Kilometer Kesepuluh

840 214 38
                                    

Malam natal, satu hal yang Seongwu tunggu di sepanjang tahun. Dimana banyak dekorasi natal terpajang, pohon natal berhiaskan slinger bahkan nyanyian merdu mengiringi malam sunyi senyap ini.

Seongwu sedang berada di jalan setapak menuju rumah kos Daniel, baru saja tadi ia mengikuti misa malam natal di gereja dekat tempat ia menginap. Tadi Daniel pun sudah ijin untuk pergi merayakan malam natal sebentar dengan teman sekantornya dan berjanji akan menghabiskan sisa malam natal ini bersama Seongwu.

“Lampunya masih belum dinyalakan, kayaknya dia belum dateng deh” Seongwu melirik pada arloji di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam harusnya sebentar lagi kekasihnya itu akan pulang

Jarinya meraba ruang kecil diatas pintu, kakinya sedikit berjinjit untuk menemukan barang yang dicarinya

“Gotcha!” ucapnya pelan saat berhasil mengambil serep kunci yang Daniel sembunyikan disana, sengaja Daniel memberitahukan dimana kunci cadangannya berada untuk mempermudah akses Seongwu jika mau memasuki kamar kosnya.

Setelah masuk hal pertama yang dilihatnya adalah dapur yang super berantakan bahkan Seongwu hampir mengumpat melihatnya. Bungkus mie instan dimana-mana, kulit cangkang telur yang juga berantakan, bahkan batang sawi yang tidak dibuang sampai terlihat layu.

Bukan hal yang mengejutkan, mengingat Daniel adalah pecinta mie instan dan dia juga bukan tipe orang yang suka kebersihan jadi jelas hal ini pasti sering terjadi. Bisa Seongwu tebak, Daniel hanya membersihkan kosnya ini seminggu atau mungkin sebulan sekali.

‘Clek’

Terdengar suara pintu dibuka, raut gembira terpancar dari wajah Seongwu.

‘Daniel datang!’ pikirnya, langsung saja ia mengambil segelas air putih bermaksud untuk memberinya pada Daniel agar dahaga serta lelahnya selama dijalan bisa terhapus.

Belum juga sampai di ruang depan, langkah kaki Seongwu hentikan. Jemarinya bergerak menutup belah bibirnya ketika melihat apa yang terjadi di depannya

“Daniel kita sampai, berhentilah seperti ini!” ucap seorang wanita yang bahkan tidak Seongwu kenali, ia mengotong Daniel yang sepertinya sedang mabuk.

Namun bukan itu yang Seongwu kagetkan, mata kepalanya melihat Daniel merengkuh mesra wanita itu, menciumnya, bahkan menggumamkan kata rindu untuk wanita itu.

“Daniel lepaskan! Aku gerah ditempeli terus olehmu” ucap wanita itu sambil berusaha menjauhkan tubuh besar Daniel dari dirinya

Seongwu membeku otaknya kacau hingga tidak bisa berpikir dengan cepat, bukankah Daniel tadi meminta izin untuk merayakan malam natal dengan teman sekantornya? Tapi kenapa sekarang ia pulang dengan keadaan mabuk bersama seorang wanita?

Dengan langkah berani Seongwu mendekat pada dua orang itu diiringi dengan ekspresi kaget dari sang wanita.

“Daniel lepasin!” bentak wanita itu kasar lalu memperkenalkan dirinya “Lo salah paham, ini gak seperti yang lo kira. By the way nama gue Somi”

Seongwu masih berjalan dengan sorot matanya yang tak biasa, melirik lengan Daniel dari masih melingkar di pinggang milik Somi serta kecupan yang tak kunjung berhenti ia layangkan.

“Gue bisa jelaskan, nama lo Seongwu kan? Pacar Daniel?”

Tangan Seongwu menaruh segelas air putih yang dari tadi berada ditangannya, niatnya ingin memberikan pada Daniel sirna.

“Ya aku Seongwu, nggak heran kamu tau nama aku. Bukankah sudah seharusnya? Selingkuhan juga pasti tau hal yang mendasar tentang kekasih sah dari pasangannya. Karena kamu sudah tau namaku berarti cukup mudah untukmu memberikan salamku pada Daniel, bilang padanya kekasih sah-nya ini sudah mengetahui hubungan kalian” jelas Seongwu sambil mengambil tasnya bersiap untuk pergi “.. ah dan satu hal lagi, bilang padanya untuk jangan mencariku”

734.KM - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang