Bab 06

1K 122 24
                                    

.

.

.

.

.

__________

"mistake and love"

__________

Sehun tidak menyangka sama sekali kalau Luhan sejak dua jam yang lalu sudah terhubung dengan benda yang akan menghancurkanya berkeping-berkeping.

Luhan sendiri dia sama terkejutnya dengan Sehun. Jelas tahu apa benda yang menempel dipunggungnya itu.

"Lu, maafkan aku, seharusnya aku tidak memakaikanmu piyamaku, sial, si rambut perak ternyata sudah lebih dulu menaruh benda ini kesemua pakaianku yang ada di Vila" jelas Sehun.

"lupakan maafmu Sehun, sekarang singkirkan benda itu cepat! " ujar Luhan. Sehun tertunduk entah karna apa dan Luhan tahu apa maksudnya itu.

"its oke Sehun-ah, jika kau tidak bisa menghentikanya,kau bisa bukan membantuku melakukanya? " tanya Luhan.

Sehun mengangkat kepalanya tidak percaya.
"kau sejauh mana mengetahui bom ini Lu? "tanya Sehun balik.

"akan aku jawab tapi nanti, setelah kau membantuku, ini sulit aku jinakan karna benda sial ini berada dipunggungku" jawab Luhan.

"baiklah Lu, aku harus apa? "tanya Sehun. Luhan sejenak melirik bom itu dari pantulan cermin.

"C-4 rupanya" kata Luhan.

Sehun sebenarnya hanya menguji Luhan, dia jelas tahu apa jenis bom itu dan bagaimana cara menghentikanya, tapi dibalik itu semua, Sehun marah bukan main karna si rambut perak bertindak diluar ekspktasinya, tapi dia juga lega karna kepala tua bangka itu sudah tidak berbentuk lagi.

" bom ini biasanya khusus digunakan dikemiliteran dan daya ledaknya tinggi, Sehun tolong ambilkan laptop itu" ujar Luhan. Sehun mengambil laptop dan menyerahkanya kepada Luhan.

Melihat apa yang Luhan lakukan, Sehun mengaguminya jauh luar biasa.

"bom ini sudah aktif sejak dua jam yang lalu karna getaran, dan waktunya tinggal tiga menit lagi, kau harus membuka penutup bomnya dan potong kabel warna biru" jelas Luhan.

"biru? " tanya Sehun ragu.

"karna jika merah justru akan meledak" jawab Luhan.
"tapi-" Luhan beralih menatap Sehun membuat pria muda itu tidak melanjutkan ucapanya, bagaimana tidak, Luhan menggenggam kedua tangannya.

"percayalah padaku, bukan karna warna yang membuatku memutuskanya,tapi kaitan kabel itu kemana pusatnya, warna bukan akhir dari keputusan Sehun, jadi jangan jadikan itu pilihan" jelas Luhan.

"baiklah kalau begitu" jawab Sehun.

Luhan bisa membaca raut wajah ketidakpercayaan Sehun ketika dia mengatakan itu dan Luhan sekali lagi meyakinkan Sehun, menggenggam tanganya lebih erat.
"keluargaku berasal dari kemeliteran, meskipun ayah pengusaha, kakekku selalu mengajarkan kami dunia kemeliteran berserta isinya, dan aku sudah mengenal bahkan menggunakan berbagai bom yang ada di seluruh dunia ini"

"sesungguhnya," kata Sehun, "aku sudah tahu lebih banyak siapa kau Luhan dan jangan berfikir aku meragukanmu atau tidak percaya padamu"

Luhan tidak ragu akan itu, toh Sehun sudah jelas akan mencari tahu siapa, bagaimana bahkan latarbelakang anggotanya, dan Luhan menganggukkan kepalanya.

mistake and love "HunHan" endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang