Hey-ho! Adakah yang nungguin?
Ong Seongwu menundukkan kepalanya dalam sebagai tanda minta maaf. Mulutnya masih betah merutuki dirinya sendiri atas permintaan mendadak serta keputusan bodohnya kemarin.
Hyunbin benar-benar datang menemuinya pagi ini, dipagi natal ini Hyunbin membawanya menuju ke gereja terdekat untuk melangsungkan ibadah.
Sejenak Seongwu diam dan menunggu Hyunbin untuk turun, namun kata 'Maaf, gue muslim' membuat Seongwu tersadar dan membodohi dirinya sendiri. Kenapa juga ia tak menanyakan terlebih dulu pada Hyunbin sebelum mengajaknya kemari.
Setelah beberapa kali mengumamkan kata maaf, Seongwu pamit untuk masuk ke dalam gereja sedangkan Hyunbin dengan setia menunggunya dalam mobil. Sebenarnya Seongwu sudah meminta Hyunbin untuk pulang, tapi Hyunbin menolak dengan dalih tidak ada pekerjaan hari ini.
Memasuki bangunan gereja dengan sukacita dan penuh kebahagiaan, Seongwu akhirnya memilih tempat duduk di ujung sebelah kanan.
Setelah menaikkan lagu-lagu pujian dan penyembahan Seongwu duduk merenung, telinganya mendengar suara khotbah yang disampaikan, orang yang memperhatikannya pasti akan berfikir bahwa Seongwu sedang khidmat padahal pikirannya sedang sibuk untuk memikirkan kejadian semalam.
Hatinya berdoa 'Aku tidak meminta pada Tuhan untuk membawa dia kembali, tapi setidaknya Tuhan, tolong buat supaya hatiku utuh lagi'
Mungkin nanti, Seongwu pasti akan memberi maaf tapi hatinya tidak akan secepat itu untuk kembali sembuh.
"Selamat natal. Semoga damai natal menyertaimu" Seongwu tersentak dari lamunannya, ia memiringkan kepalanya mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.
Seolah tau apa yang dipikirkan Seongwu, seseorang tadi melanjutkan bicaranya "Ibadah sudah selesai, setelah doa berkat jemaat sudah bersiap pergi dan berjabat tangan dengan yang lainnya, tapi kulihat kamu termenung sendiri disini jadi aku berinisiatif untuk menghampiri kamu"
"Oh iya" Seongwu menegakkan tubuhnya lalu meraih jabatan tangan yang sedari tadi ia anggurkan "Selamat Natal juga. Tuhan memberkatimu"
Wanita itu tersenyum mencoba memperlihatkan senyuman terbaiknya "Mungkin aku bukan seorang ahli atau profesional tapi sepertinya auramu sedang sedih. Jangan sedih-sedih waktu hari natal, gak baik seharusnya kita sukacita hari ini"
"Sejeong!!" Teriak seorang yang lain dari depan mimbar "Kita belum doa penutup. Jangan kabur dulu"
"Iya iya berisik. Ini aku kesana" Wanita yang dipanggil Sejeong tadi tersenyum setelah menyahuti teriakan temannya "Inget ya, apapun masalah kamu jangan pernah membuat keputusan waktu kamu emosi dan jangan pernah membuat janji waktu kamu senang. Aku pergi dulu ya, sampai ketemu di lain kesempatan" pamitnya lalu beranjak pergi
Seongwu memandangnya dari belakang dan baru mengingat wanita tadi sebagai worship leader dalam ibadah tadi. Sebegitu terlihatkah wajahnya ketika mempunyai masalah hingga seorang worship leader dengan mudah melihatnya.
Seongwu kembali mengumpulkan kewarasannya, ia menepuk pipinya pelan lalu mulai menebar senyuman dan berjalan menuju mobil Hyunbin yang masih terparkir dengan rapi di samping mobil-mobil berplat B lainnya.
"Sudah selesai? Mau kemana kita setelah ini?" Tanya Hyunbin saat Seongwu sudah menempatkan dirinya dibangku penumpang
"Mau temani aku makan siang?"
"Boleh" jawab Hyunbin disertai anggukan "Mau makan apa?"
"KFC!" Seru Seongwu sambil mengangkat kepalan tangannya semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
734.KM - OngNiel
Fanfiction[DISCONTINUED] Ibukota Indonesia dan Kota Pahlawan terpisah 734 km jauhnya. Itulah panjang jarak yang memisahkan Daniel dengan kekasihnya, Seongwu. Ketika Seongwu ada di Surabaya Daniel justru menjauh ke Jakarta. LDR? Siapa takut!