melayangkan pikiran pada Daniel yang seorang shoes person. Kekasihnya itu punya banyak sekali sepatu dari yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, hingga warna yang tidak bisa dideskripsikan oleh Seongwu.

“Ada yang bisa saya bantu?” seorang pelayan terlihat menghampiri Seongwu hendak menawarkan barang yang dijualnya

“Ya aku butuh sepatu bagus berwarna hitam”

Pelayan itu mengangguk menanggapi “Semua barang disini bagus mas, sebentar saya ambil beberapa contohnya”

Sang pelayan itu berlalu dan kembali membawa beberapa sepatu dalam tangannya. Terlihat semua berwarna hitam gelap dengan model dan ciri khas tersendiri. Sepatu itu dijajarkan dalam satu barisan yang rapi, saling menunjukkan keindahannya masing-masing seolah sedang menarik perhatian Seongwu.

Senyum Seongwu terkembang melihat sepasang sepatu di ujung paling kanan, matanya tak lepas dari sepatu berwarna hitam beraksen abu dan putih di pinggirannya.

“Aku mau itu!” tunjuk Seongwu “Boleh aku pinjam spidol? Aku mau menuliskan sesuatu sebelum sepatu itu dibungkus”

Gadis pelayan itu bergerak cepat, begitu spidol itu sudah berada di tangan Seongwu, dengan cekatan ia menuliskan beberapa kata pemanis.

734.KM - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang